Bawang Merah



Bawang merah 
Bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) adalah salah satu bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur.[1] Tanaman penghasilnya disebut dengan nama sama.

Bawang merah saat ini dianggap sebagai sebuah varietas dari spesies Allium cepa, spesies yang memuat sejumlah besar varietas bawang yang dikenal dengan nama kolektif bawang bombai.

https://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai mengecil dan di bagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang di dalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30–50 cm. Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik. Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji.Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat. Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional, bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida.

Senyawa sin-propanatial-S-oksida (syn-propanethial-S-oxide) yang terbentuk akibat jaringan bawang merah diiris menyebabkan mata manusia mengeluarkan air mata[2][3].Pembentukannya terpicu oleh dilepaskannya enzim lachrymatory-factor synthase ketika jaringan tubuh tanaman dilukai. Enzim ini akan mengubah asam-asam amino sulfoksida (mengandung oksida belerang) menjadi asam sulfenat yang tidak stabil. Salah satu senyawa yang terbentuk dari asam sulfenat adalah sin-propanatial-S-oksida, yang kemudian menyebar ke udara. Kelenjar air mata akan terangsang oleh senyawa ini dan memicu keluarnya air mata.

https://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah

Klasifikasi Tanaman

Kingdom         :Plantae
Subkingdom    :Tracheobionta
Superdivisio    :Spermatophyta
Divisio             :Magnoliophyta
Klas                  :Liliopsida
Sub-klas           :Liliidae
Ordo                  :Liliales
Familia            :Liliaceae
 Genus               :Allium
 Spesies            :Allium cepa L. var. aggregatum

Uraian Tanaman

Akar
Secara morfologi akar tersusun atas rambut akar, batang akar, ujung akar, dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam) akar tersusun atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Ujung akar merupakan titik tumbuh akar. Ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel-selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Tudung akar berfungsi melindungi akar terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah (Anonim, 2008). Pada akar, terdapat rambut-rambut akar yang merupakan perluasan permukaan dari sel-sel epidermis akar. Adanya rambut-rambut akar akan memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut-rambut akar hanya tumbuh dekat ujung akar dan relatif pendek. Bila akar tumbuh memanjang kedalam tanah maka pada ujung akar yang lebih muda akan terbentuk rambut-rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang lebih tua akan hancur dan mati. Akar merupakan organ 1. Akar 2.Batang 3.Daun 4.Umbi 8 pada tumbuhan yang berfungsi sebagai alat untuk menyerap air dan garam mineral dari dalam tanah, dan untuk menunjang dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya (Anonim, 2008).


Batang
Memiliki batang sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Batang pada bawang merah merupakan batang yang semu yang terbentuk dari kelopak-kelopak daun yang saling membungkus. Kelopak-kelopak daun sebelah luar selalu melingkar dan menutupi daun yang ada didalamnya. Beberapa helai kleopak daun terluar mengering tetapi cukup liat. Kelopak daun yang menipis dan kering ini membungkus lapisan kelopak daun yang yang ada didalamnya yang membengkak. Karena kelopak daunnya membengkak bagian ini akan terlihat mengembung, membentuk umbi yang merupakan umbi lapis (Anonim, 2008).


Daun
Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Menurut Sudirja (2007), daun bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek , sedangkan bunga bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan diujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning- kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitga (Sudirja, 2007). Buah bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah berbentuk pipih, berwarna putih, tetapi akan berubah menjadi hitam setelah tua (Rukmana, 1995).

Secara morfologi, pada umumnya daun memiliki bagian-bagian helaian daun (lamina), dan tangkai daun (petiolus). Daun pada bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat kecil dan memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunya meruncing dan bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak (Anonim, 2008). Pada bawang merah, ada juga yang daunnya membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daunnya, warna daunnya hujau muda. Kelopak-kelopak daun sebelah luar melingkar dan menutup daun yang ada didalamnya (Anonim, 2008).

http://digilib.unila.ac.id/7293/14/BAB%20II.pdf

Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat menyerbuk sendiri atau silang.

Buah dan Biji
Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji bawang merah dapat digunkan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.

Umbi
Bagian pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok yang tidak sempurna (rudimenter). Dari bagian bawah cakram tumbuh akar-akar serabut. Di bagian atas cakram terdapat mata tunas yang dapat menjadi tanaman baru. Tunas ini dinamakan tunas lateral, yang akan membentuk cakram baru dan kemudian dapat membentuk umbi lapis kembali (Estu et al. 2007).

Varietas Bawang Merah
Dalam rangka meningkatkan produksi bawang merah, maka di luar masalah budidayanya, masalah varietas dianggap besar pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas produksinya. Tiap varietas memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda dan masih tergantung pada kondisi wilayah penanamannya, varietas itu akan  berproduksi tinggi bila ditanam sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan tanaman sendiri. Cukup banyak macam varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia, tetapi umumnya produksinya masih terhitung rendah. Cukup sulit untuk mencari varietas unggul dari kultivar-kultivar yang ada karena masing-masing kultivar sangat dekat sekali perbedaannya. (Wibowo, 1989) cit. Hidayatullah (2005). Menurut Sunarjono dan Soedomo (1983) cit. Hidayatullah (2005).

Keunggulan varietas bawang merah ditentukan oleh :
Produksi yang tinggi lebih dari 10 ton/ha.
Kualitas umbi.
Ketahanan terhadap penyakit.
Ketahanan terhadap pengaruh hujan, atau terhadap kekeringan.
Umur panen.

Varietas :
Varietas Thailand / Bangkok Varietas bawang merah Thailand adalah bawang merah varietas impor yang juga banyak ditanam di Indonesia. Bawang merah ini cocok ditanam di dataran rendah dengan ketinggian 30 m dpl. Bawang merah varietas ini tidak tahan terhadap air, sehingga cocok ditanam pada awal musim kemarau dan pada tanah yang pH-nya berkisar antara 5,5-7,0. Bawang merah jenis ini dapat dipanen pada umur 60-70 hari sejak ditanam dengan produksi dapat mencapai 10 ton/ha umbi kering. Umbi bawang 11 merah. Varietas Thailand memiliki anakan ± 2 – 22 anakan, varietas Thailand berwarna merah muda sampai merah tua dan berbentuk agak bulat ( Anonim,2008).

Varietas Bima Curut Salah satu kultivar bawang merah yang dibudidayakan petani adalah kultivar Bima Curut. Kultivar Bima Curut termasuk kultivar lokal Brebes. Bima Curut mempunyai penampakan warna daun hijau kebiruan. Setiap kultivar bawang merah mempunyai ciri lengkungan daun yang berbeda satu sama lain. Lengkungan daun tidak terlihat pada Bima Curut. Pertumbuhan daun Bima Curut lurus keatas dengan kekar. Bentuk umbi merupakan karakteristik yang dapat dibedakan antara beberapa kultivar bawang merah. Umbi Bima Curut berbentuk datar dengan warna umbi merah cerah. Bawang merah jenis ini dapat dipanen pada umur 60-70 hari sejak ditanam dengan produksi dapat mencapai 8 ton/ha umbi kering.

Bima Curut memiliki anakan berkisar antara 3 anakan sampai 15 anakan (Rukmana, 2007). 3. Varietas Biru Lancor Bawang merah varietas ini berasal dari Dusun Cabean, Desa Pabean, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Bawang merah ini dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah 240 m dpl. Bawang merah ini tidak begitu tahan terhadap air, sehingga cocok ditanam pada awal musim kemarau. Bawang merah ini dapat dipanen pada umur 60-70 hst potensi panen dapat mencapai 10 ton/ha. Varietas Biru Lancor memliki anakan ± 2 sampai 25 anakan. Bentuk umbi bulat sedikit lonjong dengan warna umbi gelap. (Dirjen Hortikultura, 2011).

http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1491/2/BAB%20II.pdf

Syarat Tumbuh Bawang Merah

Iklim
Bawang merah tidak tahan kekeringan karena sistem perakaran yang pendek. Sementara itu kebutuhan air terutama selama pertumbuhan dan pembentukan umbi cukup banyak. Di lain pihak, bawang merah juga paling tidak tahan terhadap air hujan, tempat-tempat yang selalu basah atau becek. Sebaiknya bawang merah ditanam di musim kemarau atau di akhir musim penghujan. Dengan demikian, bawang merah selama hidupnya di musim kemarau akan lebih baik apabila pengairannya baik (Wibowo, 2005). Daerah yang paling baik untuk budidaya bawang merah adalah daerah beriklim kering yang cerah dengan suhu udara panas. Tempatnya yang terbuka, tidak berkabut dan angin yang sepoi-sepoi. Daerah yang mendapat sinar matahari penuh juga sangat diutamakan, dan lebih baik jika lama penyinaran matahari lebih dari 12 jam. Perlu diingat, pada tempat-tempat yang terlindung dapat menyebabkan pembentukan umbinya kurang baik dan berukuran kecil (Wibowo, 2005).
Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1100 m (ideal 0-800 m) diatas permukaan laut, Produksi terbaik dihasilkan di dataran rendah yang didukung suhu udara antara 25-32 derajat celcius dan beriklim kering. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bawang merah membutuhkan tempat terbuka dengan pencahayaan 70 %, serta kelembaban udara 80-90 %, dan curah hujan 300-2500 mm pertahun (BPPT, 2007).

Suhu dan ketinggian tempat
Dataran rendah sesuai untuk membudidayakan tanaman bawang merah. Ketinggian tempat yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah kurang dari 800 m di atas permukaan laut (dpl). Namun sampai ketinggian 1.100 m dpl, tanaman bawang merah masih dapat tumbuh. Ketinggian tempat suatu daerah berkaitan erat dengan suhu udara, semakin tinggi letak suatu daerah dari permukaan laut, maka suhu semakin rendah (Pitojo, 2003). Tanaman bawang merah menghendaki temperatur udara antara 25 - 32 oC. Pada suhu tersebut udara agak terasa panas, sedangkan suhu rata-rata pertahun yang dikehendaki oleh tanaman bawang merah adalah sekitar 30 oC. Selain itu, iklim yang agak kering serta kondisi tempat yang terbuka sangat membantu proses pertumbuhan tanaman dan proses produksi. Pada suhu yang rendah, pembentukan umbi akan terganggu atau umbi terbentuk tidak sempurna (Sumadi, 2003). Sinar matahari berperan cukup besar bagi kehidupan tanaman bawang, terutama dalam proses fotosintesis. Tanaman bawang merah menghendaki areal pertanaman terbuka karena tanaman ini memerlukan penyinaran yang cukup, minimal sekitar 70% intensitas cahaya matahari (Rukmana, 2002). Angin merupakan faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah karena sistem perakaran bawang merah yang sangat dangkal, maka angin kencang akan dapat menyebabkan kerusakan tanaman.

Tanah
Menurut Dewi (2012) mengatakan bahwa, bawang merah membutuhkan tanah yang subur gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan dukungan tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan bawang merah ada jenis tanah Latosol, Regosol, Grumosol, dan Aluvial dengan derajat keasaman (pH) tanah 5,5 – 6,5 dan drainase dan aerasi dalam tanah berjalan dengan baik, tanah tidak boleh tergenang oleh air karena dapat menyebabkan kebusukan pada umbi dan memicu munculnya berbagai penyakit (Sudirja, 2007).

http://digilib.unila.ac.id/7293/14/BAB%20II.pdf

Tanaman bawang merah lebih baik pertumbuhannya pada tanah yang gembur, subur, dan banyak mengandung bahan-bahan organik. Tanah yang sesuai bagi pertumbuhan bawang merah misalnya tanah lempung berdebu atau lempung berpasir, yang terpenting keadaan air tanahnya tidak menggenang. Pada lahan yang sering tergenang harus dibuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik. Derajat kemasaman tanah (pH) antara 5,5 – 6,5 (Sartono, 2009).

http://repository.uin-suska.ac.id/5776/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA%20II.pdf

Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan kepada tanaman. Bawang merah memerlukan berbagai macam unsur hara untuk pertumbuhannya, baik yang berasal dari dalam tanah, pupuk organik, maupun pupuk anorganik. Aplikasi pupuk anorganik yang umum dilakukan adalah dengan menyediakan unsur N, P, dan K dengan pupuk tunggal maupun pupuk majemuk.
Menurut Samadi (2009), rekomendasi umum dosis pemupukan pada bawang merah adalah 200 kg N/ha, 90 P2O5 kg/ha dan 75 kg K2O/ha. Pupuk NPK Mutiara (16-16- 16) mengandung unsur N (16 % N), P (16 % P2O5), dan K (16 % K2O). Pemakaian pupuk NPK Mutiara (16-16-16) diharapkan dapat mengantisipasi kekahatan hara N, P, dan K pada tanaman bawang merah. Menurut Napitupulu dan Winarno (2010) , unsur nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi tanaman terutama pembentukan dan pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar. 

Pemberian unsur N yang terlalu banyak pada bawang merah dapat menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman. Akan tetapi kekurangan unsur N dapat menyebabkan klorosis daun, serta jaringan daun menjadi mati dan kering dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil.

Unsur phosphor (P) pada bawang merah berperan untuk mempercepat pertumbuhan akar semai, dan dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan umbi. Apabila tanaman kekurangan unsur P maka akan terlihat gejala warna daun bawang hijau tua dan permukaannya terlihat mengkilap kemerahan, dan tanaman menjadi kerdil. Bagian tepi daun, cabang, dan batang bawang merah mengecil serta berwarna merah keunguan dan kelamaan menjadi kuning (Napitupulu dan Winarno, 2010). Menurut Gunadi (2009), 

Unsur kalium (K) berfungsi untuk pembentukan protein dan karbohidrat pada bawang merah serta dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit dan dapat meningkatkan kualitas umbi. Bila kekurangan unsur kalium daun tanaman bawang merah akan mengkerut atau keriting dan muncul bercak kuning transparan pada daun dan berubah merah kecoklatan serta mengering hangus terbakar.

http://digilib.unila.ac.id/7293/14/BAB%20II.pdf

Manfaat Pupuk.

Pupuk Organik
Pupuk ada dua jenis yakni pupuk organik dan pupuk anorganik (Sutanto, 2003). Penggunaan pupuk anorganik saat ini menjadi pilihan yang sangat diminati oleh petani karena dapat meningkatkan produksi tanaman dengan cepat dan mudah diaplikasikan. Namun, dampak negatif penggunaan pupuk anorganik menimbulkan masalah yang cukup serius khususnya degradasi tanah. Oleh karena itu petani mulai menggunakan pupuk organik sebagai salah satu alternatif pemupukan, meskipun masih menyertakan pupuk anorganik.

Pupuk organik merupakan pupuk yang bahannya berasal dari bahan organik seperti tanaman, hewan ataupun limbah organik. Pupuk organik merupakan penyangga biologi yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia, sehingga tanah dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah yang berimbang. Pupuk organik memiliki ciri-ciri umum memiliki kandungan hara rendah, namun kandungan hara bervariasi tergantung bahan yang digunakan; ketersediaan unsur hara lambat, hara tidak dapat langsung diserap oleh tanaman, memerlukan perombakan atau didekomposisi baru dapat terserap oleh tanaman; jumlah hara tersedia dalam jumlah yang terbatas (Lingga, 2003; Sutanto, 2003; Purwendro dan Nurhidayat, 2007).

Pupuk organik sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah yakni sifat fisik tanah (warna, aerasi, tekstur, struktur, dan peningkatan penyerapan air), terhadap sifat kimia tanah (Kapasitas Tukar Kation (KTK), kandungan bahan organik, dan hara lainnya), dan terhadap sifat biologi tanah (sebagai sumber energi bagi 13 mikroorganisme tanah sehingga meningkatkan aktivitasnya dan mempercepat proses dekomposisi). Pupuk organik yang digunakan dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan-bahan anorganik (kimia). Pupuk organik dapat bekerja menyuburkan tanah sekaligus konservasi dan menyehatkan tanah sehingga produktifitas tanah tetap terjaga dan berkelanjutan (Lingga, 2003; Sutanto, 2003; Purwendro dan Nurhidayat, 2007).

Pupuk organik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari pupuk organik diantaranya yakni; diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan hara dari suatu tanaman dan bersifat boros baik dalam pengangkutan maupun penggunaan di lapangan serta dapat menimbulkan kekahatan unsur hara jika diberikan belum cukup matang. Bahan organik yang belum matang dapat menimbulkan kekahatan unsur hara dan dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit tanaman. Selain itu, bahan organik yang berasal dari sampah kota atau limbah industri biasanya mengandung mikroba patogen dan logam berat yang berpengaruh buruk bagi tanaman, hewan dan manusia (Lingga, 2003; Sutanto, 2009).

Kelemahan dari penggunaan pupuk organik tersebut dapat diimbangi karena pupuk organik juga mempunyai banyak kelebihan. Penggunaan pupuk organik membuat tanah menjadi gembur sehingga mudah terjadi sirkulasi udara dan mudah ditembus perakaran tanaman. Pupuk organik mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah kecil. Untuk tanah yang bertekstur pasir bahan organik akan meningkatkan pengikatan antar partikel tanah dan meningkatkan kemampuan mengikat air. Selain memperbaiki sifat fisik tanah pupuk organik juga memperbaiki sifat kimia tanah yaitu dengan membantu proses pelapukan bahan mineral, meningkatkan pH tanah dan mampu meningkatkan KTK tanah. 

Bahan organik juga memberikan makanan bagi kehidupan mikroba dalam tanah. Bahan organik dalam tanah mempengaruhi jumlah mikroba yang ada dalam tanah (Hardjowigeno, 2007).
Lingga dan Marsono (2010) mengemukakan beberapa kelebihan pupuk organik antara lain:
a). Mampu memperbaiki sifat tanah karena bahan organik yang terdekomposisi menjadi perekat yang mengikat butir-butir tanah menjadi agregat
b). Daya serap tanah terhadap air menjadi meningkat
c). Aktivitas biologi tanah dapat terbantu karena bahan organik yang terdapat didalam pupuk organik dapat menjadi makanan bagi mikroorganisme tanah
d) Merupakan sumber nutrisi bagi tanaman yang cukup lengkap bagi tanaman


Budidaya Bawang Merah

Pengolahan tanah
Pengolahan tanah pada dasarnya dimaksudkan untuk menciptakan lapisan olah yang gembur dan sesuai seuntuk budidaya bawang merah. Pengolahan tanah umumnya diperlukan untuk menggemburkan tanah, memperbaiki drainase, aerasi tanah, meratakan permukaan tanah, dan mengendalikan gulma. Pada lahan kering, tanah dibajak atau diolah sedalam 20 cm, kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1,2 meter, tinggi 25 cm, sedangkan panjangnya tergantung pada kondisi tanah. Pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu, bedengan-bedengan dibuat terlebih dahulu dengan ukuran lebar 1,75 cm, kedalaman parit 50-60 cm dengan lebar parit 40-50 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisin lahan. Kondisi bedengan mengikuti arah Timur Barat. Tanah yang telah diolah dibiarkan sampai kering kemudian diolah lagi hingga 2-3 kali sampai gembur sebelum dilakukan perbaikan bedengan-bedengan dengan rapi. Waktu yang diperlukan mulai dari pembuatan parit, pencangkulan tanah sampai tanah menjadi gembur dan siap ditanami sekitar 3-4 minggu. Lahan harus bersih dari sisa tanaman atau gulma (Hidayat, 2004).

Pada saat pengolahan tanah, khususnya pada lahan yang masam dengan pH kurang dari 5,5 disarankan untuk memberikan dolomit minimal 2 minggu sebelum tanaman dengan dosis 1-1,5 ton/ha/tahun, yang dianggap cukup untuk dua musim tanam berikutnya. Pemberian dolomit ini penting dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), terutama pada lahan masam atau lahan-lahan yang diusahakan secara intensif untuk tanaman sayuran pada umumnya (Pitojo, 2003).

Penanaman Setelah lahan selesai diolah, kegiatan selanjutnya adalah pemberian pupuk dasar. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi dengan dosis 10-20 ton/ha, atau pupuk kandang ayam dengan dosis 5-6 ton/ha, atau kompos dengan dosis 4-5 ton/ha yang diaplikasikan 2-3 minggu sebelum tanam dengan cara disebar lalu diaduk secara merata dengan tanah. BALITSA merekomendasikan penggunaan pupuk organik (kompos) sebanyak 5 ton/ha yang diberikan bersamaan dengan pupuk TSP/SP-36. Pemberian pupuk organik tersebut untuk memelihara dan meningkatkan produktivitas lahan. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa kompos tidak meningkatkan hasil bawang merah secara nyata, tetapi mengurangi susut bobot umbi (dari bobot basah menjadi bobot kering jemur) sebanyak 5% (Samadi, 2005).

Dosis dan waktu pemupukan Untuk menghindari dampak negatif akibat penggunaan pupuk (terutama pupuk kimia) terhadap lingkungan hidup, khususnya terhadap tanah, penggunaan pupuk hendaknya diperhitungkan sesuai dengan kondisi lahan setempat. Pemberian pupuk yang berlebihan tanpa memperhatikan waktu dan dosis dapat mengakibatkan tanaman keracunan dan tanah menjadi pejal atau keras. Tanah yang pejal atau keras sukar diolah, jika musim penghujan tanah menjadi licin dan liat karena pori-pori tanah tertutup oleh sisa pupuk kimia yang tidak terserap oleh tanaman. Akibatnya, pertukaran udara dan air di dalam tanah tidak berjalan lancar, sehingga terjadi akumulasi residu pupuk yang akhirnya akan meracuni tanah, air, dan tanaman itu sendiri. Dampak negatifnya cukup luas, baik bagi kehidupan organisme tanah yang bermanfaat maupun terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, pemupukan hendaknya dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar tidak menimbulkan pemborosan yang akan menambah biaya produksi. Sebaliknya, pemupukan yang dilakukan dengan baik dan benar dapat meningkatkan produksi dan pendapatan per satuan luas.
Tanaman perlu diberi tambahan unsur hara terutama pupuk Nitrogen (N), Fosfor (F), dan Kalium (K) yang masing-masing terdapat dalam Urea, TSP dan KCl. Bawang merah memerlukan N 205 kg/ha, P 125 kg/ha, dan K 155 kg/ha (Sumadi, 2003).
Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat dan cair (urine) hewan ternak yang umumnya berupa mamalia (sapi, kambing, babi, dan kuda) serta unggas (ayam dan burung). Pupuk kandang ini paling umum dan sering digunakan petani untuk menyuburkan tanah pertanian (Ismawati, 2007). Air dalam pupuk kandang hanya sebagai pembawa (carrier agent), sehingga secara kuantitatif kadar pupuk dan bahan organik lebih tinggi. Pupuk kandang dengan kandungan air lebih rendah seperti kotoran padat dan cair dari ternak sapi sebanyak 1 kg hanya akan diperoleh sebanyak 0,14 kg pupuk organik, sedangkan kotoran ayam sebanyak 1 kg dapat diperoleh 0,45 kg pupuk organik. Selain itu, penggunaan pupuk kandang dapat mendukung pertumbuhan tanaman karena struktur tanah sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki (Ismawati, 2007).

Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap ton pupuk kandang mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5 dan 5 kg K2O serta unsur-unsur hara esensial lain dalam jumlah yang relatif kecil. Dalam semua pupuk kandang, P selalu terdapat dalam kotoran padat dan sebagian besar K dan N terdapat dalam kotoran cair (urine). Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang paling tinggi, karena bagian cair (urine) tercampur dalam bagian padat (Sarwono, 2007). Pupuk kandang secara konvensional sebenarnya siap pakai dan tidak memerlukan perlakuan khusus. Hanya saja kotoran hewan yang baru keluar dari tubuh hewan atau ternak tidak boleh langsung diberikan ke tanaman. Kotoran demikian perlu difermentasi terlebih dahulu, sehingga dapat disebut pupuk kandang yang siap digunakan untuk tanaman (Ismawati, 2007).

Proses fermentasi kotoran ternak berlangsung sekitar 1,5 – 2 bulan dengan cara ditumpuk dan didiamkan. Hanya saja untuk mendapatkan pupuk kandang yang berkualitas baik, diperlukan tempat khusus untuk penumpukannya seperti dalam gudang atau lubang di tanah yang diberi naungan. Penggunaan tempat khusus ini untuk meminimalkan terjadinya kehilangan unsur hara akibat proses penguapan dan pencucian oleh hujan. Proses fermentasi kotoran hewan atau ternak bukan hanya pada kotoran padat saja, tetapi juga pada kotoran cair (Ismawati, 2007).

Cara pemupukan
Keberhasilan pemupukan sangat ditentukan oleh pemakaian maupun penempatan pupuk yang tepat. Pupuk yang disebarkan di permukaan tanah akan memberikan hasil lain dibanding dengan pupuk yang dibenamkan dalam tanah.

Ada tiga cara pemupukan yang dianjurkan untuk diterapkan pada tanaman bawang merah, yaitu:
a. Penugalan Pemupukan dengan cara ini adalah pupuk ditempatkan dalam jalur-jalur yang dibuat di dekat tanaman dengan jarak 5 cm dan dalam 3-5 cm. Lubang tempat pupuk dibuat dengan cara ditugal pada tanah yang telah ditentukan batas- batasnya (Pitojo, 2003).
b. Pembenaman Pupuk dibenamkan pada alur-alur di antara barisan tanaman. Alur-alur untuk menempatkan pupuk dibuat seperti parit yang berukuran kira-kira 2 cm dengan kedalaman 3 cm, dan jarak 3-5 cm. Pembuatan alur harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak memutus atau merusak akar serabut yang menjalar ke samping (Pitojo, 2003).
c. Melalui daun Pemupukan melalui daun di lakukan dengan cara disemprotkan langsung pada tanaman, terutama bila pupuk yang digunakan dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro yang biasa digunakan terdapat pada pupuk pelengkap cair (PPC) dan pemupukan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyemprotan pestisida. Agar pestisida dan pupuk lebih efektif kerjanya, maka ketika menyemprot dapat ditambah zat perekat, misalnya Agristik. Pupuk daun yang diberikan adalah Gandasil dan Vitabloom (Pitojo, 2003).

Pengairan
Suplai air yang tidak mencukupi kebutuhan secara penuh dapat menyebabkan terjadinya stres pada tanaman. Hal ini berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan maupun produksinya. Pengaruh intensitas dan waktu stres ini sangat penting untuk diperhatikan oleh para petani. Pada umumnya bawang merah varietas unggul (bawang merah Filipina, bawang merah Bangkok) sangat peka terhadap air dan pupuk. Oleh karena itu, pengairan dan pemupukannya sungguh- sungguh diperhatikan agar kualitas dan kuantitas produksinya tetap tinggi (Sartono, 2009). Air diberikan dengan cara mengalirkannya melalui selokan antar bedengan sebatas perakaran dan dibiarkan meresap dalam bedengan hingga basah, atau dengan cara menyiramnya dengan gembor.

Pemberian air sebaiknya dilaksanakan pada sore hari dengan interval pelaksanaan 4-7 hari sekali. Pada periode kritis yaitu fase perbanyakan (tanaman berumur 7-20 hari), dan fase pembesaran umbi (tanaman berumur 35-50 hari), diperlukan pengairan dengan interval 2-4 hari sekali. Pada akhir pemasakan umbi tanaman hanya memerlukan sedikit air karena air yang berlebih dapat menyebabkan umbi busuk (Rahayu, 2007).

Penyiangan, pendangiran, dan pembumbunan
Gulma merupakan pesaing utama bagi tanaman bawang merah, terutama dalam memperoleh sinar matahari dan unsur-unsur hara tanah. Lahan yang tidak disiangi menyebabkan tanaman tumbuh lambat karena gulma (rumput) tumbuh dan berkembang sangat cepat. Akibatnya, jarak tanaman menjadi lebih rapat dan lahan menjadi lembab. Hal ini mendorong timbulnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh cendawan, dan sebagai media yang sesuai untuk bertelur bagi ngengat kupu (Agrotis ipsilon Hufn). Oleh karena itu, penyiangan harus dilakukan terutama pada fase pembentukan anakan (tanaman berumur 10-21 hari), dan fase pembentukan umbi (tanaman berumur sekitar 30-35 hari), dan pada waktu berumur (50-55 hari) atau fase pemasakan umbi (Wibowo, 2005).

Selain penyiangan, tanah perlu juga digemburkan. Tanah yang gembur akan memberikan cukup ruang bagi umbi untuk berkembang dengan sempurna, sehingga ukuran tanaman menjadi besar-besar dan bentuknya pun baik (Sumadi, 2003).
Tanaman bawang merah perlu pula dilakukan pembumbunan. Pembumbunan terutama dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembumbunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan atau parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam, sehingga drainase menjadi normal kembali. Pembumbunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan penutup akar yang keluar di permukaan tanah, sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat lebih besar- besar (Rukmana, 2002).

Penyiangan, pandangiran, dan pembumbunan, akan berdampak baik terhadap pertumbuhan tanaman karena tidak terjadi persaingan dalam memperoleh makanan dan sinar matahari dengan gulma lainya. Pendangiran akan mengembalikan kondisi tanah yang memadat menjadi gembur, sehingga mempermudah pertumbuhan dan perkembangan akar serta umbinya. Selain itu, peredaran udara dalam tanah menjadi lebih lancar, sehingga kehidupan organisme dalam tanah yang bermanfaat bagi tanaman dapat dipertahankan keberadaannya (Sumadi, 2003).

Kerapatan Tanam
Dari hasil penelitian Sumarni et al. (2012) jumlah tanaman yang dipanen dipengaruhi oleh varietas dan kerapatan tanam. Pada varietas Bima, jumlah tanaman yang dipanen lebih banyak daripada varietas Maja dan Tuk Tuk. Dengan kerapatan tanam yang lebih rapat (150 tanaman/m2 ) jumlah tanaman yang dipanen lebih sedikit dibandingkan dengan kerapatan tanam yang lebih jarang (100 tanaman/m2 ). Kerapatan tanam yang rapat, terutama pada musim hujan dapat menimbulkan lingkungan yang sesuai untuk berkembangnya penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Akibatnya banyak tanaman yang mati terserang penyakit, antara lain penyakit antraknos (Colletotrichum sp.), sehingga hasil bobot umbi persatuan luas lebih rendah pada kerapatan tanam yang rapat. Sumarni at al. (2005) 
Dari beberapa kerapatan tanam yang dicoba, ternyata kerapatan tanam 200 tanaman/m2 (5 x10 cm) merupakan kerapatan tanam yang paling cocok untuk produksi umbi asal TSS. Penyusutan bobot tanaman paling tinggi terdapat pada kerapatan tanam paling jarang yaitu 5 x 10 cm atau 200 tanaman/m2 . Tampaknya tanaman yang ditanam dengan jarak tanam lebih jarang mempunyai kesempatan menyerap air lebih banyak daripada tanaman yang ditanam dengan jarak tanam yang lebih rapat.

http://repository.uin-suska.ac.id/5776/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA%20II.pdf

Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah antara lain adalah ulat grayak Spodoptera, Thrips, Bercak ungu Alternaria, busuk umbi Fusarium, busuk putih Sclerotum, busuk daun Stemphylium dan virus (Sartono, 2009). Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan rutin atau tindakan preventif yang dilakukan petani bawang merah. Umumnya kegiatan ini dilakukan pada minggu kedua setelah tanam dan terakhir pada minggu kedelapan dengan dengan interval 2-3 hari sekali (Rahayu, 2007).

Pengendalian hama dan penyakit yang tidak tepat (pencampuran 2-3 jenis pestisida, dosis yang tidak tepat, sprayer yang tidak standar) dapat menimbulkan masalah yang serius (kesehatan, pemborosan, resistensi hama dan penyakit, residu pestisida, dan pencemaran lingkungan). Salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi jumlah pemakaian pestisida adalah dengan tidak mencampurkan beberapa jenis pestisida, memakai konsentarasi pestisida yang dianjurkan, memakai sepuyer (nozzle) standar dengan tekanan pompa yang cukup (Rahayu, 2007).

Berbagai macam hama penting pada tanaman bawang merah:

Ulat grayak eksigua (Spodoptera exigua).
Serangga dewasa berupa ngengat berwarna kelabu yang mampu bertelur sebanyak 500-600 butir. Ulat berbentuk bulat panjang berwarna hijau atau coklat dengan kepala berwarna kuning kehijauan. Telur diletakkan secara berkelompok yang diselimuti oleh benang-benang halus pada daun bawang. Ulat instar pertama masuk ke dalam polong daun. Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak putih transparan, karena ulat memakan daging daun, sedangkan epidermis ditinggalkan. Tanaman inangnya antara lain ialah bawang merah, bawang kucai, bawang daun, bawang putih, cabai, dan jagung.
Pengendaliannya:
Pemasangan perangkap berferomon Feromon Exi sebanyak 20 buah/ha
Pemasangan lampu perangkap sebanyak 30 buah/ha
Penyemprotan insektisida jika kerusakan daun telah mencapai 5%.
Penyemprotan insektisida jika populasi kelompok telur telah mencapai 1 kelompok/10 tanaman.
Penyemprotan insektisida jika tangkapan ngengat oleh Feromon Exi telah mencapai 30 ngengat/ 3 malam

Kutu daun bawang (Neotoxoptera formosana).
Kutu daun yang umum menyerang tanaman bawang merah ialah Neotoxoptera formosana.
Gejala serangan kutu daun menyebabkan daun yang terserang berkeriput, kekuningan, terpuntir, pertumbuhan tanaman terhambat, layu lalu mati. Tanaman inangnya antara lain ialah bawang daun dan bawang kucai.
Pengendaliannya:
Pemasangan likat kuning sejak dini
Meninggikan permukaan air
Trips bawang (Thrips tabaci).
Panjang tubuh serangga dewasa ±1–1,3 mm.
Nimfa trips tidak bersayap, sedangkan trips dewasa bersayap seperti jumbai (sisir bersisi dua).
Tubuh berwarna kuning, coklat kekuningan atau coklat. Gejala serangan ditandai dengan adanya warna keperak-perakan atau bercak-bercak putih pada daun, selanjutnya daun mengering.
Tanaman inangnya antara lain ialah bawang merah, bawang daun, buncis, kacang panjang, kentang, labu, mentimun, oyong, paria, semangka, tomat, dan terung. Trips bawang juga merupakan vektor cendawan Alternaria porri yang menyebabkan penyakit bercak ungu.

Penyakit bawang merah:
Semua jenis penyakit menjadi peyebab gagal panen yang sangat sulit dikendalikan pada saat petani menanam pada off season yaitu pada bulan januari hingga maret. Karena pada saat itu curah hujan sangat tinggi sehingga menyebabkan kelembaban yang cukup tinggi sangat baik untuk berbagai penyakit diatas.

Penyakit busuk daun antraknos atau otomatis (istilah di Brebes, Jawa Tengah)
Disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides.  Patogen ditularkan melalui udara.
Gejala serangan dimulai dengan timbulnya bercak coklat kehitaman pada permukan daun, kemudian bercak menjadi lunak.  Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok spora.  Serangan berat menyebabkan seluruh permukaan daun keriput dan mengering dan warna daun seperti jerami padi.  Pada saat cuaca panas dan lembab penyakit ini akan cepat berkembang. Tanaman inangnya antara lain ialah tomat, buncis, kacang panjang labu, mentimun, oyong, paria, semangka, dan terung.  Pengendaliannya dilakukan dengan penyemprotan Fungisida sistemik.

Penyakit busuk leher akar disebabkan oleh cendawan Botrytis allii.
Gejala busuk akar berkembang hanya setelah bawang merah dipanen dan disimpan di dalam gudang.
Infeksi dapat terjadi melalui luka pada umbi. Penyakit tersebut terbawa ke lahan bersama dengan umbi bibit yang terinfeksi.  Penyakit ini akan berkembang dengan cepat pada kondisi kelembaban tinggi dan suhu udara rata-rata di atas 15-20 ?, lahan yang becek dan lembab.  Gejala serangan ditandai dengan leher akar melunak kemudian membusuk. Tanaman inangnya antara lain ialah bawang putih, bawang daun, dan tanaman bawang-bawangan lainnya.
Penyakit embun bulu atau busuk daun (downy mildew) disebabkan oleh cendawan Peronospora destructor. 

Patogen penyakit embun bulu ditularkan melalui angin. 
Gejala serangan ditandai dengan daun berwarna pucat dan menguning.   Bila udara lembab, daun yang terserang akan menunjukkan bintik-bintik berwarna ungu dan membusuk, sedangkan bila udara kering daun yang terserang akan menunjukkan bintik-bintik putih, menguning, layu dan mengering. Kondisi optimum untuk perkembangan penyakit ini ialah pada suhu 15 ? dan kelembaban tinggi terjadi selama 6-12 jam.
Penyakit kresek (istilah Brebes, Jawa Tengah) disebabkan oleh bakteri Xanthomonas axonopodis pv. allii. Serangan terjadi pada berbagai stadia pertumbuhan tanaman bawang merah, tetapi biasanya terjadi selama fase pembentukan umbi.  Serangan diawali dengan tampaknya lesi pada daun yang dengan cepat meluas sehingga daun menjadi berwarna coklat.  Kehilangan hasil diakibatkan oleh tanaman yang menjadi kerdil atau ukuran umbi yang kecil.
Pengendaliannya yaitu :
Pengaturan jarak tanam: 15 cm x 15 cm pada musim kemarau dan 15 cm x 20 cm pada musim hujan
Pengaturan drainase yang baik agar tidak ada air yang tergenang
Jika ditemukan serangan penyakit kresek, dilakukan penyemprotan dengan fungisida yang berbahan aktif tembaga (Cu)

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum.
Patogen ditularkan melalui udara dan air. Gejala serangan ditandai dengan pangkal batang berwarna putih, daun terpuntir kemudian rebah dan berwarna kuning.  Jika pangkal tanaman diperiksa, terlihat akarnya membusuk dan pada dasar umbi lapis terdapat jamur keputih-putihan.
Pengendalian adalah Penggunaan benih bawang merah yang sehat dan bersertifikat
Perlakuan benih menggunakan fungisida yang bersifat protektif., Caranya dengan mencampurkan 100 g fungisida dalam setiap 100 kg benih bawang merah lalu disimpan di dalam karung selama 1-2 hari sebelum ditanam.  Tanaman yang terserang dicabut lalu dibakar.  (Sumber :  Materi pelatihan TC Mekar Jaya  Brebes)

Penulis : Ir. Deecy Junitha Kemur, MSi  ( PP Madya pada Dinas TPH Prov. Sulteng )

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/86803/Pengendalian-Hama-Penyakit-Bawang-Merah/

Kandungan dan Manfaat Tanaman


Meningkatkan Kesehatan Jantung
Kandungan flavonoid pada bawang merah dapat melawan peradangan, menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida.
Sebuah studi menyebutkan bahwa zat quercetin dalam bawang dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan menurunkan tekanan darah tinggi.
Selain itu, manfaat bawang merah dipercaya dapat membantu mencegah penumpukan plak di arteri (pembuluh darah).

Mencegah Kanker
Perlu kamu tau nih, guys, ternyata bawang merah sangat efektif menghancurkan sel-sel kanker payudara dan usus besar.
Sebab, dalam kandungannya terdapat tingkat quercetin dan anthocyanin yang tinggi.
Dua senyawa tersebut dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker pada tubuh manusia.

Menurunkan Kadar Gula Darah
Terdapat senyawa belerang dan quercetin pada bawang merah. Dua senyawa itu dipercaya bisa menurunkan kadar gula darah pada manusia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa penderita diabetes tipe 2 memiliki enzim hati normal dan kadar glikemik rendah.
Karena itulah, penderita diabetes sangat disarankan konsumsi bawang merah secara rutin untuk menjaga gula darah tetap stabil.

Meningkatkan Imunitas
Manfaat bawang merah untuk kesehatan yaitu dapat memperkuat sistem kekebalan (imunitas) tubuh, karena di dalamnya terdapat kandungan vitamin C.
Selain itu, polifenol dalam bawang merah juga bekerja aktif sebagai antioksidan untuk melindungi tubuh dari radikal bebas.

Menjaga Kesehatan Pencernaan
Bawang merah mengandung sejenis serat larut yang disebut oligofructose. Serat ini baik untuk usus manusia.
Selain itu, jika mengonsumsi bawang merah secara rutin, maka jumlah bakteri baik dalam tubuh akan meningkat.
Sehingga, akan membuat sistem pencernaan lebih sehat, mencegah penyakit diare, dan sembelit.

Menguatkan Tulang
Studi menunjukkan bahwa bawang merah dapat meningkatkan kepadatan tulang pada perempuan yang sudah menopause.
Pasalnya, perempuan menopause memiliki risiko patah tulang pinggul lebih tinggi.
Oleh karena itu, konsumsi bawang merah dapat mengurangi risiko tersebut sebanyak 20%.

Meningkatkan Kesehatan Otak
Bawang merah juga memiliki kandungan folat, salah satu dari delapan vitamin B untuk meningkatkan fungsi otak.
Selain itu, kandungan folat pada bawang merah juga baik melindungi DNA dan RNA tubuh dan menenangkan saraf otak.

Melindungi Mata
Manfaat bawang merah untuk kesehatan yaitu membantu kesehatan mata karena ada sulfur dan vitamin E di dalamnya.
Kandungan sulfur pada bawang merah mampu merangsang produksi protein glutathione sebagai antioksidan.
Sedangkan, vitamin E melindungi mata dari risiko penyakit mata seperti glaukoma, katarak, dan degenerasi makula.

Meredakan Stres
Kamu sering mengalami kesulitan tidur malam? Nah, mulai sekarang cobalah konsumsi bawang merah secara rutin.
Karena, bawang merah dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, meredakan stres, dan merangsang kinerja otak lebih maksimal.

Mengatasi Radang Tenggorokan
Kandungan quercetin pada bawang merah dipercaya dapat mengatasi sakit akibat radang tenggorokan.
Jadi, bagi kamu yang punya masalah infeksi di bagian tenggorokan, disarankan agar sering makan bawang merah.

Menurunkan Berat Badan
Salah satu khasiat bawang merah yang belum banyak diketahui orang yakni bisa mengatasi masalah berat badan.
Itu karena bawang merah mengandung kromium, sehingga berat badan akan berkurang lebih cepat dari target waktu yang ditentukan.
Dengan catatan, harus rutin mengonsumsi bawang merah mentah, sekitar 3-4 siung per harinya.

Sebagai Obat Herbal Bayi
Bukan hanya bermanfaat untuk orang dewasa, bawang merah juga sering dijadikan obat herbal bagi bayi.
Caranya, siapkan 1-2 siung bawang merah. Iris tipis dan tumbuk bawang tersebut.
Lalu, tambahkan minyak telon dan balurkan ke beberapa bagian tubuh bayi, seperti punggung, kaki, dan tangan.
Rasa hangat dari bawang merah dan harum minyak telon akan membuat si kecil menjadi lebih rileks.

https://www.indozone.id/health/0yslEr/manfaat-bawang-merah-untuk-kesehatan/read-all


 Jenis Pupuk untuk Bawang Merah














Pabrik benih di Indonesia

PT Syngenta Indonesia

Pabrik:
Jalan Raya Tlajung Udik Km. 62.8
Gunung Putri - 16961
Bogor

Tel: 021-8672776
Fax: 021-8672825

Kantor:
Perkantoran Hijau Arkadia, Tower C, Lt. 9
Jalan TB Simatupang Kav 88
Jakarta 12520

Tel: 021-78836979
Fax: 021-78836323

Website: www.syngenta.co.id

PT EAST WEST SEED INDONESIA


KONTAK KAMI
Telepon: +62 264 201871 / +62 22 3000 2010
Fax: +62 264 201875 / +62 22 3000 2019
Hubungi kami disini
ALAMAT POS
PT EAST WEST SEED INDONESIA
Desa Benteng, Kecamatan Campaka
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia 41181



PT. TAKII INDONESIA

SEKRETARIAT
Plaza Kelapa Gading Blok C No. 48
Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading
Jakarta Utara 14240 – Indonesia
CONTACT US
Phone: +62 21 4585 1413
Email: info@hortindo.org






KOREAN SEED INDONESIA


o          Company Name : KOREAN SEED INDONESIA
o          Address : Bendorejo, Tawang Wates Kediri, Indonesia
o          Capital : -
o          Telephone : (62-354)442-614
o          Fax : (62-354)442-533
o          Email : koreana@indo.net.id


Lokasi perusahaan di Indonesia :
- Jakarta     Beltway Office Park Building A, 5th floor
Jl. Ampera Raya No. 9-10
Jakarta, 12550     Tel: +62-21-7822555
Fax: +62-21-7822565
- Malang     Malang Operations
Jl. Raya Krebet, Desa Krebet
Bululawang
Malang 65171 East Java     Tel: +62-341-879470
Fax: +62-341-879237
- Pasuruan     Pasuruan Operation
Kawasan Industri PIER
Jl. Rembang Industri I/48 A-B
Pasuruan 67153     Tel: +62-343-740209
Fax: +62-343-740210


KANTOR PUSAT DAN FASILITAS PRODUKSI


Kantor Pusat:
PT BISI International Tbk
Jl. Raya Surabaya Mojokerto km 19,
Desa Bringinbendo,
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, Indonesia.

Telepon           +62-31-7882528

Faksimili          62-31-7882856
Alamat e-mail  investor.relations@bisi.co.id


Monsanto Indonesia


Jakarta
Head Office
Monsanto Indonesia
Wisma Pondok Indah 2, 6th floor
Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA
Pondok Indah - Jakarta 12310
Phone: +62-21-29976400
Fax: +62 21 7592 2928



PT ORIENTAL SEED INDONESIA


Kantor :
Dusun Kamal,Rt 02 Rw 04 Pagersari Mungkid Magelang Jawa Tengah Indonesia, 56551
Tlp. 0293 782450
Fax. 0293 782436
Hp. 0815 7872 6979



PT. BINTANG ASIA

Kontak Kami
Jl. Akhmaludin No. 26
Jember - Jawa Timur
Indonesia
Telp : 0331-323216
Email : cs@benihcitraasia.com


PT. BENIH PERTIWI

Kantor
Kompleks Plasa Segi Delapan,
Jl. Segi Delapan Indah Kav III D, No. 821-822,
Surabaya (60189)
Telepon: (031) 7322099, (031) 7320365
Fax : (031) 7320365
Pabrik
Jl. Pare Kediri, Ds. Sambirejo, Kec. Pare,
Kab. Kediri (64226),
Telepon : (0354)394818, (0354) 391882
Fax : (0354) 391090


PT. SANGHYANG SRI
Kementerian
Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Indonesia
Telp. 021-29935678 Fax. 021-29935740
All Rights Reserved 2016


CV.Multi Global Agrindo

Alamat: Jl. Raya Solo-Tawangmangu, Lempo, Salam, Kec. Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57791
Jam buka:
Buka  Tutup pukul 15.00
  
           
           
           
           
           
           
Telepon: 0813-9347-3009
Provinsi: Jawa Tengah

PT. PRIMASID ANDALAN UTAMA INDONESIA


Alamat: Plaza Kelapa Gading, Rukan Inkopal, Blok C no. 48, JL. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading Permai, RT.15/RW.3, Klp. Gading Bar., Kec. Klp. Gading, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240
Jam buka:
Buka  
Tutup pukul 17.00
                    
Telepon: (021) 4517103
Provinsi: Jakarta


CV. Aura Seed Indonesia
Hubungi Kami
           SMS : 0856-0856-6034
           WA : 0856-0856-6034
           TELP-1 : 0856-0856-6034
           TELP-2 : 081-904-983-985
           EMAIL : halo@sentratani.com
           FB : facebook.com/sentratani


Comments

Popular posts from this blog

TERONG

CABAI

Kentang