Bawang Merah
Bawang merah
Bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) adalah
salah satu bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan
pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai
penjuru dunia, baik sub-tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat
dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat
dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur.[1]
Tanaman penghasilnya disebut dengan nama sama.
Bawang merah saat ini dianggap sebagai sebuah
varietas dari spesies Allium cepa, spesies yang memuat sejumlah besar varietas
bawang yang dikenal dengan nama kolektif bawang bombai.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk
tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal
tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang
berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi
dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga
sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah
sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga
buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk
bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat
digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat,
dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi.
Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan
giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang
merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa
alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam
piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.
Senyawa sin-propanatial-S-oksida
(syn-propanethial-S-oxide) yang terbentuk akibat jaringan bawang merah diiris menyebabkan
mata manusia mengeluarkan air mata[2][3].Pembentukannya terpicu oleh
dilepaskannya enzim lachrymatory-factor synthase ketika jaringan tubuh tanaman
dilukai. Enzim ini akan mengubah asam-asam amino sulfoksida (mengandung oksida
belerang) menjadi asam sulfenat yang tidak stabil. Salah satu senyawa yang
terbentuk dari asam sulfenat adalah sin-propanatial-S-oksida, yang kemudian
menyebar ke udara. Kelenjar air mata akan terangsang oleh senyawa ini dan
memicu keluarnya air mata.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah
Klasifikasi Tanaman
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Superdivisio :Spermatophyta
Divisio :Magnoliophyta
Klas :Liliopsida
Sub-klas :Liliidae
Ordo :Liliales
Familia :Liliaceae
Uraian Tanaman
Akar
Secara morfologi akar tersusun atas rambut akar,
batang akar, ujung akar, dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur
dalam) akar tersusun atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.
Ujung akar merupakan titik tumbuh akar. Ujung akar terdiri atas jaringan
meristem yang sel-selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar
dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Tudung akar berfungsi melindungi akar
terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah (Anonim, 2008). Pada akar,
terdapat rambut-rambut akar yang merupakan perluasan permukaan dari sel-sel
epidermis akar. Adanya rambut-rambut akar akan memperluas daerah penyerapan air
dan mineral. Rambut-rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar dan relatif
pendek. Bila akar tumbuh memanjang kedalam tanah maka pada ujung akar yang
lebih muda akan terbentuk rambut-rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar
yang lebih tua akan hancur dan mati. Akar merupakan organ 1. Akar 2.Batang
3.Daun 4.Umbi 8 pada tumbuhan yang berfungsi sebagai alat untuk menyerap air
dan garam mineral dari dalam tanah, dan untuk menunjang dan memperkokoh
berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya (Anonim, 2008).
Batang
Memiliki batang sejati atau disebut “diskus” yang
berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan
mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang tersusun
dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah
bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Batang pada bawang merah merupakan batang yang semu
yang terbentuk dari kelopak-kelopak daun yang saling membungkus.
Kelopak-kelopak daun sebelah luar selalu melingkar dan menutupi daun yang ada
didalamnya. Beberapa helai kleopak daun terluar mengering tetapi cukup liat.
Kelopak daun yang menipis dan kering ini membungkus lapisan kelopak daun yang
yang ada didalamnya yang membengkak. Karena kelopak daunnya membengkak bagian
ini akan terlihat mengembung, membentuk umbi yang merupakan umbi lapis (Anonim,
2008).
Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70
cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua, dan
letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Menurut Sudirja (2007), daun bawang merah berbentuk
silindris kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya
runcing berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai
yang ukurannya relatif pendek , sedangkan bunga bawang merah keluar dari ujung
tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan diujungnya terdapat
50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah berbentuk payung. Tiap
kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga berwarna putih, 6 benang sari berwarna
hijau atau kekuning- kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitga
(Sudirja, 2007). Buah bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah berbentuk pipih,
berwarna putih, tetapi akan berubah menjadi hitam setelah tua (Rukmana, 1995).
Secara morfologi, pada umumnya daun memiliki
bagian-bagian helaian daun (lamina), dan tangkai daun (petiolus). Daun pada
bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk
bulat kecil dan memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunya
meruncing dan bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak (Anonim,
2008). Pada bawang merah, ada juga yang daunnya membentuk setengah lingkaran
pada penampang melintang daunnya, warna daunnya hujau muda. Kelopak-kelopak
daun sebelah luar melingkar dan menutup daun yang ada didalamnya (Anonim,
2008).
http://digilib.unila.ac.id/7293/14/BAB%20II.pdf
Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik
tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200
kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap
kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang
sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk
hampir segitiga. Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat
menyerbuk sendiri atau silang.
Buah dan Biji
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul
membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna
bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji bawang merah dapat digunkan
sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Umbi
Bagian pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan
batang pokok yang tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah cakram tumbuh
akar-akar serabut. Di bagian atas cakram terdapat mata tunas yang dapat menjadi
tanaman baru. Tunas ini dinamakan tunas lateral, yang akan membentuk cakram
baru dan kemudian dapat membentuk umbi lapis kembali (Estu et al. 2007).
Varietas Bawang Merah
Dalam rangka meningkatkan produksi bawang merah,
maka di luar masalah budidayanya, masalah varietas dianggap besar pengaruhnya
terhadap kualitas dan kuantitas produksinya. Tiap varietas memiliki kelebihan
dan kekurangan yang berbeda dan masih tergantung pada kondisi wilayah
penanamannya, varietas itu akan
berproduksi tinggi bila ditanam sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
tanaman sendiri. Cukup banyak macam varietas bawang merah yang ditanam di
Indonesia, tetapi umumnya produksinya masih terhitung rendah. Cukup sulit untuk
mencari varietas unggul dari kultivar-kultivar yang ada karena masing-masing
kultivar sangat dekat sekali perbedaannya. (Wibowo, 1989) cit. Hidayatullah
(2005). Menurut Sunarjono dan Soedomo (1983) cit. Hidayatullah (2005).
Keunggulan varietas bawang merah ditentukan oleh :
Produksi yang tinggi lebih dari 10 ton/ha.
Kualitas umbi.
Ketahanan terhadap penyakit.
Ketahanan terhadap pengaruh hujan, atau terhadap
kekeringan.
Umur panen.
Varietas :
Varietas Thailand / Bangkok Varietas bawang merah
Thailand adalah bawang merah varietas impor yang juga banyak ditanam di
Indonesia. Bawang merah ini cocok ditanam di dataran rendah dengan ketinggian
30 m dpl. Bawang merah varietas ini tidak tahan terhadap air, sehingga cocok
ditanam pada awal musim kemarau dan pada tanah yang pH-nya berkisar antara
5,5-7,0. Bawang merah jenis ini dapat dipanen pada umur 60-70 hari sejak
ditanam dengan produksi dapat mencapai 10 ton/ha umbi kering. Umbi bawang 11
merah. Varietas Thailand memiliki anakan ± 2 – 22 anakan, varietas Thailand
berwarna merah muda sampai merah tua dan berbentuk agak bulat ( Anonim,2008).
Varietas Bima Curut Salah satu kultivar bawang merah
yang dibudidayakan petani adalah kultivar Bima Curut. Kultivar Bima Curut
termasuk kultivar lokal Brebes. Bima Curut mempunyai penampakan warna daun
hijau kebiruan. Setiap kultivar bawang merah mempunyai ciri lengkungan daun
yang berbeda satu sama lain. Lengkungan daun tidak terlihat pada Bima Curut.
Pertumbuhan daun Bima Curut lurus keatas dengan kekar. Bentuk umbi merupakan
karakteristik yang dapat dibedakan antara beberapa kultivar bawang merah. Umbi
Bima Curut berbentuk datar dengan warna umbi merah cerah. Bawang merah jenis
ini dapat dipanen pada umur 60-70 hari sejak ditanam dengan produksi dapat
mencapai 8 ton/ha umbi kering.
Bima Curut memiliki anakan berkisar antara 3 anakan
sampai 15 anakan (Rukmana, 2007). 3. Varietas Biru Lancor Bawang merah varietas
ini berasal dari Dusun Cabean, Desa Pabean, Kecamatan Dringu, Kabupaten
Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Bawang merah ini dapat beradaptasi dengan
baik di dataran rendah 240 m dpl. Bawang merah ini tidak begitu tahan terhadap
air, sehingga cocok ditanam pada awal musim kemarau. Bawang merah ini dapat
dipanen pada umur 60-70 hst potensi panen dapat mencapai 10 ton/ha. Varietas
Biru Lancor memliki anakan ± 2 sampai 25 anakan. Bentuk umbi bulat sedikit
lonjong dengan warna umbi gelap. (Dirjen Hortikultura, 2011).
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1491/2/BAB%20II.pdf
Syarat Tumbuh Bawang Merah
Iklim
Bawang merah tidak tahan kekeringan karena sistem
perakaran yang pendek. Sementara itu kebutuhan air terutama selama pertumbuhan
dan pembentukan umbi cukup banyak. Di lain pihak, bawang merah juga paling
tidak tahan terhadap air hujan, tempat-tempat yang selalu basah atau becek.
Sebaiknya bawang merah ditanam di musim kemarau atau di akhir musim penghujan.
Dengan demikian, bawang merah selama hidupnya di musim kemarau akan lebih baik
apabila pengairannya baik (Wibowo, 2005). Daerah yang paling baik untuk
budidaya bawang merah adalah daerah beriklim kering yang cerah dengan suhu
udara panas. Tempatnya yang terbuka, tidak berkabut dan angin yang sepoi-sepoi.
Daerah yang mendapat sinar matahari penuh juga sangat diutamakan, dan lebih
baik jika lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam. Perlu diingat, pada
tempat-tempat yang terlindung dapat menyebabkan pembentukan umbinya kurang baik
dan berukuran kecil (Wibowo, 2005).
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan
baik di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1100 m (ideal 0-800
m) diatas permukaan laut, Produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah yang
didukung suhu udara antara 25-32 derajat celcius dan beriklim kering. Untuk
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bawang merah membutuhkan tempat terbuka
dengan pencahayaan 70 %, serta kelembaban udara 80-90 %, dan curah hujan
300-2500 mm pertahun (BPPT, 2007).
Suhu dan ketinggian tempat
Dataran rendah sesuai untuk membudidayakan tanaman
bawang merah. Ketinggian tempat yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah
kurang dari 800 m di atas permukaan laut (dpl). Namun sampai ketinggian 1.100 m
dpl, tanaman bawang merah masih dapat tumbuh. Ketinggian tempat suatu daerah
berkaitan erat dengan suhu udara, semakin tinggi letak suatu daerah dari
permukaan laut, maka suhu semakin rendah (Pitojo, 2003). Tanaman bawang merah
menghendaki temperatur udara antara 25 - 32 oC. Pada suhu tersebut udara agak
terasa panas, sedangkan suhu rata-rata pertahun yang dikehendaki oleh tanaman
bawang merah adalah sekitar 30 oC. Selain itu, iklim yang agak kering serta
kondisi tempat yang terbuka sangat membantu proses pertumbuhan tanaman dan
proses produksi. Pada suhu yang rendah, pembentukan umbi akan terganggu atau
umbi terbentuk tidak sempurna (Sumadi, 2003). Sinar matahari berperan cukup
besar bagi kehidupan tanaman bawang, terutama dalam proses fotosintesis.
Tanaman bawang merah menghendaki areal pertanaman terbuka karena tanaman ini
memerlukan penyinaran yang cukup, minimal sekitar 70% intensitas cahaya
matahari (Rukmana, 2002). Angin merupakan faktor iklim yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan bawang merah karena sistem perakaran bawang merah yang
sangat dangkal, maka angin kencang akan dapat menyebabkan kerusakan tanaman.
Tanah
Menurut Dewi (2012) mengatakan bahwa, bawang merah
membutuhkan tanah yang subur gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan
dukungan tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah yang baik
untuk pertumbuhan bawang merah ada jenis tanah Latosol, Regosol, Grumosol, dan
Aluvial dengan derajat keasaman (pH) tanah 5,5 – 6,5 dan drainase dan aerasi
dalam tanah berjalan dengan baik, tanah tidak boleh tergenang oleh air karena dapat
menyebabkan kebusukan pada umbi dan memicu munculnya berbagai penyakit
(Sudirja, 2007).
http://digilib.unila.ac.id/7293/14/BAB%20II.pdf
Tanaman bawang merah lebih baik pertumbuhannya pada
tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung bahan-bahan organik. Tanah yang
sesuai bagi pertumbuhan bawang merah misalnya tanah lempung berdebu atau
lempung berpasir, yang terpenting keadaan air tanahnya tidak menggenang. Pada
lahan yang sering tergenang harus dibuat saluran pembuangan air (drainase) yang
baik. Derajat kemasaman tanah (pH) antara 5,5 – 6,5 (Sartono, 2009).
http://repository.uin-suska.ac.id/5776/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA%20II.pdf
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan
kepada tanaman. Bawang merah memerlukan berbagai macam unsur hara untuk
pertumbuhannya, baik yang berasal dari dalam tanah, pupuk organik, maupun pupuk
anorganik. Aplikasi pupuk anorganik yang umum dilakukan adalah dengan
menyediakan unsur N, P, dan K dengan pupuk tunggal maupun pupuk majemuk.
Menurut Samadi (2009), rekomendasi umum dosis
pemupukan pada bawang merah adalah 200 kg N/ha, 90 P2O5 kg/ha dan 75 kg K2O/ha.
Pupuk NPK Mutiara (16-16- 16) mengandung unsur N (16 % N), P (16 % P2O5), dan K
(16 % K2O). Pemakaian pupuk NPK Mutiara (16-16-16) diharapkan dapat mengantisipasi
kekahatan hara N, P, dan K pada tanaman bawang merah. Menurut Napitupulu dan
Winarno (2010) , unsur nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi tanaman
terutama pembentukan dan pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman, seperti
daun, batang, dan akar.
Pemberian unsur N yang terlalu banyak pada bawang merah
dapat menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman. Akan tetapi kekurangan unsur
N dapat menyebabkan klorosis daun, serta jaringan daun menjadi mati dan kering
dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.
Unsur phosphor (P) pada bawang merah berperan untuk
mempercepat pertumbuhan akar semai, dan dapat mempercepat pembungaan dan
pemasakan umbi. Apabila tanaman kekurangan unsur P maka akan terlihat gejala
warna daun bawang hijau tua dan permukaannya terlihat mengkilap kemerahan, dan
tanaman menjadi kerdil. Bagian tepi daun, cabang, dan batang bawang merah
mengecil serta berwarna merah keunguan dan kelamaan menjadi kuning (Napitupulu
dan Winarno, 2010). Menurut Gunadi (2009),
Unsur kalium (K) berfungsi untuk
pembentukan protein dan karbohidrat pada bawang merah serta dapat meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit dan dapat meningkatkan kualitas
umbi. Bila kekurangan unsur kalium daun tanaman bawang merah akan mengkerut
atau keriting dan muncul bercak kuning transparan pada daun dan berubah merah
kecoklatan serta mengering hangus terbakar.
http://digilib.unila.ac.id/7293/14/BAB%20II.pdf
Manfaat Pupuk.
Pupuk Organik
Pupuk ada dua jenis yakni pupuk organik dan pupuk
anorganik (Sutanto, 2003). Penggunaan pupuk anorganik saat ini menjadi pilihan
yang sangat diminati oleh petani karena dapat meningkatkan produksi tanaman
dengan cepat dan mudah diaplikasikan. Namun, dampak negatif penggunaan pupuk
anorganik menimbulkan masalah yang cukup serius khususnya degradasi tanah. Oleh
karena itu petani mulai menggunakan pupuk organik sebagai salah satu alternatif
pemupukan, meskipun masih menyertakan pupuk anorganik.
Pupuk organik merupakan pupuk yang bahannya berasal
dari bahan organik seperti tanaman, hewan ataupun limbah organik. Pupuk organik
merupakan penyangga biologi yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia,
sehingga tanah dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah yang berimbang. Pupuk
organik memiliki ciri-ciri umum memiliki kandungan hara rendah, namun kandungan
hara bervariasi tergantung bahan yang digunakan; ketersediaan unsur hara
lambat, hara tidak dapat langsung diserap oleh tanaman, memerlukan perombakan
atau didekomposisi baru dapat terserap oleh tanaman; jumlah hara tersedia dalam
jumlah yang terbatas (Lingga, 2003; Sutanto, 2003; Purwendro dan Nurhidayat,
2007).
Pupuk organik sangat berpengaruh terhadap
sifat-sifat tanah yakni sifat fisik tanah (warna, aerasi, tekstur, struktur,
dan peningkatan penyerapan air), terhadap sifat kimia tanah (Kapasitas Tukar
Kation (KTK), kandungan bahan organik, dan hara lainnya), dan terhadap sifat
biologi tanah (sebagai sumber energi bagi 13 mikroorganisme tanah sehingga
meningkatkan aktivitasnya dan mempercepat proses dekomposisi). Pupuk organik
yang digunakan dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan
bahan-bahan anorganik (kimia). Pupuk organik dapat bekerja menyuburkan tanah
sekaligus konservasi dan menyehatkan tanah sehingga produktifitas tanah tetap
terjaga dan berkelanjutan (Lingga, 2003; Sutanto, 2003; Purwendro dan
Nurhidayat, 2007).
Pupuk organik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan
dari pupuk organik diantaranya yakni; diperlukan dalam jumlah yang sangat
banyak untuk memenuhi kebutuhan hara dari suatu tanaman dan bersifat boros baik
dalam pengangkutan maupun penggunaan di lapangan serta dapat menimbulkan
kekahatan unsur hara jika diberikan belum cukup matang. Bahan organik yang
belum matang dapat menimbulkan kekahatan unsur hara dan dapat menjadi inang
bagi hama dan penyakit tanaman. Selain itu, bahan organik yang berasal dari
sampah kota atau limbah industri biasanya mengandung mikroba patogen dan logam
berat yang berpengaruh buruk bagi tanaman, hewan dan manusia (Lingga, 2003;
Sutanto, 2009).
Kelemahan dari penggunaan pupuk organik tersebut
dapat diimbangi karena pupuk organik juga mempunyai banyak kelebihan.
Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur sehingga mudah terjadi
sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman. Pupuk organik mampu
menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah kecil. Untuk tanah
yang bertekstur pasir bahan organik akan meningkatkan pengikatan antar partikel
tanah dan meningkatkan kemampuan mengikat air. Selain memperbaiki sifat fisik
tanah pupuk organik juga memperbaiki sifat kimia tanah yaitu dengan membantu
proses pelapukan bahan mineral, meningkatkan pH tanah dan mampu meningkatkan
KTK tanah.
Bahan organik juga memberikan makanan bagi kehidupan mikroba dalam
tanah. Bahan organik dalam tanah mempengaruhi jumlah mikroba yang ada dalam
tanah (Hardjowigeno, 2007).
Lingga dan Marsono (2010) mengemukakan beberapa
kelebihan pupuk organik antara lain:
a). Mampu memperbaiki sifat tanah karena bahan
organik yang terdekomposisi menjadi perekat yang mengikat butir-butir tanah
menjadi agregat
b). Daya serap tanah terhadap air menjadi meningkat
c). Aktivitas biologi tanah dapat terbantu karena
bahan organik yang terdapat didalam pupuk organik dapat menjadi makanan bagi
mikroorganisme tanah
d) Merupakan sumber nutrisi bagi tanaman yang cukup
lengkap bagi tanaman
Budidaya Bawang Merah
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah pada dasarnya dimaksudkan untuk
menciptakan lapisan olah yang gembur dan sesuai seuntuk budidaya bawang merah.
Pengolahan tanah umumnya diperlukan untuk menggemburkan tanah, memperbaiki
drainase, aerasi tanah, meratakan permukaan tanah, dan mengendalikan gulma.
Pada lahan kering, tanah dibajak atau diolah sedalam 20 cm, kemudian dibuat
bedengan-bedengan dengan lebar 1,2 meter, tinggi 25 cm, sedangkan panjangnya
tergantung pada kondisi tanah. Pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu,
bedengan-bedengan dibuat terlebih dahulu dengan ukuran lebar 1,75 cm, kedalaman
parit 50-60 cm dengan lebar parit 40-50 cm dan panjang disesuaikan dengan
kondisin lahan. Kondisi bedengan mengikuti arah Timur Barat. Tanah yang telah
diolah dibiarkan sampai kering kemudian diolah lagi hingga 2-3 kali sampai
gembur sebelum dilakukan perbaikan bedengan-bedengan dengan rapi. Waktu yang
diperlukan mulai dari pembuatan parit, pencangkulan tanah sampai tanah menjadi
gembur dan siap ditanami sekitar 3-4 minggu. Lahan harus bersih dari sisa
tanaman atau gulma (Hidayat, 2004).
Pada saat pengolahan tanah, khususnya pada lahan
yang masam dengan pH kurang dari 5,5 disarankan untuk memberikan dolomit
minimal 2 minggu sebelum tanaman dengan dosis 1-1,5 ton/ha/tahun, yang dianggap
cukup untuk dua musim tanam berikutnya. Pemberian dolomit ini penting dilakukan
untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg),
terutama pada lahan masam atau lahan-lahan yang diusahakan secara intensif
untuk tanaman sayuran pada umumnya (Pitojo, 2003).
Penanaman Setelah lahan selesai diolah, kegiatan
selanjutnya adalah pemberian pupuk dasar. Pupuk dasar yang digunakan adalah
pupuk organik yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi dengan dosis 10-20
ton/ha, atau pupuk kandang ayam dengan dosis 5-6 ton/ha, atau kompos dengan
dosis 4-5 ton/ha yang diaplikasikan 2-3 minggu sebelum tanam dengan cara
disebar lalu diaduk secara merata dengan tanah. BALITSA merekomendasikan
penggunaan pupuk organik (kompos) sebanyak 5 ton/ha yang diberikan bersamaan
dengan pupuk TSP/SP-36. Pemberian pupuk organik tersebut untuk memelihara dan
meningkatkan produktivitas lahan. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa
kompos tidak meningkatkan hasil bawang merah secara nyata, tetapi mengurangi
susut bobot umbi (dari bobot basah menjadi bobot kering jemur) sebanyak 5%
(Samadi, 2005).
Dosis dan waktu pemupukan Untuk menghindari dampak
negatif akibat penggunaan pupuk (terutama pupuk kimia) terhadap lingkungan
hidup, khususnya terhadap tanah, penggunaan pupuk hendaknya diperhitungkan
sesuai dengan kondisi lahan setempat. Pemberian pupuk yang berlebihan tanpa
memperhatikan waktu dan dosis dapat mengakibatkan tanaman keracunan dan tanah
menjadi pejal atau keras. Tanah yang pejal atau keras sukar diolah, jika musim
penghujan tanah menjadi licin dan liat karena pori-pori tanah tertutup oleh
sisa pupuk kimia yang tidak terserap oleh tanaman. Akibatnya, pertukaran udara
dan air di dalam tanah tidak berjalan lancar, sehingga terjadi akumulasi residu
pupuk yang akhirnya akan meracuni tanah, air, dan tanaman itu sendiri. Dampak
negatifnya cukup luas, baik bagi kehidupan organisme tanah yang bermanfaat
maupun terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, pemupukan hendaknya
dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar tidak menimbulkan pemborosan yang
akan menambah biaya produksi. Sebaliknya, pemupukan yang dilakukan dengan baik
dan benar dapat meningkatkan produksi dan pendapatan per satuan luas.
Tanaman perlu diberi tambahan unsur hara terutama
pupuk Nitrogen (N), Fosfor (F), dan Kalium (K) yang masing-masing terdapat
dalam Urea, TSP dan KCl. Bawang merah memerlukan N 205 kg/ha, P 125 kg/ha, dan
K 155 kg/ha (Sumadi, 2003).
Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil
fermentasi kotoran padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa
mamalia (sapi, kambing, babi, dan kuda) serta unggas (ayam dan burung). Pupuk
kandang ini paling umum dan sering digunakan petani untuk menyuburkan tanah
pertanian (Ismawati, 2007). Air dalam pupuk kandang hanya sebagai pembawa
(carrier agent), sehingga secara kuantitatif kadar pupuk dan bahan organik
lebih tinggi. Pupuk kandang dengan kandungan air lebih rendah seperti kotoran
padat dan cair dari ternak sapi sebanyak 1 kg hanya akan diperoleh sebanyak
0,14 kg pupuk organik, sedangkan kotoran ayam sebanyak 1 kg dapat diperoleh
0,45 kg pupuk organik. Selain itu, penggunaan pupuk kandang dapat mendukung
pertumbuhan tanaman karena struktur tanah sebagai media tumbuh tanaman dapat
diperbaiki (Ismawati, 2007).
Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap ton pupuk
kandang mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5 dan 5 kg K2O serta unsur-unsur hara
esensial lain dalam jumlah yang relatif kecil. Dalam semua pupuk kandang, P
selalu terdapat dalam kotoran padat dan sebagian besar K dan N terdapat dalam
kotoran cair (urine). Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang
paling tinggi, karena bagian cair (urine) tercampur dalam bagian padat
(Sarwono, 2007). Pupuk kandang secara konvensional sebenarnya siap pakai dan
tidak memerlukan perlakuan khusus. Hanya saja kotoran hewan yang baru keluar
dari tubuh hewan atau ternak tidak boleh langsung diberikan ke tanaman. Kotoran
demikian perlu difermentasi terlebih dahulu, sehingga dapat disebut pupuk
kandang yang siap digunakan untuk tanaman (Ismawati, 2007).
Proses fermentasi kotoran ternak berlangsung sekitar
1,5 – 2 bulan dengan cara ditumpuk dan didiamkan. Hanya saja untuk mendapatkan
pupuk kandang yang berkualitas baik, diperlukan tempat khusus untuk
penumpukannya seperti dalam gudang atau lubang di tanah yang diberi naungan.
Penggunaan tempat khusus ini untuk meminimalkan terjadinya kehilangan unsur
hara akibat proses penguapan dan pencucian oleh hujan. Proses fermentasi
kotoran hewan atau ternak bukan hanya pada kotoran padat saja, tetapi juga pada
kotoran cair (Ismawati, 2007).
Cara pemupukan
Keberhasilan pemupukan sangat ditentukan oleh
pemakaian maupun penempatan pupuk yang tepat. Pupuk yang disebarkan di
permukaan tanah akan memberikan hasil lain dibanding dengan pupuk yang
dibenamkan dalam tanah.
Ada tiga cara pemupukan yang dianjurkan untuk
diterapkan pada tanaman bawang merah, yaitu:
a. Penugalan Pemupukan dengan cara
ini adalah pupuk ditempatkan dalam jalur-jalur yang dibuat di dekat tanaman
dengan jarak 5 cm dan dalam 3-5 cm. Lubang tempat pupuk dibuat dengan cara
ditugal pada tanah yang telah ditentukan batas- batasnya (Pitojo, 2003).
b. Pembenaman Pupuk dibenamkan pada alur-alur di
antara barisan tanaman. Alur-alur untuk menempatkan pupuk dibuat seperti parit
yang berukuran kira-kira 2 cm dengan kedalaman 3 cm, dan jarak 3-5 cm.
Pembuatan alur harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak memutus atau merusak
akar serabut yang menjalar ke samping (Pitojo, 2003).
c. Melalui daun Pemupukan melalui daun di lakukan
dengan cara disemprotkan langsung pada tanaman, terutama bila pupuk yang
digunakan dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro yang biasa digunakan terdapat
pada pupuk pelengkap cair (PPC) dan pemupukan biasanya dilakukan bersamaan
dengan penyemprotan pestisida. Agar pestisida dan pupuk lebih efektif kerjanya,
maka ketika menyemprot dapat ditambah zat perekat, misalnya Agristik. Pupuk
daun yang diberikan adalah Gandasil dan Vitabloom (Pitojo, 2003).
Pengairan
Suplai air yang tidak mencukupi kebutuhan secara
penuh dapat menyebabkan terjadinya stres pada tanaman. Hal ini berpengaruh
buruk terhadap pertumbuhan maupun produksinya. Pengaruh intensitas dan waktu
stres ini sangat penting untuk diperhatikan oleh para petani. Pada umumnya
bawang merah varietas unggul (bawang merah Filipina, bawang merah Bangkok) sangat
peka terhadap air dan pupuk. Oleh karena itu, pengairan dan pemupukannya
sungguh- sungguh diperhatikan agar kualitas dan kuantitas produksinya tetap
tinggi (Sartono, 2009). Air diberikan dengan cara mengalirkannya melalui
selokan antar bedengan sebatas perakaran dan dibiarkan meresap dalam bedengan
hingga basah, atau dengan cara menyiramnya dengan gembor.
Pemberian air sebaiknya dilaksanakan pada sore hari
dengan interval pelaksanaan 4-7 hari sekali. Pada periode kritis yaitu fase
perbanyakan (tanaman berumur 7-20 hari), dan fase pembesaran umbi (tanaman
berumur 35-50 hari), diperlukan pengairan dengan interval 2-4 hari sekali. Pada
akhir pemasakan umbi tanaman hanya memerlukan sedikit air karena air yang
berlebih dapat menyebabkan umbi busuk (Rahayu, 2007).
Penyiangan, pendangiran, dan pembumbunan
Gulma merupakan pesaing utama bagi tanaman bawang
merah, terutama dalam memperoleh sinar matahari dan unsur-unsur hara tanah.
Lahan yang tidak disiangi menyebabkan tanaman tumbuh lambat karena gulma
(rumput) tumbuh dan berkembang sangat cepat. Akibatnya, jarak tanaman menjadi
lebih rapat dan lahan menjadi lembab. Hal ini mendorong timbulnya berbagai
penyakit yang disebabkan oleh cendawan, dan sebagai media yang sesuai untuk
bertelur bagi ngengat kupu (Agrotis ipsilon Hufn). Oleh karena itu, penyiangan
harus dilakukan terutama pada fase pembentukan anakan (tanaman berumur 10-21
hari), dan fase pembentukan umbi (tanaman berumur sekitar 30-35 hari), dan pada
waktu berumur (50-55 hari) atau fase pemasakan umbi (Wibowo, 2005).
Selain penyiangan, tanah perlu juga digemburkan.
Tanah yang gembur akan memberikan cukup ruang bagi umbi untuk berkembang dengan
sempurna, sehingga ukuran tanaman menjadi besar-besar dan bentuknya pun baik
(Sumadi, 2003).
Tanaman bawang merah perlu pula dilakukan
pembumbunan. Pembumbunan terutama dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali
longsor ketika diairi. Pembumbunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan atau
parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi
lebih dalam, sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembumbunan juga
berfungsi memperbaiki struktur tanah dan penutup akar yang keluar di permukaan
tanah, sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat
lebih besar- besar (Rukmana, 2002).
Penyiangan, pandangiran, dan pembumbunan, akan
berdampak baik terhadap pertumbuhan tanaman karena tidak terjadi persaingan
dalam memperoleh makanan dan sinar matahari dengan gulma lainya. Pendangiran
akan mengembalikan kondisi tanah yang memadat menjadi gembur, sehingga
mempermudah pertumbuhan dan perkembangan akar serta umbinya. Selain itu,
peredaran udara dalam tanah menjadi lebih lancar, sehingga kehidupan organisme
dalam tanah yang bermanfaat bagi tanaman dapat dipertahankan keberadaannya (Sumadi,
2003).
Kerapatan Tanam
Dari hasil penelitian Sumarni et al. (2012) jumlah
tanaman yang dipanen dipengaruhi oleh varietas dan kerapatan tanam. Pada
varietas Bima, jumlah tanaman yang dipanen lebih banyak daripada varietas Maja
dan Tuk Tuk. Dengan kerapatan tanam yang lebih rapat (150 tanaman/m2 ) jumlah
tanaman yang dipanen lebih sedikit dibandingkan dengan kerapatan tanam yang
lebih jarang (100 tanaman/m2 ). Kerapatan tanam yang rapat, terutama pada musim
hujan dapat menimbulkan lingkungan yang sesuai untuk berkembangnya penyakit
yang disebabkan oleh cendawan. Akibatnya banyak tanaman yang mati terserang
penyakit, antara lain penyakit antraknos (Colletotrichum sp.), sehingga hasil
bobot umbi persatuan luas lebih rendah pada kerapatan tanam yang rapat. Sumarni
at al. (2005)
Dari beberapa kerapatan tanam yang dicoba, ternyata kerapatan
tanam 200 tanaman/m2 (5 x10 cm) merupakan kerapatan tanam yang paling cocok
untuk produksi umbi asal TSS. Penyusutan bobot tanaman paling tinggi terdapat
pada kerapatan tanam paling jarang yaitu 5 x 10 cm atau 200 tanaman/m2 .
Tampaknya tanaman yang ditanam dengan jarak tanam lebih jarang mempunyai
kesempatan menyerap air lebih banyak daripada tanaman yang ditanam dengan jarak
tanam yang lebih rapat.
http://repository.uin-suska.ac.id/5776/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA%20II.pdf
Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang
merah antara lain adalah ulat grayak Spodoptera, Thrips, Bercak ungu
Alternaria, busuk umbi Fusarium, busuk putih Sclerotum, busuk daun Stemphylium
dan virus (Sartono, 2009). Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan
rutin atau tindakan preventif yang dilakukan petani bawang merah. Umumnya
kegiatan ini dilakukan pada minggu kedua setelah tanam dan terakhir pada minggu
kedelapan dengan dengan interval 2-3 hari sekali (Rahayu, 2007).
Pengendalian hama dan penyakit yang tidak tepat
(pencampuran 2-3 jenis pestisida, dosis yang tidak tepat, sprayer yang tidak
standar) dapat menimbulkan masalah yang serius (kesehatan, pemborosan,
resistensi hama dan penyakit, residu pestisida, dan pencemaran lingkungan).
Salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi jumlah pemakaian pestisida
adalah dengan tidak mencampurkan beberapa jenis pestisida, memakai konsentarasi
pestisida yang dianjurkan, memakai sepuyer (nozzle) standar dengan tekanan
pompa yang cukup (Rahayu, 2007).
Berbagai macam hama penting pada tanaman bawang
merah:
Ulat grayak eksigua (Spodoptera exigua).
Serangga dewasa berupa ngengat berwarna kelabu yang
mampu bertelur sebanyak 500-600 butir. Ulat berbentuk bulat panjang berwarna
hijau atau coklat dengan kepala berwarna kuning kehijauan. Telur diletakkan
secara berkelompok yang diselimuti oleh benang-benang halus pada daun bawang.
Ulat instar pertama masuk ke dalam polong daun. Gejala serangan ditandai dengan
adanya bercak-bercak putih transparan, karena ulat memakan daging daun,
sedangkan epidermis ditinggalkan. Tanaman inangnya antara lain ialah bawang merah,
bawang kucai, bawang daun, bawang putih, cabai, dan jagung.
Pengendaliannya:
Pemasangan perangkap berferomon Feromon Exi sebanyak
20 buah/ha
Pemasangan lampu perangkap sebanyak 30 buah/ha
Penyemprotan insektisida jika kerusakan daun telah
mencapai 5%.
Penyemprotan insektisida jika populasi kelompok
telur telah mencapai 1 kelompok/10 tanaman.
Penyemprotan insektisida jika tangkapan ngengat oleh
Feromon Exi telah mencapai 30 ngengat/ 3 malam
Kutu daun bawang (Neotoxoptera formosana).
Kutu daun yang umum menyerang tanaman bawang merah
ialah Neotoxoptera formosana.
Gejala serangan kutu daun menyebabkan daun yang
terserang berkeriput, kekuningan, terpuntir, pertumbuhan tanaman terhambat,
layu lalu mati. Tanaman inangnya antara lain ialah bawang daun dan bawang
kucai.
Pengendaliannya:
Pemasangan likat kuning sejak dini
Meninggikan permukaan air
Trips bawang (Thrips tabaci).
Panjang tubuh serangga dewasa ±1–1,3 mm.
Nimfa trips tidak bersayap, sedangkan trips dewasa
bersayap seperti jumbai (sisir bersisi dua).
Tubuh berwarna kuning, coklat kekuningan atau
coklat. Gejala serangan ditandai dengan adanya warna keperak-perakan atau
bercak-bercak putih pada daun, selanjutnya daun mengering.
Tanaman inangnya antara lain ialah bawang merah,
bawang daun, buncis, kacang panjang, kentang, labu, mentimun, oyong, paria,
semangka, tomat, dan terung. Trips bawang juga merupakan vektor cendawan
Alternaria porri yang menyebabkan penyakit bercak ungu.
Penyakit bawang merah:
Semua jenis penyakit menjadi peyebab gagal panen
yang sangat sulit dikendalikan pada saat petani menanam pada off season yaitu
pada bulan januari hingga maret. Karena pada saat itu curah hujan sangat tinggi
sehingga menyebabkan kelembaban yang cukup tinggi sangat baik untuk berbagai
penyakit diatas.
Penyakit busuk daun antraknos atau otomatis (istilah
di Brebes, Jawa Tengah)
Disebabkan oleh cendawan Colletotrichum
gloeosporioides. Patogen ditularkan
melalui udara.
Gejala serangan dimulai dengan timbulnya bercak
coklat kehitaman pada permukan daun, kemudian bercak menjadi lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan
titik hitam yang merupakan kelompok spora.
Serangan berat menyebabkan seluruh permukaan daun keriput dan mengering
dan warna daun seperti jerami padi. Pada
saat cuaca panas dan lembab penyakit ini akan cepat berkembang. Tanaman
inangnya antara lain ialah tomat, buncis, kacang panjang labu, mentimun, oyong,
paria, semangka, dan terung.
Pengendaliannya dilakukan dengan penyemprotan Fungisida sistemik.
Penyakit busuk leher akar disebabkan oleh cendawan
Botrytis allii.
Gejala busuk akar berkembang hanya setelah bawang
merah dipanen dan disimpan di dalam gudang.
Infeksi dapat terjadi melalui luka pada umbi.
Penyakit tersebut terbawa ke lahan bersama dengan umbi bibit yang
terinfeksi. Penyakit ini akan berkembang
dengan cepat pada kondisi kelembaban tinggi dan suhu udara rata-rata di atas
15-20 ?, lahan yang becek dan lembab.
Gejala serangan ditandai dengan leher akar melunak kemudian membusuk.
Tanaman inangnya antara lain ialah bawang putih, bawang daun, dan tanaman
bawang-bawangan lainnya.
Penyakit embun bulu atau busuk daun (downy mildew)
disebabkan oleh cendawan Peronospora destructor.
Patogen penyakit embun bulu
ditularkan melalui angin.
Gejala
serangan ditandai dengan daun berwarna pucat dan menguning. Bila udara lembab, daun yang terserang akan
menunjukkan bintik-bintik berwarna ungu dan membusuk, sedangkan bila udara
kering daun yang terserang akan menunjukkan bintik-bintik putih, menguning, layu
dan mengering. Kondisi optimum untuk perkembangan penyakit ini ialah pada suhu
15 ? dan kelembaban tinggi terjadi selama 6-12 jam.
Penyakit kresek (istilah Brebes, Jawa Tengah)
disebabkan oleh bakteri Xanthomonas axonopodis pv. allii. Serangan terjadi pada
berbagai stadia pertumbuhan tanaman bawang merah, tetapi biasanya terjadi
selama fase pembentukan umbi. Serangan
diawali dengan tampaknya lesi pada daun yang dengan cepat meluas sehingga daun
menjadi berwarna coklat. Kehilangan
hasil diakibatkan oleh tanaman yang menjadi kerdil atau ukuran umbi yang kecil.
Pengendaliannya yaitu :
Pengaturan jarak tanam: 15 cm x 15 cm pada musim kemarau
dan 15 cm x 20 cm pada musim hujan
Pengaturan drainase yang baik agar tidak ada air
yang tergenang
Jika ditemukan serangan penyakit kresek, dilakukan
penyemprotan dengan fungisida yang berbahan aktif tembaga (Cu)
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan
Fusarium oxysporum.
Patogen ditularkan melalui udara dan air. Gejala
serangan ditandai dengan pangkal batang berwarna putih, daun terpuntir kemudian
rebah dan berwarna kuning. Jika pangkal
tanaman diperiksa, terlihat akarnya membusuk dan pada dasar umbi lapis terdapat
jamur keputih-putihan.
Pengendalian adalah Penggunaan benih bawang merah
yang sehat dan bersertifikat
Perlakuan benih menggunakan fungisida yang bersifat
protektif., Caranya dengan mencampurkan 100 g fungisida dalam setiap 100 kg benih
bawang merah lalu disimpan di dalam karung selama 1-2 hari sebelum
ditanam. Tanaman yang terserang dicabut
lalu dibakar. (Sumber : Materi pelatihan TC Mekar Jaya Brebes)
Penulis : Ir. Deecy Junitha Kemur, MSi ( PP Madya pada Dinas TPH Prov. Sulteng )
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/86803/Pengendalian-Hama-Penyakit-Bawang-Merah/
Kandungan dan Manfaat Tanaman
Meningkatkan Kesehatan Jantung
Kandungan
flavonoid pada bawang merah dapat melawan peradangan, menurunkan kadar
kolesterol dan trigliserida.
Sebuah studi menyebutkan bahwa zat quercetin dalam
bawang dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan menurunkan tekanan darah
tinggi.
Selain itu, manfaat bawang merah dipercaya dapat
membantu mencegah penumpukan plak di arteri (pembuluh darah).
Mencegah Kanker
Perlu kamu tau nih, guys, ternyata bawang merah
sangat efektif menghancurkan sel-sel kanker payudara dan usus besar.
Sebab, dalam kandungannya terdapat tingkat quercetin
dan anthocyanin yang tinggi.
Dua senyawa tersebut dapat menghentikan pertumbuhan
sel kanker pada tubuh manusia.
Menurunkan Kadar Gula Darah
Terdapat senyawa belerang dan quercetin pada bawang
merah. Dua senyawa itu dipercaya bisa menurunkan kadar gula darah pada manusia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa penderita diabetes
tipe 2 memiliki enzim hati normal dan kadar glikemik rendah.
Karena itulah, penderita diabetes sangat disarankan
konsumsi bawang merah secara rutin untuk menjaga gula darah tetap stabil.
Meningkatkan Imunitas
Manfaat
bawang merah untuk kesehatan yaitu dapat memperkuat sistem kekebalan (imunitas)
tubuh, karena di dalamnya terdapat kandungan vitamin C.
Selain itu, polifenol dalam bawang merah juga
bekerja aktif sebagai antioksidan untuk melindungi tubuh dari radikal bebas.
Menjaga Kesehatan Pencernaan
Bawang merah mengandung sejenis serat larut yang
disebut oligofructose. Serat ini baik untuk usus manusia.
Selain itu, jika mengonsumsi bawang merah secara
rutin, maka jumlah bakteri baik dalam tubuh akan meningkat.
Sehingga, akan membuat sistem pencernaan lebih
sehat, mencegah penyakit diare, dan sembelit.
Menguatkan Tulang
Studi menunjukkan bahwa bawang merah dapat
meningkatkan kepadatan tulang pada perempuan yang sudah menopause.
Pasalnya, perempuan menopause memiliki risiko patah
tulang pinggul lebih tinggi.
Oleh karena itu, konsumsi bawang merah dapat
mengurangi risiko tersebut sebanyak 20%.
Meningkatkan Kesehatan Otak
Bawang merah juga memiliki kandungan folat, salah
satu dari delapan vitamin B untuk meningkatkan fungsi otak.
Selain itu, kandungan folat pada bawang merah juga
baik melindungi DNA dan RNA tubuh dan menenangkan saraf otak.
Melindungi Mata
Manfaat bawang merah untuk kesehatan yaitu membantu
kesehatan mata karena ada sulfur dan vitamin E di dalamnya.
Kandungan sulfur pada bawang merah mampu merangsang
produksi protein glutathione sebagai antioksidan.
Sedangkan, vitamin E melindungi mata dari risiko
penyakit mata seperti glaukoma, katarak, dan degenerasi makula.
Meredakan Stres
Kamu sering mengalami kesulitan tidur malam? Nah,
mulai sekarang cobalah konsumsi bawang merah secara rutin.
Karena, bawang merah dapat membantu meningkatkan
kualitas tidur, meredakan stres, dan merangsang kinerja otak lebih maksimal.
Mengatasi Radang Tenggorokan
Kandungan quercetin pada bawang merah dipercaya
dapat mengatasi sakit akibat radang tenggorokan.
Jadi, bagi kamu yang punya masalah infeksi di bagian
tenggorokan, disarankan agar sering makan bawang merah.
Menurunkan Berat Badan
Salah satu khasiat bawang merah yang belum banyak
diketahui orang yakni bisa mengatasi masalah berat badan.
Itu karena bawang merah mengandung kromium, sehingga
berat badan akan berkurang lebih cepat dari target waktu yang ditentukan.
Dengan catatan, harus rutin mengonsumsi bawang merah
mentah, sekitar 3-4 siung per harinya.
Sebagai Obat Herbal Bayi
Bukan hanya bermanfaat untuk orang dewasa, bawang
merah juga sering dijadikan obat herbal bagi bayi.
Caranya, siapkan 1-2 siung bawang merah. Iris tipis
dan tumbuk bawang tersebut.
Lalu, tambahkan minyak telon dan balurkan ke
beberapa bagian tubuh bayi, seperti punggung, kaki, dan tangan.
Rasa hangat dari bawang merah dan harum minyak telon
akan membuat si kecil menjadi lebih rileks.
https://www.indozone.id/health/0yslEr/manfaat-bawang-merah-untuk-kesehatan/read-all
PT Syngenta Indonesia
Jalan Raya Tlajung Udik Km. 62.8
Gunung Putri - 16961
Bogor
Tel: 021-8672776
Fax: 021-8672825
Kantor:
Perkantoran Hijau Arkadia, Tower C, Lt. 9
Jalan TB Simatupang Kav 88
Jakarta 12520
Tel: 021-78836979
Fax: 021-78836323
Website: www.syngenta.co.id
PT EAST WEST SEED INDONESIA
Telepon: +62 264 201871 / +62 22 3000 2010
Fax: +62 264 201875 / +62 22 3000 2019
Hubungi kami disini
ALAMAT POS
PT EAST WEST SEED INDONESIA
Desa Benteng, Kecamatan Campaka
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia 41181
PT. TAKII INDONESIA
Plaza Kelapa Gading Blok C No. 48
Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading
Jakarta Utara 14240 – Indonesia
CONTACT US
Phone: +62 21 4585 1413
Email: info@hortindo.org
KOREAN SEED INDONESIA
o Company Name : KOREAN SEED INDONESIA
o Address : Bendorejo, Tawang Wates Kediri, Indonesia
o Capital : -
o Telephone : (62-354)442-614
o Fax : (62-354)442-533
o Email : koreana@indo.net.id
Lokasi perusahaan di Indonesia :
- Jakarta Beltway Office Park Building A, 5th floor
Jl. Ampera Raya No. 9-10
Jakarta, 12550 Tel: +62-21-7822555
Fax: +62-21-7822565
- Malang Malang Operations
Jl. Raya Krebet, Desa Krebet
Bululawang
Malang 65171 East Java Tel: +62-341-879470
Fax: +62-341-879237
- Pasuruan Pasuruan Operation
Kawasan Industri PIER
Jl. Rembang Industri I/48 A-B
Pasuruan 67153 Tel: +62-343-740209
Fax: +62-343-740210
KANTOR PUSAT DAN FASILITAS PRODUKSI
PT BISI International Tbk
Jl. Raya Surabaya Mojokerto km 19,
Desa Bringinbendo,
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, Indonesia.
Telepon +62-31-7882528
Faksimili 62-31-7882856
Alamat e-mail investor.relations@bisi.co.id
Monsanto Indonesia
Head Office
Monsanto Indonesia
Wisma Pondok Indah 2, 6th floor
Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA
Pondok Indah - Jakarta 12310
Phone: +62-21-29976400
Fax: +62 21 7592 2928
PT ORIENTAL SEED INDONESIA
Dusun Kamal,Rt 02 Rw 04 Pagersari Mungkid Magelang Jawa Tengah Indonesia, 56551
Tlp. 0293 782450
Fax. 0293 782436
Hp. 0815 7872 6979
Jl. Akhmaludin No. 26
Jember - Jawa Timur
Indonesia
Telp : 0331-323216
Email : cs@benihcitraasia.com
Kompleks Plasa Segi Delapan,
Jl. Segi Delapan Indah Kav III D, No. 821-822,
Surabaya (60189)
Telepon: (031) 7322099, (031) 7320365
Fax : (031) 7320365
Pabrik
Jl. Pare Kediri, Ds. Sambirejo, Kec. Pare,
Kab. Kediri (64226),
Telepon : (0354)394818, (0354) 391882
Fax : (0354) 391090
PT. SANGHYANG SRI
Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Indonesia
Telp. 021-29935678 Fax. 021-29935740
All Rights Reserved 2016
CV.Multi Global Agrindo
Alamat: Jl. Raya Solo-Tawangmangu, Lempo, Salam, Kec. Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57791
Jam buka:
Buka ⋅ Tutup pukul 15.00
Telepon: 0813-9347-3009
Provinsi: Jawa Tengah
PT. PRIMASID ANDALAN UTAMA INDONESIA
Alamat: Plaza Kelapa Gading, Rukan Inkopal, Blok C no. 48, JL. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading Permai, RT.15/RW.3, Klp. Gading Bar., Kec. Klp. Gading, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240
Alamat: Plaza Kelapa Gading, Rukan Inkopal, Blok C no. 48, JL. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading Permai, RT.15/RW.3, Klp. Gading Bar., Kec. Klp. Gading, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240
Jam buka:
Buka ⋅
Tutup pukul 17.00
Tutup pukul 17.00
Telepon: (021) 4517103
Provinsi: Jakarta
CV. Aura Seed Indonesia
• SMS : 0856-0856-6034
• WA : 0856-0856-6034
• TELP-1 : 0856-0856-6034
• TELP-2 : 081-904-983-985
• EMAIL : halo@sentratani.com
• FB : facebook.com/sentratani
Comments
Post a Comment