pare


Peria atau pare adalah tumbuhan merambat yang berasal dari wilayah Asia Tropis, terutama daerah India bagian barat, yaitu Assam dan Burma.[2] Anggota suku labu-labuan atau Cucurbitaceae ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai sayuran maupun bahan pengobatan.[3] Nama Momordica yang melekat pada nama binomialnya berarti "gigitan" yang menunjukkan pemerian tepi daunnya yang bergerigi menyerupai bekas gigitan.[4]
Peria adalah sejenis tumbuhan merambat dengan buah yang panjang dan runcing pada ujungnya serta permukaan bergerigi.[6] Peria tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah telantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar.[7] Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma.[8] Daun tunggal, bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat panjang, dengan panjang 3,5 - 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkalnya berbentuk jantung, serta warnanya hijau tua.[5] Bunga merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, mahkotanya berwarna kuning.[5] Buahnya bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8–30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga daun buah.[5]



https://id.wikipedia.org › wiki › Peria

Buah pare merupakan salah satu jenis buah yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan penyebaran yang cukup luas. Pare memiliki rasa pahit terutama pada daun dan buahnya, hal ini disebabkan karena kandungan zat sejenis glikosida yang disebut momordicin dan charantin. Meskipun memiliki rasa yang pahit buah ini cukup banyak diminati oleh masyarakat untuk dikonsumsi ataupun digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti luka, demam, campak, hepatitis dan diabetes (Subahar, 2004).
Buah pare (Momordica charantia L) digolongkan dalam 3 jenis yaitu pare putih (pare gajih atau pare bodas), pare hijau (pare kodok), pare ular /pare belut (Santoso W, 1996; Rukmana, 1998). Dasar pemilihan pare putih dalam analisis ini adalah karena buah pare jenis inilah yang dikomsumsi masyarakat pada umumnya, sebagai sayur ataupun lalapan.

Pare hijau (Momordica charantia L) Sesuai dengan namanya pare ini berwarna hijau dan rasanya pahit. Jenis pare hijau yang dikenal masyarakat antar lain pare ayam, pare kodok, dan pare alas atau pere ngenge. Buah pare hijau ini berbentuk lonjong kecil. 2. Pare putih (Momordica charantia L)
Pare putih dikenal dengan nama pare gajih atau pare mentega. Buah pare putih berwarna putih kekuningan, berbentuk bulat dengan panjang 30-50 dan berdaging tebal. Permukaannya berbintil-bintil besar yang arahnya sepanjang buah. Rasa buah pare ini tidak telalu pahit seperti pare hijau.
Pare ular (Trichosanthus anguina L) Pare ular dikenal dengan nama pare belut dan pare alas atau pare leuweung. Permukaan kulit buahnya berwarna hijau keputihan menyerupai kulit ular. Rasa buah pare ular ini tidak sepahit pare hijau, bentuk buahnya bulat memanjang. Buah pare ini unik karena mudah sekali melengkung. Jenis Pare ini memang kurang populer. Bentuknya memanjang seperti belut panjangnya antara 30-110 cm dan berdiameter 4- 8 cm. Pare belut ini tidak termasuk Momordica sp, melainkan tergolong jenis Trichosanthus anguina L


repository.usu.ac.id › bitstream › handle

Klasifikasi Tanaman Pare

Kingdom                : Plantae
Subkingdom           : Tracheobionta
Super Divisi           : Spermatophyta
Divisi                      : Magnoliophyta
Kelas                      : Magnoliopsida
Sub Kelas              : Dilleniidae
Ordo                       : Violales
Famili                     : Cucurbitaceae
Genus                     : Momordica
Spesies                   : Momordica charantia L


https://bukuteori.com › 2017/12/13 › klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-p.

Pare dapat tumbuh baik di daerah tropis sampai pada ketinggian 500 m/dpl, suhu antara 18°C - 24°C, kelembaban udara yang cukup tinggi antara 50% - 70% dan dengan curah hujan yang relatif rendah. Tanaman ini dapat tumbuh dengan subur sepanjang tahun dan tidak tergantung kepada musim. Tanah yang paling baik bagi pare adalah tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi, dan drainase yang baik (Kristiawan, 2011)


https://sinta.unud.ac.id › uploads › wisuda





MORFOLOGI  

Tanaman pare adalah tanaman semak yang berumur setahun, tanaman pare terrmasuk tumbuhan semusim (annual) yang besifat menjalar atau merambat, dan berbau tidak enak. Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman pare terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah,dan biji.

1. AKAR (RADIX)
Akar merupakan bagian pokok tumbuhan selain batang dan daun, bagi tumbuhan yang tubuhnya telah kormus. Akar merupakan bagian tumbuhan yang ada di dalam tanah yang memiliki fungsi untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, alat untuk menyerap air dan zat-zat makanan dan juga sebagai tempat penimpunan makanan.
Pare memiliki sistem akar tunggang yang biasanya juga di sebut sebagai akar primer yang berasal dari radikula, dan akar sekunder sebagai cabangnya. Akar pare merupakan akar tunggang yang bercabang (ramosus) yaitu akar tunggang yang berbentuk kerucut dan bercabang cabang, cabangnya bercabang lagi hingga amat luas darah perakarannya karena pare berasal dari biji. Akar pare warnanya putih kekuningan. Akarnya bentuknya meruncing hingga lebih mudah untuk menembus tanah. Bagian-bagian akar pare yaitu pangkal akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, tudung akar. Akar cabang memiliki panjang + 16 cm dan diameternya 0.5 cm yang jumlahnya ada dua dan tersusun berseling. Besar sudut akar cabang dengan induknya > 90o Pare memiliki sistem perakaran yaitu akar tunggang yang bercabang – cabang. Akar tunggang ada pare juga disebut sebagai akar primer yang tumbuh dari radikula. Sedangkan cabang – cabang di sekitar akar utama disebut sebagai akar sekunder.

Akar primer berbentuk kerucut dan akar sekundernya bercabang lagi hingga menjadi sangat panjang. Akar ini berwarna putih kekuningan sedangkan bentuknya meruncing pada ujungnya.
Bentuk ujung akar ini menyesuaikan fungsinya untuk menembus lapisan tanah. Sementara itu, akar cabang memiliki panjang sekitar 16 cm dengan diameter 0,5 cm
karena percabangannya terkulai dari akar induknya. Akar cabangnya bercabang lagi seperti akar tunggang dan ukurannya lebih kecil + 10 cm dan diameternya 0.1 cm.

2. BATANG (CAULIS)
Batang merupakan bagian sumbu tumbuhan yang bersifat aktinomorf dan terdiri dari ruas-ruas yang di batasi oleh buku-buku dan tumbuhnya terus ke atas menuju cahaya matahari. Batang memiliki pertumbuhan yang tidak terbatas dan mengadakan percabangan.
Pare memiliki batang pokok yang arah tumbuhnya memanjat, yang batangnya termasuk pada batang basa, yaitu batang yang lunak dan berair dan tidak berkayu. Batang pare memiliki sistem percabangannya simpodial karena cabang dan batang pokonya sulit untuk di bedakan dan cabangnya tumbuh cepat di bandingkan dengan batang pokoknya. Bentuk batangnya segi lima dan permukaan batangnya berusuk yaitu terdapat garis-garis bergerigi membujur pada batang, dan permukaan batangnya juga berambut. Batangnya berambut kasar saat masih muda, namun permukaannya gundul saat sudah tua. Batangnya memanjat karena batangnya menggunakan sulur daun atau daun pembelit untuk memanjat pada benda atau tumbuhan lain, dan pada buku-bukunya tidak terdapat akar.
Cabang batang memanjat dengan sulur yang berbentuk seperti pilin. Sulur terletak di setiap buku-buku batang (nodus) tepatnya pada ketiak daun. Sulur berfungsi sebagai pengait agar tumbuhan tersebut dapat memanjat. Arah tumbuh cabangnya tidak berdasarkan sudut karena pare merupakan tumbuhan memanjat. Warna batangnya hijau muda saat masih muda, kemudian menjadi hijau tua. Dan pare ini termasuk tumbuhan annual (annuus) karena umumnya hidup kurang dari satu tahun sudah mati.
Tanaman pare memiliki batang berusuk lima, panjang kurang lebih 2-5 m, dan pada batang tanaman yang masih muda berambut rapat.

Pare mempunyai batang pokok yang tumbuhnya merambat. Batang pare ini disebut dengan batang basah yang artinya batang tidak berkayu dan cenderung lunak berair.
Sistem percabangan batangnya bertipe simpodial. Ini karena antara batang pokok dan percabangan sukar dibedakan, selain itu cabang juga pertumbuhannya lebih cepat jika dibandingkan dengan batang pokok.
Bentuk batang pare yakni segi lima dengan permukaan batang yang tampak beralur. Selain itu, permukaan batang juga ditumbuhi rambut saat masih muda dan apabila batang sudah tua permukaannya tidak ditumbuhi rambut. Batang pare juga dilengkapi dengan sulur daun yang disebut dengan daun pembelit saat pare memananjat pada benda.


3. DAUN  (FOLIUM)
Daun merupakan suatu bagian yang penting dalam tumbuhan yang terdapat pada buku (nodus) batang. Daun berfungsi sebagai alat pengambilan zat makanan dan pengolahannya, dan untuk penguapan air juga pernafasan.
Daun pare merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai dan helaian daun saja, tidak memiliki pelepah. Tangkai daun pare berfungsi untuk mendukung helaian daunnya dan menempatkan helaian pada posisi sedemikian rupa hingga mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Tangkai daunnya berwarna hijau muda dan memiliki panjang sekitar 6 cm. Di lihat dari penampang melintangnya tangkai daunnya bulat dan berambut.
Helaian daun pare memiliki sifat tertentu dalam bentuk bangunanya, ujungnya, pangkalnya susunan tulangnya, daging daunnya dan permukaannya dan warnanya. Bentuk helaian daun pare berdasarkan bagian terlebarnya yaitu berbentuk bulat (orbicularis) karena bagian yang terlebar terdapat di tengah yang panjang dan lebarnya berbanding sama biasanya panjangnya dan lebarnya berkisar 3-8 cm. Ujung daun (Apex folii) bentuknya membulat (rotundatus) karena ujungnya tampak tumpul. Sedangkan pangkal daunnya (basis folii) bentuknya juga membulat. Berdasarkan tulang daunnya, daun pare termasuk pada daun yang bertulang menjari (palminervis), karena pada ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Dan tepi daunnya bertoreh(divisus) bergerigi(serratus) dan berbagi (partitus) menjadi 5-7 karena torehnya melebihi setengah panjang tulang-tulang daun kanan kirinya. Daging daunnya  tipis lunak (herbaceus). Warna daun bagian bawahnya hijau muda dan bagian atasnya hijau tua. Permukaan daunnya berbulu halus (pilosus) biasanya terdapat bintik-bintik tembus cahaya. Daun pare termasuk daun tunggal (folium simplex) yang menjari karena pada satu tangkai daun hanya terdapat satu helaian saja. Jadi, tata letak daun pare pada setiap buku hanya satu daun saja, biasanya di sebut tersebar (folia sparsa).

4. ALAT TAMBAHAN
Tumbuhan pare memiliki alat tambahan berupa sulur di setiap ketiak daunnya. Sulur berfungsi sebagai pengait agar tumbuhan tersebut dapat memanjat. Sulurnya berwarna hijau, berbentuk pilin, dan memiliki panjang + 11 cm, dengan diameter 0,01 cm. Biasanya sulur membelit ke tumbuhan lain atau pada benda-benda yang terdapat di dekat tumbuhan tersebut. Sehingga tumbuhan pare dapat memanjat.

5. BUNGA (FLOS)
Bunga merupakan penjelmaan suatu tunas batang atau daun yang bentuk, warna, dan susunannya di sesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan dan akhirnya dapat di hasilkan alat perkembangbiakan. Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif bagi tumbuhan.
Bunga pare merupakan bunga berkelamin tunggal namun dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina yang keduanya terletak di ketiak daun. Jadi, tumbuhan pare termasuk tumbuhan berumah dua (dioecus). Bunga pare bersimetri banyak karena berbentuk bintang, jadi bisa di buat banyak bidang simetri untuk membagi bunga menjadi dua bagian yang setangkup. Pada pangkal tangkai bunga pare juga terdapat daun yang helaiannya berbentuk jantung (cordatus) dan melekat pada ketiak tangkai daun di buku (nodus) batang.
Bunga pare memiliki bagian-bagian bunga yaitu dasar bunga, hiasan bunga (kelopak dan mahkota), dan alat-alat kelamin (benang sari dan putik). Sedangkan bunga pare merupakan bunga yang tidak lengkap karena hanya mempunyai satu alat kelamin. Bunga jantan memiliki bagian yaitu kelopak, mahkota, dan benang sari. Kelopak merupakan bagian paling luar dari bunga yang masih berwarna hijau. Kelopak pada bunga jantan terdiri dari 5 daun kelopak dan warnanya kuning muda. Mahkota merupakan bagian bunga yang terdapat di dalam kelopak dan biasanya warnanya menarik. Pada bunga pare jantan terdapat 5 daun mahkota yang warnanya kuning menyala. Dan memiliki 3 benang sari yang ruang sarinya berbentuk S dan serbuk sarinya berwarna kuning. Biasanya panjang tangkai pada bunga jantan berkisar 3-5.5 cm. Rumus bunganya ♂ * K 5, C 5, A 3.
Sedangkan bunga betina pada tumbuhan pare terdiri dari dasar bunga, kelopak, mahkota, dan putik. Dasar bunga pada bunga pare berbentuk mangkuk bersifat epigin, jadi letak kelopak dan mahkotanya lebih tinggi dari pada putik, dan bakal buahnya tenggelam. Bunga betina memiliki kelopak bunga yang terdiri dari 5 daun kelopak yang berwarna hijau. Dan memiliki 5 daun mahkota yang berwarna kuning muda. Bunganya memilki tangkai yang tangkainya berkisar 3-10 cm. bunga betina memiliki 3 putik yang warnanya hijau dan terdiri dari 5 kepala putik. Sedangkan bakal buahnya tenggelam dan berwarna hijau. Dan rumus bunganya  ♀ * K 5, C 5, G (3). Biasanya bunga betina akan tumbuh setelah 14 bunga jantan tumbuh. Jadi perbandingannya antara bunga jantan dan bunga betina 14:1.
Tanaman pare berdaun tunggal, bertangkai panjang mulai dari 1,5-5,3 cm, kedudukannya berseling, bentuk bulat panjang, helai daun berbagi 5-7, pangkal daun berbentuk jantung dengan panjang kurang lebih 3,5-8,5 cm, lebar 2,5-6 cm, berwarna hijau tua.

Daun pare tergolong sebagai daun tidak lengkap, ini karena daun hanya memiliki lembaran daun tetapi tidak memiliki pelepah. Daun pare juga termasuk daun tunggal.
Selain itu, pare juga memiliki daun pemanjat yang disebut dengan sulur. Daun pare berbentuk bulat dan bertoreh. Daunnya memiliki tulang daun bertipe menjari dan terbagi menjadi 5 – 7 bagian.
Tekstur daunnya tipis dan lunak. Daun ini berwarna hijau tua di bagian atas, sedangkan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Pada permukaan daun memiliki bulu halus.
Selanjutnya adalah bunga pare yang merupakan bunga tunggal, tetapi dalam satu tumbuhan terdapat bunga jantan dan bunga betina.
Bunga tumbuh masing – masing pada ketiak daun. Bunga tersebut berbentuk bintang yang setiap helai mahkotanya berbentuk jantung.

6. BUAH (FRUCTUS)
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah. Buah berfungsi melindungi dan membungkus biji.
Buah pare merupakan buah sejati karena terbentuk dari bakal buah. Buah pare termasuk buah sejati tunggal yang brdaging tipe buni, karena buah buni memiliki dua lapisan.lapisan luar tipis menjangat dan lapisan dalamnya lunak, dan berdaging. Daging buahnya tebal dandapat di makan, rasanya pahit. Bila masak terbagi menjadi 3 daun buah, jadi terdapat 3 ruang dalam satu buah. Di dalam buah terdapat sejumlah biji. Bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak. Buah pare berbentuk bulat telur agak panjang. Biasanya buahnya berukuran 2-7 cm. diameternya 1-5 cm. berat buahnya 5 gr. Warnaya hijau tua saat masih muda. Saat masak menjadi kuning sampai jingga. Permukaan buahnya bergerigi dan berbintil-bintil tidak beraturan.
Buah pare berwarna hijau (muda) sampai jingga (tua), bentuk bulat memanjang dengan 8-10 rusuk, permukaan buah berbintil-bintil tidak beraturan, panjang 8-30 cm, bila dikonsumsi rasanya pahit.

Buah pare termasuk buah buni dan disebut sebagai buah sejati karena tumbuh dari bakal buah. Buah pare disebut sebagai buah buni karena terdiri dari dua lapisan buah yakni lapisan luar (kulit) dan lapisan dalam yang teksturnya lunak dan berdaging.
Seperti yang kita ketahui, buah ini memang banyak dikonsumsi namun rasanya pahit. Bila buah sudah masak, di bagian dalam buah terdapat 3 ruang dan di ruang tersebut terdapat biji buah pare.  Buah pare berbentuk silinder dengan ukuran 2 hingga 7 cm dan berdiameter 1 hingga 5 cm.
Saat masih mudah, buah ini berwarna hijau tua, namun ketika sudah masak buah akan berwarna kuning hingga jingga. Salah satu ciri khas pare adalah permukaan buahnya yang beralur dan berbintil tidak beraturan.

7. BIJI (SEMEN)
Biji merupakan  alat generatif  tumbuhan yang terbentuk dari bakal biji. Biji tumbuhan pare termasuk tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) jadi memiliki 2 lapisan, lapisan kulit dalam dan lapisan kulit luar. Kulit luarnya tipis namun agak kasar dan berwarna cokelat. Setelah tua kulit luar di selaputi pembungkus merah. Warna bijinya cokelat dan bijinya keras dan tebal. Bentuk biji pare kotak agak lonjong. Dalam satu buah biji pare terdapat + 5 biji dalam setiap ruang, karena bijipare memiliki 3 ruang buah maka ada bijinya + 15 biji dalam satu buah.
Inti biji merupakan bagian yang ada di dalam kulit biji. Pada inti biji buah pare terdapat lembaga (embryo) yang berbentuk bengkok. Dan di dalam bijinya terdapat endospermium sebagai cadangan makanan sebelum bijitumbuh menjadi individu baru yang dapat mencari makanannya sendiri.
Dalam satu buah pare memiliki banyak biji, berwarna coklat kekuningan, bentuk pipih memanjang, dan keras.

Biji pare berwarna cokelat dan teksturnya keras. Biji berbentuk lonjong bersegi dan dalam satu pare yang matang terdapat sekitar 15 biji.
Biji pare tertutup oleh 2 lapisan yakni lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar memiliki tekstur yang tipis, berwarna cokelat dan teksturnya agak keras.
Sementara di bagian dalam kulit biji terdapat lembaga dan endosperma yang berfungsi sebagai cadangan makanan pada biji. Lembaga atau embrio pada pare berbentuk bengkok.
Nah, sekarang sudah tahu, kan klasifikasi dan morfologi tanaman pare? Pare merupakan buah yang penuh kejutan, disamping rasanya yang pahit namun kegunaannya luar biasa karena bisa diolah jadi berbagai hidangan dan sebagai obat berbagai macam penyakit.



aniexcha07.blogspot.com › 2015/06 › esai

Berikut ini adalah beberapa kegunaan tumbuhan pare:

a. Pada saluran pencernaan Buah pare dikatakan juga sebagai perangsang saluran pencernaan dan membantu menyembuhkan dispepsia dan konstipasi. 

b. Efek antihelmintik Di Togo, buah pare digunakan sebagai obat tradisional untuk penyakitpenyakit saluran pencernaan, dan ekstraknya juga mempunyai aktivitas melawan cacing nematoda Caenorhabditis elegans secara in vitro. 

c. Efek antimalaria Buah pare banyak digunakan secara tradisional di Asia sebagai pencegah dan obat untuk penyakit malaria. Di Guyana, buah pare direbus dan dimasak dengan bumbu dan bawang. Makanan yang populer ini dikenal sebagai corilla dan merupakan pencegah malaria. Pengujian di laboratorium juga telah memastikan bahwa spesies-spesies buah pare memiliki aktivitas antimalaria, walaupun belum pernah dipublikasikan adanya pengujian pada manusia. 

d. Efek antivirus Uji laboratorium menunjukkan bahwa senyawa-senyawa di dalam buah pare mungkin efektif untuk menangani infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Senyawa-senyawa yang diisolasi di dalam buah pare memiliki efek Universitas Sumatera Utara pada HIV, konsumsi buah pare akan memperlambat perkembangan virus HIV pada orang yang terinfeksi. 

e. Efek Antidiabetes. Buah pare mencegah atau melawan diabetes mellitus tipe 2. Pada tahun 1962, Lolitkar dan Rao mengekstraksi suatu zat dari tumbuhan, yang mereka beri nama karantin, dimana zat ini memiliki efek hipoglikemik pada kelinci normal dan kelinci yang terkena diabetes. Pendapat lain menyatakan bahwa zat tersebut hanya aktif pada kelinci yang terkena diabetes, diisolasi oleh Visarata dan Ungsurungsie pada tahun 1981. Buah pare meingkatkan sensitifitas insulin. Pada tahun 2007, suatu studi oleh Departemen Kesehatan Filipina menyatakan bahwa konsumsi dosis harian buah pare sebesar 100 mg/kg berat badan setara dengan 2.5 mg/kg dari obat antidiabetes glibenklamid yang diminum dua kali sehari. Tablet dari ekstrak buah pare dijual di Filipina sebagai suplemen makanan dengan nama dagang Charantia dan diekspor ke banyak negara. Buah pare juga mengandung lektin yang memiliki aktivitas seperti insulin. Lektin ini menurunkan konsentrasi glukosa darah dengan bekerja pada jaringan periferal, dan sama seperti efek insulin pada otak, menekan nafsu makan. 

f. Efek Antikanker Senyawa 15,16-dihydroxy-α-eleostearic acid yang diekstraksi dari buah pare, telah diteliti dapat menginduksi apoptosis dari sel leukimia secara in vitro. 

g. Kegunaan-kegunaan lain Buah pare juga digunakan secara tradisional untuk menyembuhkan disentri,kolik, demam, luka bakar, nyeri pada menstruasi dan beberapa Universitas Sumatera Utara masalah pada kulit. Juga digunakan untuk mengontrol kelahiran (Wikipedia,2011). 

h. Sebagai Antioksidan Ekstrak buah pare yang direbus menunjukkan aktivitas antioksidan. Ekstrak dari buah pare menunjukkan perbedaan penting dalam aktivitas menangkap radikal bebas antara ekstrak yang diperoleh dengan maserasi dingin dengan ekstrak yang diperoleh dengan cara panas, karena adanya perubahan pada komposisi kimia tumbuhan selama proses pemanasan, yang kemudian meningkatkan jumlah komponen antioksidan (Anonim,2006).


repository.usu.ac.id › bitstream › handle


Khasiat Buah

Disentri
Sediakan 2 buah pare segar, cuci lalu potong-potong. Tambahkan seperempat gelas air bersih, lalu diblender. Seduh dan peras. Silakan diminum 2 kali sehari.

Kencing Manis
Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan. Tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama 2 minggu.

Penambah ASI
Ambil 1 buah pare, cuci bersih, lalu rebus beberapa menit. Dipakai sebagai lalap.
Bisul
Buah pare dipakai sebagai obat luar. Ambil 1 buah segar lantas dilumatkan. Borehkan pada bagian yang terkenal bisul.

Bronkhitis

Sediakan 2-3 buah pare, lalu diambil sarinya. Berikan 1 sendok makan madu. Minum sekali sehari. Lakukan selama 3 bulan. Resep ini juga baik untuk menyembuhkan anemia, radang perut, sakit pada hati, nyeri haid, reumatik, dan melangsingkan tubuh.

Khasiat Daun

Bisul dan cacing kremi
Sediakan 1 genggam daun segar, diberi seperempat cangkir air bersih, lalu blender. Saring dengan kain kasa. Jika perlu, tambahkan sedikit garam, gula aren secukupnya, dan jeruk nipis. Minum sekali sehari seperempat cangkir. Lakukan selama 1 minggu.

Demam nifas
Ambil 3 daun pare segar, cuci bersih, dan lumatkan. Tambahkan segelas air dan sedikit garam, lalu seduh. Peras dan saring, lalu minum 2 kali sehari sebanyak setengah gelas.

Penambah ASI
Sediakan 2 daun pare lalu panaskan beberapa saat. Kompreskan pada payudara.
Sakit pada hati
Sediakan 6 gram daun pare segar, 5 gram rimpang temulawak, dan 110 ml air. Didihkan semua bahan selama 15 menit, lalu saring dengan kain kasa, dan peras. Minumlah sekali sehari. Ulangi selama 2 minggu.

Rambut Subur
Ambil beberapa helai daun pare segar, cuci bersih lalu remas-remas. Cukup dioleskan ke kulit kepala anak.

Batuk
Pilihlah 7 daun pare segar, lantas seduh dengan 2 sendok makan air bersih. Setelah itu, peras dan saring. Minum 2 kali sehari.

Bekas luka
Cuci bersih segenggam daun pare segar, lalu lumatkan. Tambahkan air panas sedikit, lalu peras. Campur air perasan dengan 2 sendok makan tepung beras, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada bagian bekas luka setiap hari.

Wasir
Ambil 5 daun pare segar, tambahkan seperempat gelas air, didihkan dan peras. Ambil 3 sendok air perasan ini, lalu dicampur dengan segelas yoghurt cair. Minum setiap pagi.

Kemandulan
Sediakan 27 gram sari daun pare segar, 7 butir lada hitam, 3 siung bawang putih, dan 27 gram gula jawa. Semua bahan dilumatkan, lalu tambahkan segelas air bersih. Didihkan dan peras. Minum air perasan setiap hari selama 3-4 bulan.

Penyakit kulit
Buatlah 1 cangkir sari daun pare. Caranya, ambil 3 helai daun pare ditambah satu setengah cangkir air. Didihkan dan peras. Campur air perasan berupa sari ini dengan sesendok air jeruk. Minum sekali sehari.

Rabun malam
Sari daun pare dioleskan di sekitar mata.

Khasiat Akar

Disentri Amoeba
Ambil segenggam akar pare, tambahkan segelas air bersih. Didihkan dan peras. Minum sekali sehari.

Ambeien
Ambil akar pare, cuci bersih, lantas lumatkan. Oleskan ramuan ini pada ambeien.


http://catatan-nakkampus.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false.html


Syarat Tumbuh Tanaman Pare

Tanaman pare dapat tumbuh dengan baik jika berada diketinggian lahan  dataran  rendah hingga dataran tinggi, yaitu sekitar 0 – 1400 mdpl.  Selain itu, pH tanah  yang diperlukan tanaman pare untuk tumbuh adalah sekitar 4–7 pH.
Media tanam  lahan  adalah  tanah  yang  gembur serta mengandung banyak humus yang  berfungsi untuk memberikan  nutrisi bagi tanaman.
Utuk area tanam tidak terlalu membutuhkan sinar matahari sehingga dapat diletakkan pada area yang jauh dari jangkauan sinar matahari.

Syarat tumbuh (Santoso, 1996) Tanaman pare mempunyai syarat tumbuh sebagai berikut:
Pare mempunyai daya adaptasi tumbuh yang cukup tinggi
Dapat menyesuaikan diri terhadap iklim yang berlainan baik suhu dan curah hujan yang tinggi
Dapat hijau sepanjang tahun dan tidak tergantung musim
Membutuhkan drainase tanah yang cukup baik
Memerlukan tanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik
Memerlukan PH antara 5 – 6 7. Ketinggian antara 1 meter hingga 1500 meter diatas permukaan laut.
Syarat Tanam Tanaman Pare Pare sangat baik ditanam di daerah dataran rendah, seperti tegalan maupun pekarangan. Pare yang ditanam di daerah dataran tinggi biasanya buahnya akan kecil-kecil dan pertumbuhan buahnya kurang normal. Syarat penting untuk tumbuhnya tanaman pare yang baik adalah tanah yang gembur, banyak mengandung humus, dan pH tanah antara 5-6. Tanaman pare tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh baik ditempat yang ternaungi dan dianjurkan untuk ditanam di pekarangan rumah. Adapun waktu tanam yang baik ialah pada awal musim hujan atau awal musim kemarau (Sunarjono 2010).
Daya adaptasi tanaman pare cukup tinggi dan bisa menyesuaikan diri terhadap kondisi iklim yang berlainan sekali (suhu dan curah hujan yang tinggi). Oleh karena itu pare dapat ditanam di daerah dataran tinggi, disamping tanaman ini juga dapat tumbuh sepanjang tahun dimusim hujan maupun kemarau. Pare akan memberikan hasil yang tinggi jika ditanam di tempat yang terbuka dan kering, drainase dan aerasinya baik dengan ketinggian tempat 1-1.500 mdpl 6 dengan kisaran pH 5-6. Hasil akan lebih baik pada tanah yang gembur dan memiliki humus atau bahan organik yang tinggi (Setiawan dan Trisnawati 1993).


https://eprints.uns.ac.id/42770/1/H3314024_abstrak.pdf


Budidaya Pare

Tahap persiapan lahan tanam
Gemburkan lahan dengan cara dibajak atau dicangkul, tahapan ini dilakukan 7-10 hari sebelum pindah tanam.
Taburkan kapur pertanian atau dolomit untuk menetralkan pH tanah, kebutuhan kapur pertanian disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah, misalnya jika pH awal 5,6 maka kebutuhan kapur pertaniannya sebanyak 2,65 ton per hektar.
Buat bedengan dengan ukuran tinggi 20 cm pada musim kemarau dan 30 cm pada musim hujan, dengan lebar 1,5 m dan panjang menyesuaikan kondisi lahan.
Bersamaan dengan itu lahan diberi pupuk kandang sebanyak 10-15 ton per hektar, sebaiknya hindari pupuk kandang dari unggas terutama pada musim hujan.
Berikan pula NPK sebanyak 480 kg, UREA 61 kg dan KCL 80 kg per hektarnya, aduk rata semua pupuk tersebut lalu ratakan kembali bedengan.
Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik hitam perak, pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari saat matahari terik agar mulsa dapat ditarik dan dikembangkan maksimal. Buat lubang tanam dengan cara melubangi mulsa  paling lambat 1 hari sebelum tanam.
Jarak tanam ideal bagi tanaman pare adalah 45-60 cm dalam barisan dan 120-150 cm antar barisan, dalam satu bedengan diisi dengan 2 baris tanaman.

Tahap persemaian
Penanaman pare dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu ditanam langsung atau melalui proses semai.
Penanaman langsung biasanya dilakukan pada saat musim hujan, sedangkan cara persemaian dilakukan bila kemarau, namu dianjurkan penanaman melalui proses semai untuk menghemat penggunaan benih dan menekan jumlah bibit yang mati di lahan.
Proses semai pada tanaman pare dimulai dengan membuat media semai, media tanam yang digunakan untuk media semai adalah campuran tanah, arang sekam, pupuk kandang dan sabut kelapa dengan perbandingan 1:1:1:1, sebelum disemai ratakan terlebih dahulu bagian lancip benih pare dengan gunting kuku, proses ini dilakukan karena  benih pare mempunyai kulit yang keras dan tebal, benih yang telah diratakan langsung diletakkan dalam tray semai atau pot tray dengan ukuran 14×7 lubang , setelah ditanam dalam media semai, kemudian tutup dengan mulsa plastik.
Selama persemaian penyiraman wajib dilakukan setiap hari, apalagi jika persemaian dilakukan pada musim kemarau, ada baiknya penyiraman dilakukan 2-3 kali sehari.
Biasanya benih sudah mulai berkecambah pada usia 5-7 hari setelah semai, dan siap dipindah tanam pada usia 3 minggu pasca semai.

Tahap pindah tanam
Pindah bibit pada lubang tanam, setiap lubang diisi dengan 1 bibit, proses pindah tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari dan diikuti dengan penyiraman agar bibit tidak layu.
Untuk mencegah serangan hama ulat tanah,setelah pindah tanam setiap lubang tanam ditaburi dengan 5 butir insektisida.
Di fase awal pertumbuhan tanaman sangat membutuhkan pasokan air, karenanya sampai dengan umur 1 minggu sejak pindah tanam, tanaman wajib disiram setiap hari. Untuk selanjutnya tanaman bisa disiram 2-3 hari sekali tergantung kondisi cuaca.


Tahap  Perawatan
Tanaman pare memerlukan turus atau ajir berupa para-para untuk merambatkan batang, para-para dapat dibuat dengan cara menghubungkan antara dua bedengan, para-para juga akan mempermudah proses pemanenan karena buah akan menggantung pada para-para, pembuatan para-para dilakukan sesegera mungkin setelah pindah tanam.

Agar mendapatkan hasil yang maksimal  budidaya pare memerlukan pemupukan lanjutan.
Pemupukan susulan pertama dilakukan saat tanaman usia 3 minggu, sedangkan pemupukan susulan berikutnya dilakukan dengan interval 2 minggu.
Pupuk susulan yang diberikan berupa NPK 15:15:15 sebanyak 5-10 gram per tanaman, pupuk tersebut diberikan dengan cara ditugal dengan jarak 15 cm dari tanaman.
Selain pemupukan susulan dalam penanaman pare juga membutuhkan pengendalian hama dan penyakit, pengendaliannya akan lebih bagus dilakukan dengan cara preventif yaitu penyemprotan pestisida berkala. Dosis dan cara aplikasinya sesuai dengan rekomendasi dari produsen pestisida yang biasanya tertera pada kemasan.
Beberapa penyakit yang biasanya mengganggu tanaman pare adalah layu bakteri, layu fusarium, serkospora dan gemini virus, sedangkan hama yang biasa menyerang tanaman pare adalah tungau,trips dan lalat buah, semuanya sangat berpotensi menggagalkan panen
Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan berbarengan dengan mencampurkan insektisida dan fungisida, demikian pula bila menggunakan pupuk daun aplikasinya bisa dilakukan bersamaan.

https://www.kampustani.com/cara-budidaya-pare-agar-berbuah-lebat/

Tahap pemanenan
Tanaman pare sudah dapat dipanen perdana pada usia tanam 42 hari setelah tanam tergantung varietas yang digunakan.
Selanjutnya pemanenan dapat dilakukan 3-4 hari sekali sampai tanaman berkurang produktivitasnya, supaya kualitas panen terjaga baik, sangat disarankan proses panen dilakukan pada pagi atau sore hari, rata-rata dalam satu siklus tanam total hasil panen yang dapat diraih mencapai 25-40 ton per hektar.
Demikian cara budidaya pare agar berbuah lebat, semoga bermanfaat dan menambah wawasan untuk anda semua.


repository.usu.ac.id › bitstream › handle

Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. 

Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya menggunakan pestisida yang alami. Silahkan lihat cara membuat pestisida organik.
Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif berbeda.

Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.



Lalat buah
Hama ini berukuran sekitar 8 mm denga warna tubuh hijau kehitaman dan memiliki sayap tranparan. Sedangkan saat belatung muda berwarna putih dan kekuningan jika menjelang dewasa pada daging pare.
Pare yang terserang hama ini akan mengalami pembusukan dan terdapat belatung di dalamnya.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengolahan dengan cara yang baik dan benar, membuat perangkap, namun jika sudah terlanjur terserang dapat dilakukan pemetikan tomat lalu membakarnya agar tidak menyebar pada buah yang lainnya.

Ulat Tanah
Tangkai daun serta pangkal batang tomat bisa diserang ulat tanah. Kalau sudah begitu, batang jadi mudah patah lalu mati. Hati-hati dengan ulat tanah pada awal musim kemarau. Saat ini serangannya bisa sangat hebat. Pengendalian hama ini bisa Anda lakukan dengan memunguti larva yang berkumpul di tanah. Lakukan pada sore atau malam. Penyemprotan insektisida pun bisa dilakukan jika perlu.
Serangan hama ini di tandai dengan terpotongnya tanaman pada bagian pangkal batang yang akan menyebabkan tanaman menjadi mati dan rusak.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun atau lahan selain itu juga dapat dengan melakukan peyemprotan dengan insektisida sesuai dengan dosis.

Kutu thrips
Ciri-ciri dari kutu daun thrips adalah memiliki panjang 1 mm dan berwarna hitam. Kutu daun thrips 
ini menyerang bagian daun tanaman. Akibatnya proses fotosintesis pada tanaman akan terganggu karena proses fotosintesis terganggu atau bahkan terhenti.
Kutu daun thrips menghisap cairan pada daun tanaman. Tanda-tanda dari serangan kutu daun thrips adalah daun tanaman akan berubah warna menjadi putih. Serangan yang sudah parah akan mengakibatkan daun menjadi kering dan lama kelamaan akan mati.
Bagaimanakah cara membasmi hama kutu daun thrips ini?
Cara mengendalikannya adalah dengan cara menyemprotkan cairan insektisida sesuai dengan dosis. Sedangkan untuk pencegahan serangan hama ini adalah dengan membersihkan gulma disekitar tanaman pare karena kutu daun thrips kebanyakan berlindung pada gulma.


https://paktanidigital.com › artikel › jenis-hama-tanaman-tomat


Penyakit Penting pada Tanaman pare

1.Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp)

Gejala Serangan :

Daun yang terserang mengalami kelayuan mulai dari bagian bawah, menguning danmenjalar ke atas ke ranting muda. Bila infeksi berkembang tanaman menjadi layu. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat luka infeksi tertutup hifa putih seperti kapas. Bila serangan terjadi pada saat pertumbuhan tanaman maksimum, maka tanaman masih dapat menghasilkan buah. Namun bila serangan sudah sampai pada batang, maka buah kecil akan gugur.

Pengendalian:

Sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman terserang
Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan dasar.
Penggunaan fungisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir.


2.Penyakit Layu Bakteri Ralstonia (Ralstonia solanacearum)

Gejala Serangan :

Pada tanaman tua, layu pertama biasanya terjadi pada daun yang terletak pada bagian bawah tanaman. Pada tanaman muda, gejala layu mulai tampak pada daun bagian atas tanaman. Setelah beberapa hari gejala layu diikuti oleh layu yang tiba-tiba dan seluruh daun tanaman menjadi layu permanen, sedangkan warna daun tetap hijau, kadang-kadang sedikit kekuningan. Jaringan vaskuler dari batang bagian bawah dan akar menjadi kecoklatan. Bila batang atau akar dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air yang jernih, maka akan keluar cairan keruh koloni bakteri yang melayang dalam air menyerupai kepulan asap. Serangan pada buah menyebabkan warna buah menjadi kekuningan dan busuk. Infeksi terjadi melalui lentisel dan akan lebih cepat berkembang bila ada luka mekanis. Penyakit berkembang dengan cepat pada musim hujan.

Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum, bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa-sisa tanaman, pengairan, nematoda atau alat-alat pertanian. Selain itu, bakteri ini mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah dalam keadaan tidak aktif. Penyakit ini cepat meluas terutama di tanah dataran rendah.

Pengendalian :

Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman sakit.
Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan dasar.
Penggunaan bakterisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir.

3.Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Collectrotichum gloeospoiroides)

Gejala serangan :

Gejala awal penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, berwarna hitam, orange dan coklat. Warna hitam merupakan struktur dari cendawan (mikro skelerotia dan aservulus), apabila kondisi lingkungan lembab tubuh buah akan berwarna orange atau merah muda. Luka yang ditimbulkan akan semakin melebar dan membentuk sebuah lingkaran konsentris dengan ukuran diameter sekitar 30 mm atau lebih. Dalam waktu yang tidak lama buah akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk, ledakan penyakit ini sangat cepat pada musim hujan. Serangan yang berat menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah seperti jerami padi.

Penyakit ini menyerang bagian buah cabai, baik buah yang masih muda maupun yang sudah masak. Cendawan ini termasuk salah satu patogen yang terbawa oleh benih. Penyebaran penyakit ini terjadi melalui percikan air, baik air hujan maupun alat semprot. Suhu optimum bagi perkembangan cendawan ini berkisar antara 20–24° C.

Penyakit ini menyerang bagian buah cabai, baik buah yang masih muda maupun yang sudah masak. Cendawan ini termasuk salah satu patogen yang terbawa oleh benih. Penyebaran penyakit ini terjadi melalui percikan air, baik air hujan maupun alat semprot. Suhu optimum bagi perkembangan cendawan ini berkisar antara 20–24° C.

Pengendalian :

Pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan lahan dan tanaman yang terserang agar tidak menyebar.
Seleksi benih atau menggunakan benih cabai yang tahan terhadap penyakit ini perlu dilakukan mengingat penyakit ini termasuk patogen tular benih.
Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan sanitasi dengan memotong dan memusnahkan buah yang sakit.
Penggunaan fungisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir. Hindari pengguanaan alat semprot, atau lakukan sanitasi terlebih dahulu sebelum menggunakan alat semprot.

4.Penyakit Virus kuning (Gemini Virus)

Gejala serangan :

Helai daun mengalami vein clearing dimulai dari daun pucuk berkembang menjadi warna kuning jelas, tulang daun menebal dan daun menggulung ke atas. Infeksi lanjut dari gemini virus menyebabkan daun mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah.

Keberadaan penyakit ini sangat merugikan karena mampu mempengaruhi produksi buah.
Selain cabai virus ini juga mampu menyerang tanaman tomat, buncis, gula bit, babadotan, atau tanaman pertanian yang lain. Penyakit ini disebabkan oleh virus gemini dengan diameter partikel isometri berukuran 18–22 nm. Virus gemini mempunyai genome sirkular DNA tunggal. Virus dapat ditularkan melalui penyambungan dan melalui vektor Bemisia tabaci

Pengendalian :

Mengendalikan serangga vektor virus kuning yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci) dengan menggunakan musuh alami predator seperti Menochilus sexmaculatus atau jamur patogen serangga seperti Beauveria bassiana atau Verticillium lecani.
Penanaman varietas tahan seperti hotchilli.
Melakukan sanitasi lingkungan  terutama  tanaman inang seperti ciplukan, terong, gulma bunga kancing.
Pemupukan tambahan untuk meningkatkan daya tahan tanaman sehingga tanaman tetap berproduksi walaupun terserang virus kuning.
Kultur teknik yang meliputi : perendaman benih, penggunaan mulsa plastik (untuk menekan gulma inang, populasi vektor, menunda perkembangan virus)
Penanaman tanaman pembatas seperti jagung dan tagetes.

5.Penyakit bercak daun (Cercospora sp.)

Gejala Serangan :
Penyakit ini menimbulkan kerusakan pada daun, batang dan akar. Gejala serangan penyakit ini mulai terlihat dari munculnya bercak bulat berwarna coklat pada daun dan kering, ukuran bercak bisa mencapai sekitar 1 inci. Pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan warna tepi lebih tua. Bercak yang tua dapat menyebabkan lubang-lubang. Bercak daun mampu menimbulkan kerugian ekonomi yang besar pada budidaya pare, daun yang terserang akan layu dan rontok. Penyakit bercak daun ini dapat menyerang tanaman muda di persemaian, dan cenderung lebih banyak menyerang tanaman tua. Serangan berat meyebabkan tanaman cabai kehilangan hampir semua daunnya, kondisi ini akan mempengaruhi kemampuan cabai dalam menghasilkan buah.

Kondisi lingkungan yang selalu hujan mendukung perkembangan dan penyebaran penyakit bercak daun. Pada musim kemarau dan pada lahan yang mempunyai drainase baik, penyakit layu kurang berkembang.

Pengendalian :

Sanitasi dengan cara memusnahkan dan atau sisa-sisa tanaman yang terinfeksi/terserang
Menanam bibit yang bebas patogen pada lahan yang tidak terkontaminasi oleh patogen, baik dipersemaian maupun di lapangan
Perlakuan benih sebelum tanam
Perbaikan drainase
Waktu tanam yang tepat adalah musim kemarau dengan irigasi yang baik dan pergiliran tanaman dengan tanaman non solanaceae
Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan fungisida secara bijaksana, efektif, terdaftar dan diijinkan oleh Menteri Pertanian, berpedoman pada peramalan cuaca dan populasi spora di lapangan

https://infopromodiskon.com › news › detail › pengendalian-hama-dan-pe


Obat untuk pare



Herbisida :















Obat Insektisida







 Obat Fungisida















https://www.bukalapak.com › products › obat-rumput-ampuh-herbisida
Pabrik Benih :

PT Syngenta Indonesia


Pabrik:
Jalan Raya Tlajung Udik Km. 62.8
Gunung Putri - 16961
Bogor

Tel: 021-8672776
Fax: 021-8672825

Kantor:
Perkantoran Hijau Arkadia, Tower C, Lt. 9
Jalan TB Simatupang Kav 88
Jakarta 12520

Tel: 021-78836979
Fax: 021-78836323

Website: www.syngenta.co.id

PT EAST WEST SEED INDONESIA



KONTAK KAMI
Telepon: +62 264 201871 / +62 22 3000 2010
Fax: +62 264 201875 / +62 22 3000 2019
Hubungi kami disini
ALAMAT POS
PT EAST WEST SEED INDONESIA
Desa Benteng, Kecamatan Campaka
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia 41181



PT. TAKII INDONESIA


SEKRETARIAT
Plaza Kelapa Gading Blok C No. 48
Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading
Jakarta Utara 14240 – Indonesia
CONTACT US
Phone: +62 21 4585 1413
Email: info@hortindo.org






KOREAN SEED INDONESIA



o          Company Name : KOREAN SEED INDONESIA
o          Address : Bendorejo, Tawang Wates Kediri, Indonesia
o          Capital : -
o          Telephone : (62-354)442-614
o          Fax : (62-354)442-533
o          Email : koreana@indo.net.id


Lokasi perusahaan di Indonesia :
- Jakarta     Beltway Office Park Building A, 5th floor
Jl. Ampera Raya No. 9-10
Jakarta, 12550     Tel: +62-21-7822555
Fax: +62-21-7822565
- Malang     Malang Operations
Jl. Raya Krebet, Desa Krebet
Bululawang
Malang 65171 East Java     Tel: +62-341-879470
Fax: +62-341-879237
- Pasuruan     Pasuruan Operation
Kawasan Industri PIER
Jl. Rembang Industri I/48 A-B
Pasuruan 67153     Tel: +62-343-740209
Fax: +62-343-740210


KANTOR PUSAT DAN FASILITAS PRODUKSI


Kantor Pusat:
PT BISI International Tbk
Jl. Raya Surabaya Mojokerto km 19,
Desa Bringinbendo,
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, Indonesia.

Telepon           +62-31-7882528

Faksimili          62-31-7882856
Alamat e-mail  investor.relations@bisi.co.id


Monsanto Indonesia


Jakarta
Head Office
Monsanto Indonesia
Wisma Pondok Indah 2, 6th floor
Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA
Pondok Indah - Jakarta 12310
Phone: +62-21-29976400
Fax: +62 21 7592 2928



PT ORIENTAL SEED INDONESIA


Kantor :
Dusun Kamal,Rt 02 Rw 04 Pagersari Mungkid Magelang Jawa Tengah Indonesia, 56551
Tlp. 0293 782450
Fax. 0293 782436
Hp. 0815 7872 6979



PT. BINTANG ASIA


Kontak Kami
Jl. Akhmaludin No. 26
Jember - Jawa Timur
Indonesia
Telp : 0331-323216
Email : cs@benihcitraasia.com


PT. BENIH PERTIWI


Kantor
Kompleks Plasa Segi Delapan,
Jl. Segi Delapan Indah Kav III D, No. 821-822,
Surabaya (60189)
Telepon: (031) 7322099, (031) 7320365
Fax : (031) 7320365
Pabrik
Jl. Pare Kediri, Ds. Sambirejo, Kec. Pare,
Kab. Kediri (64226),
Telepon : (0354)394818, (0354) 391882
Fax : (0354) 391090


PT. SANGHYANG SRI
Kementerian
Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Indonesia
Telp. 021-29935678 Fax. 021-29935740
All Rights Reserved 2016


CV.Multi Global Agrindo

Alamat: Jl. Raya Solo-Tawangmangu, Lempo, Salam, Kec. Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57791
Jam buka:
Buka  Tutup pukul 15.00
  
           
           
           
           
           
           
Telepon: 0813-9347-3009
Provinsi: Jawa Tengah

PT. PRIMASID ANDALAN UTAMA INDONESIA


Alamat: Plaza Kelapa Gading, Rukan Inkopal, Blok C no. 48, JL. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading Permai, RT.15/RW.3, Klp. Gading Bar., Kec. Klp. Gading, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240
Jam buka:
Buka  
Tutup pukul 17.00
                    
Telepon: (021) 4517103
Provinsi: Jakarta


CV. Aura Seed Indonesia
Hubungi Kami
           SMS : 0856-0856-6034
           WA : 0856-0856-6034
           TELP-1 : 0856-0856-6034
           TELP-2 : 081-904-983-985
           EMAIL : halo@sentratani.com
           FB : facebook.com/sentratani



Comments

Popular posts from this blog

TERONG

Kentang

CABAI