Buncis


Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim yang kering dengan tanah berlempung yang subur. Buncis tahan terhadap kondisi tanah yang agak asam dan sesuai di tanah ber-pH 5,5-6,5 dan dapat tumbuh sampai ketinggian1.500 m dari permukaan laut (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).


http://digilib.unila.ac.id/12070/5/6.%20bab%202.pdf

Buncis merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang penting dan mengandung zat-zat lain yang berkhasiat untuk obat dalam berbagai macam penyakit. Gum dan pektin yang terkandung dapat menurunkan kadar gula darah, sedangkan lignin berkhasiat untuk mencegah kanker usus besar dan kanker payudara. Serat kasar dalam polong buncis sangat berguna untuk melancarkan pencernaan sehingga dapat mengeluarkan zat-zat racun dari tubuh (Cahyono, 2007).


https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1108105040-3-BAB%20II.pdf

Klasifikasi Tanaman Buncis

Kingdom :            Plant Kingdom
Divisio :               Spermatophyta
Sub division :      Angiospermae
Kelas :                 Dicotyledonae
Sub kelas :          Calyciflorae
Ordo :                 Rosales (Leguminales)
Famili :              Leguminosae (Papilionaceae)
Sub family :        Papilionoideae
Genus :              Phaseolus
Spesies :            Phaseolus vulgaris L. 

Morfologi Tanaman Buncis

Akar
Tanaman buncis berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam hingga kedalaman sekitar 11-15 cm, dan berakar serabut yang tumbuh menyebar (horizontal) dan tidak dalam.
Buncis memiliki akar yang tunggang dan serabut. Akar tunggang buncis masuk ke dalam tanah hingga kedalaman 11-15 cm, sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar horizontal dan tidak dalam. Perakaran buncis tidak tahan terhadap genangan air (tanah becek).

Secara umum sistem pengakaran pada tanaman buncis tidak besar atau ekstensif.
Memiliki pengakaran percabangan dengan lateral dangkal dan mampu tumbuh hingga kedalaman sekitar 1 meter.

Akar pada tanaman buncis berwarna kuning kotor. Pada akar terdapat bintil yang memiliki fungsi sebagai pengikat nitrogen dari udara bebas, sehingga tanaman buncis dapat memperoleh nitrogen secara cukup.

Batang
Batang tanaman buncis berbengkok-bengkok, berbentuk bulat dengan diameter hanya beberapa milimeter, berbulu atau berambut halus-halus, lunak tetapi cukup kuat. Ruas-ruas batang mengalami penebalan, batang bercabang menyebar merata sehingga tampak rimbun, warna batang berwarna hijau ada pula yang berwarna ungu (Cahyono, 2003).

Batang yang dimiliki oleh tanaman buncis adalah berbentuk bulat tapi lunak. Batang tersebut merambat dan memiliki cabang banyak sehingga terlihat sangat rimbun.

Biasanya tanaman buncis yang tumbuh merambat memiliki ukuran tinggi sekitar 2,5 meter dan yang tumbuh tegak lurus memiliki tinggi sekitar 40 cm dari permukaan tanah.

Daun
Tanaman buncis memiliki bentuk daun bulat lonjong, ujung daun runcing, tepi daun rata, berbulu atau berambut sangat halus, dan memiliki tulang-tulang menyirip.

Daun tanaman buncis berbentuk bulat lonjong, ujung runcing, tepi daun rata, berbulu atau berambut sangat halus, dan memiliki tulang-tulang menyirip. Kedudukan daun tegak agak mendatar dan bertangkai pendek. Setiap cabang tanaman terdapat tiga daun yang ke dudukannya berhadapan. 

Ukuran daun buncis bervariasi bergatung varietasnya dengan lebar berukuran 6-7,5 cm da panjang 7,5-9 cm. Sedangkan daun yang berukuran besar memiliki ukuran lebar 10-11 cm dan panjang 11-13 cm (Cahyono, 2003).

Daun tanaman buncis ini berbentuk bulat oval dengan pada bagian ujung daun yang meruncing serta bagian tepi daun merata dan pertulangan daun terlihat menyirip. Daun buncis mempunyai bulu-bulu yang sangat halus.

Posisi letak dari daun tegak tetapi agak sedikit mendatar, bertangkai pendek serta di setiap cabang mempunyai 3 daun menyirip yang mana posisinya terlihat saling berhadapan.

Bunga
Bunga tanaman buncis berbentuk bulat panjang (silindris) yang panjangnya 1,3 cm dan lebarnya bagaian tengah 0,4 cm. Bunga buncis berukuran kecil dengan kelopak bunga berjumlah 2 buah dan pada bagian bawah atau pangkal bunga berwarna hijau.

Bunga tanaman buncis merupakan bunga sempurna (berkelamin ganda), berbentuk bulat panjang (silindris) dengan ukuran panjang 1,3 cm dan lebar 0,4 cm, kelopak bunga berjumlah 2 buah pada bagian pangkal bunga berwarna hijau, dan tangkai bunga sepanjang 1 cm. Mahkota bunga buncis memiliki warna beragam ada yang kuning, ungu, hijau keputih-putihan, ungu muda dan ungu tua bergantung varietasnya. Jumlah mahkota bunga sebnyak 3 buah dengan 1 mahkota berukuran lebih besar dari lainnya. Bunga buncis merupakan malai (panicle) yang kemudian akan tumbuh tunas-tunas atau cabang (Cahyono, 2003).

Ukuran untuk bunga buncis ini kecil, yaitu sekitar kurang lebih 1 cm, bentuknya bulat panjang ataupun silindris serta tumbuh di cabang yang masih terlihat muda ataupun pucuk-pucuk muda. 

Bunga tanaman ini menyerbuk sendiri dengan menggunakan bantuan angin serta serangga.
Tanaman buncis memiliki daun berukuran kitar 7-9 cm panjangnya dan lebar sekitar 6 – 7,5 cm untuk daun berukuran kecil.

Untuk daun berukuran besar memiliki panjang sekitar 11 – 13 cm dan lebar sekitar 10 X 11 cm. Daun buncis ini memiliki bulu sangat halus dengan bentuk bulat oval dan ujungnya meruncing.
Tepi daun merata, sedangkan tulang daun menyirip . posisi daun tegak namun tetap mendatar, tangkainya pendek sehingga pada setiap cabang ada 3 daun menyirip dan posisinya saling berhadapan.

Bunga – bunga ini tumbuh pada cabang yang masih muda atau pucuk daun. Penyerbukan terjadi karena bantuan angin dan juga serangga.

Bunga tanaman buncis memiliki variasi warna tegantung dari varietasnya, ada yang berwarna merah, putih, violet, kekuningan yang dapat mekar pada pukul 07.00 – 08.00 pagi hari.
Pada tanaman buncis yang tumbuh secara merambat memiliki karangan bunga yang keluar tidak secara serempak.
Tetapi untuk taman buncis yang tumbuhnya tegak memiliki karangan bunga hampir serentak saat tumbuh.

Polong
Polong buncis memiliki bentuk dan ukuran bervariasi bergantung pada varietasnya. Ada yang berbentuk pipih dan lebar yang panjangnya lebih dari 20 cm, bulat lurus dan pendek kurang dari 20 cm, serta berbentuk silindris agak panjang 12-20 cm. Warna polong pun beragam ada yang berwarna hijau tua, ungu, hijau keputih-puthan, hijau terang, hijau pucat dan hijau muda. Polong buncis memilki struktur halus, tekstur renyah, ada yang berserat dan tidak, serta ada yang bersulur pada ujung polong dan ada yang tidak. Polong tersusun bersegmen-segmen, jumlah biji dalam satu polong bervariasi 4-14 butir per polong bergantung panjang buncis.

Polong dari tanaman buncis ini ada yang berbentuk pipih lebar dengan sebuah ukuran panjang yang kurang lebih sekitar 20 cm. Bentuk bulat lurus serta pendek dengan ukuran sekitar 12 cm, dan bulat panjang dengan ukuran kira-kira sekitar 15 cm.

Susunan dari polong ini terlihat bersegmen dengan jumlah biji per polong kira-kira sekitar 5 sampai 14 biji. Ukuran dan juga warna dari polong ini bermacam-macam tergantung dari varietasnya.
Buah pada tanaman buncis disebut yg polong berbentuk pipih lebar yang ukuran panjangnya sekitar 20 cm, bulat lurus dan pendek berukuran sekitar 12 cm dan bulat panjang berukuran sekitar 15 cm.

Ukuran dan warna polong berbeda – beda tergantung dari varietasnya. Ada yang memiliki warna hijau muda, hijau tua hingga kuning ketika masih berumur muda, berwarna cokelat atau kuning saat umur sudah tua. Ada juga yang polongnya memiliki bintik – bintik merah.

Biji
Biji buncis yang telah tua agak keras berukuran agak besar, berbentuk bulat lonjong dengan bagian tengah (mata biji) agak melengkung (cekung), berat biji buncis bekisar antara 16-40,6 g (berat 100 biji) (Cahyono, 2007).

Biji buncis memiliki warna yang bervariasi bergantung varietas, memiliki rasa hambar dan akan mengeras jika umur buncis semakin tua. Biji buncis berukuran lebih besar dari kacang pada umumnya dan berbentuk bulat, lonjong dengan bagian tengah (mata biji) sedikit melengkung (cekung), berat biji buncis berkisar antara 16-40,6 gram per 100 biji bergantung varietas.

Pada umumnya varietas buncis (benih buncis) yang kini beredar di pasaran merupakan introduksi dari negara penghasil benih unggul seperti negara Taiwan, Belanda, Australia, Hawai, dan negara lainnya. Buncis-buncis tersebut diantaranya varietas green coat, purple coat, gypsy, Early Bush, lebat-1, hawkesburu wonder, richgreen, monel, spurt, strike. Disamping varietas-varietas tersebut terdapat varietas yang dapat menghasilkan buncis hingga 20 ton/ha seperti varietas babud (varietas lokal bandung), varietas lokal Surakarta, varietas Taipei No.2, Goldrush, flo,farmer early, green leaf dan masih banyak varietas lainnya. Pada penelitian ini varietas yang digunakan petani responden pada umumnya adalah varietas lokal Bandung (babud) petani biasanya menyebutnya dengan sebutan varietas lokal (Cahyono, 2003).


https://www.teorieno.com/2016/11/klasifikasi-dan-morfologi-buncis.html

Berdasarkan kegunaannya, buncis terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Buncis Perancis : bagian yang dikonsumsi ialah polong berdaging yang berwarna hijau kuning, atau ungu yang mengandung biji yang belum berkembang. Polong tidak mempunyai urat samping. 
2. Buncis filet haricot : polong mengandung urat samping (string), tetapi polong muda berdaging yang dikonsumsi. 
3. Buncis haricot : biji segar adalah bagian yang dimakan, sedangkan polong mengandung urat samping dan serat umumnya tidak dikonsumsi. 
4. Buncis bijian kering : biji kupasan kering adalah bagian yang dikonsumsi, sedangkan polong mempunyai urat samping, serat, lapisan lir kertas, dan tidak dimakan (Rubatzky, 1998)

Pada buah, batang, dan daun buncis mengandung senyawa kimia yaitu alkaloid, saponin, polifenol, dan flavonoid, asam amino, asparagin, tannin, fasin (toksalbumin). Biji buncis mengadung senyawa kimia yaitu glukoprotein, tripsin inhibitor, hemaglutinin, stigmasterol, sitosterol, kaempesterol, allantoin dan inositol. Kulit biji mengandung leukopelargonidin, leukosianidin, kaempferol, kuersetin, mirisetin, pelargonidin, sianidin, delfinidin, pentunididin dan malvidin. Sedangkan buncis segar mengandung vitamin A dan vitamin C (Hernani, 2006). Kandungan kimia buncis memiliki manfaat yaitu untuk meluruhkan air seni, menurunkan kadar gula dalam darah, bijinya dapat menurunkan tekanan darah tinggi, beri-beri dan daunnya untuk menambah zat besi (Hernani, 2006).


https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1108105040-3-BAB%20II.pdf

Manfaat Tanaman Buncis

Menyediakan Energi
Tanaman Buncis ini mengandung zat besi sebanyak dua kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayam. Sehingga diketahui sangat baik untuk bisa membantu proses dari pengangkutan oksigen dari paru-paru ke berbagai sel yang ada di seluruh tubuh.
Oleh sebab itu, maka bisa pastikan untuk bisa menyisipkan sedikit buncis ke dalam sebuah menu santapan sehari-hari Anda.

Meningkatkan Kesehatan Jantung
Tanaman Buncis ini sangat tinggi akan kandungan kalsium serta flavonoid yang cukup sangat baik karena bisa melindungi kesehatan jantung. Selain itu, untuk sayuran hijau ini juga sangat diperkaya dengan sebuah zat flavonoid serta antiinflamas.
Zat ini yang bisa membantu untuk mengatur aktivitas trombotik dalam sel serta bisa mencegah pembekuan darah yang ada di arteri.
Hal ini untuk meminimalisir berbagai macam penyakit yang terkait dengan pembekuan arteri seperti halnya stroke, diabetes, sampai gagal jantung.

Baik Untuk Mata
Tanaman Buncis ini juga sangat diperkaya dengan zat karotenoid yang berperan sangat penting untuk bisa mencegah degenerasi makula ataupun penurunan penglihatan. Tak hanya itu, tanaman buncis ini juga mengandung lutein dan zeaxanthin.
Zat ini yang bisa membantu untuk menjaga penglihatan serta menghindarkannya dari berbagai ragam jenis penyakit seperti halnya rabun dan katarak.

Tinggi Antioksidan
Tanaman Buncis juga tinggi akan antioksidan yang bisa membantu untuk melindungi tubuh dari berbagai macam masalah yang disebabkan oleh radikal bebas.
Karenanya, untuk konsumsi secangkir buncis setiap hari itu untuk bisa meminimalisir dampak buruk serta penyakit yang diakibatkan oleh radikal bebas tersebut.

Mencegah Kanker Usus Besar
Mengkonsumsi tanaman buncis ini secara rutin juga sangat bermanfaat untuk bisa mencegah kanker usus besar. Tanaman ini mengandung serat yang cukup sangat tinggi, buncis ini juga bisa membantu melancarkan sistem pemcernaan. Bisa juga untuk meningkatkan gerakan usus sampai mencegah kanker usus besar.


https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-buncis/

Syarat Tumbuh Tanaman Buncis
Tanaman buncis secara umum bisa tumbuh disemua dataran, baik dataran rendah, dataran menengah maupun dataran tinggi sesuai dengan jenis varietasnya. Tanaman ini dapat dibudidayakan pada semua jenis tanah, seperti tanah lempung, tanah liat berpasir atau jenis tanah lainnya, dengan syarat tanah tersebut banyak mengandung unsur hara. Kacang buncis membutuhkan sinar matahari secara penuh sepanjang hari. Suhu optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman buncis antara 20 hingga 25 derajat celcius. Kacang buncis bisa ditanam pada musim hujan maupun musim kemarau, memerlukan pengairan yang cukup namun tidak menyukai tanah yang terlalu becek. pH tanah yang cocok untuk tanaman buncis antara 5,0 hingga 6,5.

Persiapan Lahan Budidaya Buncis
Lahan untuk budidaya buncis terlebih dahulu dibersihkan dari rumput liar dan gulma. Kemudian tanah digemburkan dengan cara dibajak atau dicangkul. Agar mudah dalam perawatannya, buatlah bedengan atau guludan setelah tanah digemburkan. Bedengan dibuat dengan lebar 80 – 100 cm, tinggi bedengan 10 – 30 cm atau disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan antara 50 – 60 cm. Setelah bedengan selesai, kemudian lakukan pengecekan pH tanah, ambil beberapa sampel tanah secara acak pada beberapa titik. Jika setelah pH dicek ternyata dibawah 5, taburkan pupuk dolomit atau kapur pertanian dengan dosis yang disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut ini tips persiapan lahan budidaya buncis pada musim kemarau dan musim hujan :

Cara Budidaya Menanam Buncis di Musim Kemarau
Jika budidaya dilakukan pada musim kemarau, bedengan sebaiknya dibuat tidak terlalu tinggi. Bedengan yang tinggi cenderung akan membuat tanah lebih cepat kering, sebaliknya air akan bertahan lebih lama jika bedengan rendah. Namun drainase juga harus diperhatikan, jangan sampai air menggenang jika hujan turun.

Cara Budidaya Menanam Buncis di Musim Hujan
Jika budidaya pada musim hujan, sebaiknya gunakan mulsa plastik serta bedengan dibuat lebih tinggi. Tanaman buncis sangat peka terhadap genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab atau becek. Tanaman buncis lebih mudah terserang penyakit jika tanah terlalu lembab atau becek. Mulsa plastik bermanfaat untuk menjaga kelembaban tanah tetap stabil.


https://mitalom.com/cara-budidaya-buncis-yang-baik-dan-benar/

Beberapa syarat tumbuh buncis yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
Curah hujan 1500 sampai 2500 mm/tahun
Cahaya matahari tergolong cukup, berkisar 400 sampai 800 feetcandles
Suhu udara 20 sampai 25 derajat Celcius
Kelembapan udara sedang
Jenis tanah: andosol dan regosol
Kondisi tanah: gembur, kaya unsur hara, dan permeabilitas sedang
Drainase tergolong sangat baik


https://ilmubudidaya.com/cara-menanam-buncis

Budidaya Buncis

Persiapan Bibit Unggul Buncis
Tahapan pertama dari cara menanam buncis adalah memilih bibit unggulnya. Dengan memilih bibit unggul dari buncis, kemungkinan untuk mendapatkan tanaman buncis yang berkualitas juga semakin tinggi. Perlu diketahui bahwa buncis memiliki varian berdasarkan cara tumbuhnya. Ada buncis yang tumbuh tegak dan ada pula yang tumbuh dengan cara merambat. Tentukanlah selera Anda.
Oleh karena di artikel ini akan condong memaparkan cara menanam buncis dengan media pot, maka disarankan untuk menanam benih buncis yang dapat tumbuh tegak dengan mempertimbangkan luas media tanamnya. 
Untuk mendapatkan bibit unggul dari tanaman buncis, Anda dapat mencoba langkah-langkah berikut ini.
Pilihlah buncis yang berasal dari tanaman induk yang sehat
Petiklah buah yang memiliki ukuran yang optimal
Pisahkan antara buncis yang sehat dengan yang terluka atau cacat
Pilihlah yang bentuknya seragam dengan besar yang sama
Jemur selama satu sampai dua hari di bawah sinar matahari
Kupaslah kulit buah buncis yang masih menempel atau yang masih melapisinya
Ambil biji di bagian dalamnya sebagai benih
Simpan di dalam botol atau toples, atau wadah yang tertutup
Tutuplah dengan abu kayu
Dengan mengikuti langkah tersebut diyakini bahwa benih buncis dapat bertahan dengan lebih lama, yaitu 6 bulan atau lebih.
Jika ternyata Anda belum memiliki tanaman buncis yang digunakan untuk diambil benihnya, maka jangan khawatir! Anda dapat melewati langkah tersebut, dan alternatifnya adalah dengan membeli benih buncis di toko bibit terdekat atau dari petani lokal terdekat. Jangan lupa untuk menentukan benih buncis jenis apa yang ingin Anda tanam.

Buncis merupakan tanaman sayuran semusim yang perbanyakannya dilakukan dengan biji. Benih buncis bisa diperoleh dengan cara membuat benih sendiri dari tanaman buncis pada musim sebelumnya. Pilihlah benih dari tanaman yang sehat dan baik serta memiliki buah yang paling lebat diantara tanaman lainnya. Biarkan buah buncis sampai tua dan mengering dipohon. Kemudian petik bakal benih buncis yang baik dan memiliki bentuk sempurna dan jemur hingga benar-benar kering, setelah kering buncis dikupas untuk mengambil bijinya. Seleksi biji buncis dengan membuang biji yang kurang baik, kempes atau kopong.


Agar hasil panen lebih maksimal, budidaya buncis sebaiknya menggunakan benih hibrida yang dapat diperoleh di toko pertanian. Benih hibrida biasanya sudah terjamin kualitasnya. Benih hibrida bisa menghasilkan buah yang lebat daripada benih buatan sendiri. Ada dua jenis type tanaman buncis yang ada di Indonesia, yaitu buncis type merambat dan buncis type tegak (tanpa lanjaran). Pilih tipe tanaman buncis sesuai dengan selera anda. Beberapa contoh merk benih buncis yang banyak beredar dipasaran antara lain ; benih buncis tipe tegak/perdu (Gipsy, Rancak, dll), benih buncis tipe merambat (Lebat-3, Perkasa, Inti-2, Utama, dll).


Pemberian Pupuk Dasar Budidaya Buncis
Agar tanaman buncis tumbuh dengan baik, berikan pupuk dasar setelah pembuatan bedengan selesai. Pupuk dasar untuk tanaman buncis adalah kompos/pupuk kandang, TSP, KCL dan ZA. Dosis pupuk dasar untuk 1000 lubang tanaman buncis yaitu ; 15 – 25 karung pupuk kandang, 20 kg TSP, 10 kg KCL dan 10 kg ZA. Dosis ini tidak baku dan bisa disesuaikan dengan kondisi kesuburan tanah. Jika tanah tidak terlalu subur, dosis bisa ditambah dan sebaliknya jika tanah subur dosis bisa dikurangi. Pupuk dasar kacang buncis ditaburkan secara merata diatas bedengan, kemudian pupuk ditutup dengan tanah atau diaduk hingga rata.



Jika budidaya kacang buncis dilakukan menggunakan mulsa, biarkan bedengan/tanah tersiram air hujan terlebih dahulu sebelum pemasangan mulsa dilakukan. Kemudian biarkan selama kurang lebih 10 hingga 15 hari sebelum penanaman dilakukan.

Persiapan Media Tanam
Untuk menanam buncis, diperlukan media tanam yang tepat untuk memfasilitasi pertumbuhan buncis yang baik. Sebelum menyiapkan media tanamnya, Anda pun perlu mengetahui terebih dahulu syarat tumbuh dari tanaman buncis ini sehingga usaha dalam menanam buncis tidak sia-sia. Berdasarkan syarat tumbuh, Anda dapat memilih media tanam seperti apa yang paling tepat untuk menanam benih buncis yang Anda miliki. 

Kacang buncis adalah tanaman sayuran yang diperbanyak dengan biji, yang bisa ditanam langsung tanpa disemai terlebih dahulu. Sebelum ditanam benih sebaiknya dicampur dengan insektisida terlebih dahulu. Gunanya untuk menghindari serangan hama perusak benih yang ada didalam tanah. Insektisida yang bisa digunakan contohnya lannate atau metindo, campurkan benih dengan insektisida secukupnya dan jangan terlalu banyak. Benih ditanam sedalam 2 cm kemudian ditutup dengan tanah, isi satu lubang 2 benih buncis. Satu bedengan/guludan diatanam 2 baris kiri dan kanan. Jika tanah dalam kondisi kering, benih yang sudah ditanam kemudian disiram secukupnya. Biasanya benih buncis sudah mulai berkecambah pada hari ke-3 sampai hari ke-5 setelah tanam. Jika tidak turun hujan, penyiraman harus dilakukan setiap hari sampai benih tumbuh semua. Pada musim hujan sebaiknya jarak tanam tidak terlalu rapat agar lingkungan sekitar tanaman tidak terlalu lembab.
Jarak tanam buncis:
a. Jarak tanam pada musim kemarau adalah 50 x 60 cm atau 60 x 60 cm.
b. Jarak tanam pada musim hujan adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm.


Pemasangan Ajir atau Lanjaran Tanaman Buncis
Apabila yang dibudidayakan adalah tipe tanaman buncis merambat, maka tanaman buncis tersebut memerlukan lanjaran. Lanjaran atau ajir sebaiknya sudah dipersiapkan sejak pengolahan lahan atau sebelum penanaman dilakukan, dan harus dipasang segera setelah penanaman selesai. Sebab tanaman buncis adalah tanaman sayuran merambat yang pertumbuhannya termasuk cepat, kita akan kewalahan jika lanjaran belum dipersiapkan jauh-jauh hari. Lanjaran bisa menggunakan kayu atau bambu, pasang lanjaran 1 lubang 1 lanjaran. Atau bisa mengadopsi model lanjaran kacang panjang yang menggunakan bahan tali dan benang. Lihat disini : Cara Praktis Membuat Lanjaran Kacang Panjang

Pemeliharaan dan Perawatan Budidaya Buncis
Pemeliharaan dan perawatan tanaman buncis meliputi ; penyulaman, penyiraman, dan penyiangan. Pada hari ke-7 setelah tanam biasanya benih buncis sudah tumbuh serempak, lakukan pengecekan jika pada hari ke-10 ada benih yang tidak tumbuh atau diganggu hama segera lakukan penyulaman. Penyulaman maksimal dilakukan sampai hari ke-15 setelah tanam. Perawatan selanjutnya adalah penyiraman, lakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman dan jangan sampai tanaman buncis kekeringan. Jika budidaya pada musim hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan. Tanaman buncis akan menghasilkan buah yang lebat jika kebutuhan air cukup, dan bunga akan rontok jika tanaman kekurangan air. Maka dari itu, salah satu teknik budidaya buncis agar berbuah lebat adalah dengan mencukupi kebutuhan air. Begitu juga sebaliknya, jika tanah terlalu basah atau becek buah tidak akan lebat karena bisa menyebabkan rontoknya bunga dan bakal buah buncis. Selanjutnya adalah penyiangan, yaitu membersihkan gulma dan rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman. Jika gulma dibiarkan, pertumbuhan tanaman buncis akan terganggu karena terjadi persaingan dalam memperoleh nutrisi yang tersedia didalam tanah. Penyiangan bisa dilakukan beberapa kali dalam satu musim tanam.


Pemupukan Susulan Tanaman Buncis
Agar tanaman buncis dapat tumbuh dengan optimal dan berbuah lebat, kebutuhan nutrisi tanaman haruslah tercukupi dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman perlu dilakukan pemupukan susulan. Pupuk yang digunakan untuk buncis antara lain NPK 16, TSP, KCL, ZA dan pupuk lainnya yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan susulan pertama dilakukan ketika tanaman berusia 2 – 3 minggu setelah tanam. Pemupukan bisa dilakukan dengan cara dikocor atau ditabur. Pupuk ditaburkan pada sekeliling pangkal batang tanaman buncis dengan jarak 15 cm dari pangkal batang. Dosis dan jenis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan kondisi atau tingkat kesuburan tanaman. Jika daun tanaman buncis terlihat hijau dan subur, kurangi penggunaan pupuk nitrogen.
Gunakan pupuk dengan kandungan phosphat (P) dan kalium (K) tinggi jika tanaman buncis memasuki masa generatif, yaitu ditandai dengan munculnya bunga. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman buncis akan unsur hara mikro, semprot tanaman menggunakan pupuk daun. Contoh pupuk daun yang bisa digunakan misalnya, gandasil, bayfolan, grow more, supergrow atau yang lainnya.

Penyiangan
Penyiangan merupakan salah satu cara merawat tanaman buncis dengan memberantas gulma atau tanaman liar yang ada di sekitar tanaman buncis. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghindari persaingan penyerapan nutrisi dalam tanah antara tanaman liar dan tanaman buncis. Penyiangan perlu dilakukan setiap dua minggu sekali atau ketika Anda mendapati tanaman liar tersebut sudah mulai tumbuh, sebagai upaya agar pertumbuhan tanaman buncis tidak terganggu.


Pemangkasan Daun dan Tunas Buncis
Upaya agar tanaman buncis berbuah lebat lainnya adalah dengan pemangkasan. Pemangkasan yang dimaksud adalah pemangkasan daun dan tunas yang tidak diperlukan. Jika tanaman terlalu subur dan rimbun, maka tunas bawah dan daun bawah harus dipangkas. Ini dimaksudkan supaya nutrisi yang diserap tanaman terfokus pada pembentukan bunga dan buah yang pada akhirnya akan menghasilkan tanaman buncis yang berbuah lebat. Daun yang dipangkas adalah daun-daun yang tua dan daun yang terserang penyakit, dimulai dari daun yang paling bawah. Sedangkan tunas yang dipangkas adalah tunas-tunas yang paling bawah, pangkas 5 – 6 tunas paling bawah jika tanaman buncis terlalu rimbun. Pada tanaman yang terlalu subur dan rimbun nutrisi akan terfokus pada daun dan tunas dan secara otomatis bunga dan buah berkurang.


Penanggulangan Hama dan Penyakit Tanaman Buncis
Bagaimana agar tanaman buncis berbuah lebat? Salah satu caranya adalah dengan menjaga tanaman tetap sehat dan terbebas dari gangguan hama dan penyakit. Penanggulangan hama dan penyakit adalah salah satu faktor penting dalam kegiatan budidaya tanaman apapun, termasuk juga tanaman buncis. Gangguan hama dan penyakit bisa menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman, menurunnya produktifitas tanaman, menurunnya hasil panen bahkan kegagalan panen. Beberapa hama yang sering ditemui pada tanaman buncis antara lain ; ulat grayak, ulat daun, ulat buah, ulat bunga, kumbang perusak daun, lalat kacang, penggerek polong, kutu daun dan lalat buah. Pengendaliannya bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida yang sesuai secara rutin.


Selain hama, organisme pengganggu tanaman lainnya yang sering menyerang tanaman buncis adalah penyakit. Penyakit tersebut bisa disebabkan oleh cendawan/jamur, bakteri atau virus. Penyakit yang sering ditemui pada tanaman buncis antara lain embun tepung, penyakit mosaik, penyakit layu bakteri dan penyakit layu fusarium. Pengendalian bisa dilakukan secara teknis dan penyemprotan fungisida atau bakterisida yang sesuai. Pengendalian dengan kultur teknis yaitu mencabut dan memusnahkan tanaman buncis yang terserang penyakit. 

Proses Panen Tanaman Buncis
Buncis memasuki masa panen ketika sudah mencapai usia 50 sampai 60 hari sejak penanaman dilakukan. 
Beberapa ciri-ciri tanaman buncis yang sudah siap panen adalah sebagai berikut.
Ukuran buah maksimal
Tekstur buah padat
Warnanya buncis berubah jika dibandingkan dengan buncis yang masih muda
Sudah tumbuh bunga


https://ilmubudidaya.com/cara-menanam-buncis

Panen Budidaya Buncis
Buah buncis siap panen pada usia 25 – 30 hari setelah tanam, tanaman buncis sudah mulai berbunga. Dan kacang buncis sudah bisa dipanen pada usia 45 atau 50 hari setelah tanam, tergantung varietas yang digunakan. Buah buncis siap panen adalah buah yang tidak terlalu muda dan tidak terlelu tua. Pemanenan buncis bisa dilakukan setiap 2 hari sekali, dan bisa dipanen setiap hari jika budidaya dilakukan dalam skala besar. Apalagi jika budidaya dimusim penghujan, buah buncis lebih cepat besar. Dalam satu musim tanam, buncis bisa dipanen 20 hingga 25 kali, tergantung kondisi tanaman dan teknik perawatannya. Budidaya buncis pada musim kemarau biasanya tanaman lebih cepat menua dan masa panen lebih pendek.


https://mitalom.com/cara-budidaya-buncis-yang-baik-dan-benar/


Hama dan Penyakit.

Hama

Ulat Polong
Ciri-ciri Hama
Ulat penggerek polong (Etiella zinckenella T) yang berkepala hitam ini mula-mula memiliki tubuh yang berwarna hijau pucat, kemudian menjadi kemerahan. Tubuh ulat polong berbentuk silindris dengan panjang sekitar 15 mm.
Gejala Serangan
Serangan ulat penggerek polong menyebabkan permukaan polong tampak diselubungi benang-benang putih yang apabila disingkap, akan nampak larva hama di dalamnya. Pada kulit polong yang terserang nampak adanya titik hitam atau cokelat tua bekas tempat masuknya hama.
Pengendalian
Ulat penggerek polong yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
Penanaman dilakukan serempak atau dengan selisih waktu kurang dari 30 hari.
Dilakukan pergiliran tanaman dengan tanaman selain kacang-kacangan.
Digunakan obor untuk menarik perhatian ngengat, sehingga apabila ngengat mendekat akan mati terbakar.
Pemberantasan secara kimia menggunakan insektisida dengan dosis sesuai anjuran.

Ulat Penggulung Daun
Ciri-ciri Hama
Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata dan L. diemenalis) memiliki tubuh yang berwarna hijau dengan garis-garis kuning sampai putih buram. Ulat kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi ngengat dengan sayap berwarna kuning berbercak hitam.
Gejala Serangan
Serangan ulat penggulung daun menyebabkan daun menggulung. Di dalam daun yang menggulung tersebut, terdapat ulat yang dilindungi oleh benang. Ulat dalam daun tersebut akan memakan daun dari dalam, sehingga pada daun terdapat lubang-lubang bekas gigitan. Lubang bekas gigitan tersebut semakin meluas, dan akhirnya hanya tersisa urat-urat daunnya saja.
Pengendalian
Ulat penggulung daun yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
Pengaturan jadwal tanam secara serentak atau dengan pergiliran tanaman.
Sebaiknya daun yang terserang dibuang atau dibakar.
Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida dengan dosis sesuai anjuran.

Lalat Kacang
Ciri-ciri Hama
Lalat kacang Ophiomyaphaseoli atau Agromyzaphaseoli jantan mem- punyai tubuh dengan panjang 1,9 mm, sedangkan lalat betina 2,2 mm. Sebagian besar tubuhnya berwarna hitam mengkilap, kecuali sayap, antena, dan kakinya berwarna cokelat muda. Telur diletakkan pada daun muda. Larva lalat berwarna putih krem, tidak berkaki, dan bagian kepalanya meruncing. Larva ini menggerek daun.
Gejala Serangan
Serangan lalat kacang ini menyebabkan daun tanaman muda berbintik putih, kemudian menjadi kuning dengan titik cokelat di tengahnya. Akibatnya, tanaman akan layu, kering dan kemudian mati. Pada tanaman dewasa, serangan ini menyebabkan pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian
Hama lalat kacang yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
Penerapan pergiliran tanaman dengan tanaman selain tanaman kacang- kacangan.
Penggunaan obor untuk menarik perhatian ngengat, sehingga bila ngengat mendekati obor, akan mati
terbakar.
Penanaman yang dilakukan serempak dengan selisih waktu kurang dan 30 hari.
Penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

Kumbang Daun
Ciri-ciri Hama
Kumbang daun atau Henosepilachna signatipennis atau Epilachna signapennis memiliki bentuk tubuh oval, berwarna merah atau cokelat kekuningan, dengan panjang antara 6 mm – 8 mm. Telur kumbang daun berwarna kuning dan berbentuk oval. Fase larva dan kumbang memakan daun-daun.
Gejala Serangan
Serangan kumbang daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Lubang-lubang tersebut semakin lama semakin besar dan bahkan pada akhirnya hanya akan tersisa kerangka atau tulang daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dengan polong yang berukuran kecil.
Pengendalian
Kumbang daun yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Pembunuhan langsung dengan tangan.
Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan insektisida yang sesuai dengan anjuran.

Kutu Daun
Ciri-ciri Hama
Kutu daun atau Aphis gossypii berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning cokelat. Hama ini menghasilkan embun madu sehingga sering dikerumuni semut. Kutu ini merusak tanaman dengan mengisap cairan tanaman.
Gejala Serangan
Kutu daun terutama menyerang tanaman muda. Tanaman yang diserang akan menjadi kerdil, dengan daun yang kering dan memilin.
Pengendalian
Kutu daun yang menyerang tanaman dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Pengendalian secara alami dilakukan dengan menggunakan musuh alami, antara lain lembing, lalat, dan jenis Coccinellidae.
Pengendalian secara kimia dilakukan dengan insektisida.

Ulat Jengkal Semu
Ciri-ciri Hama
Ulat jengkal semu (Plusia signata dan P. chalcites) memiliki tubuh dengan panjang kurang lebih 2 cm, berwarna hijau dengan garis samping berwarna lebih muda.
Gejala Serangan
Serangan ulat jengkal semu menyebabkan daun menggulung. Di dalam daun yang menggulung tersebut terdapat ulat jengkal semu yang dilindungi benang sutera dan kotoran. Daun yang diserang pada mulanya berlubang-lubang dan akhirnya hanya tersisa tulang daunnya saja.
Pengendalian
Ulat jengkal semu yang menyerang dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Pengendalian secara mekanik, dengan dibunuh satu per satu.
Penjagaan kebersihan kebun.
Pengendalian secara kimia dilakukan dengan insektisida.

Penyakit

Embun Tepung
Penyebab Penyakit
Penyakit embun tepung disebabkan oleh cendawan Erysiphe polygoni. Cendawan ini membentuk miselium berwarna putih dengan konidium tunggal yang berbentuk tabung dan bulat telur.
Gejala Serangan
Serangan penyakit embun tepung pada awalnya menimbulkan bercak- bercak putih pada bagian bawah daun. Bercak-bercak tersebut makin lama makin meluas, sehingga kemudian daun layu dan rontok. Pada serangan yang berat, bercak dapat mencapai batang dan polong. Serangan biasanya terjadi pada cuaca yang kering.
Pengendalian
Penyakit embun tepung dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Penggunaan benih yang tahan terhadap penyakit ini.
Pencabutan dan pembakaran tanaman yang terserang.
Pengendalian secara kimia dilakukan dengan penyemprotan fungisida yang dilengkapi dengan bahan aktif karbendazim.

Layu Fusarium
Penyebab Penyakit
Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum f.sp. phaseoli. Miseliumnya berupa benang berwarna putih. Cendawan ini hidup di dalam tanah dan menginfeksi akar.
Gejala Serangan
Serangan penyakit layu fusarium menyebabkan tulang daun menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun, dan akhirnya daun layu. Tanaman yang mampu bertahan, akan menghasilkan sedikit buah dan berukuran kecil. Penampang batang apabila diiris akan menampakkan adanya cincin cokelat pada berkas pembuluhnya.
Pengendalian
Penyakit layu fusarium dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Pemilihan dan penggunaan benih yang tahan terhadap serangan penyakit ini.
Pemusnahan tanaman yang terserang.
Penyiraman dengan fungisida ke tanah bekas tanaman yang terserang.

Bercak Daun Cercospora
Penyebab Penyakit
Penyakit bercak daun cercospora terjadi kerena sporanya dapat disebarkan melalui air hujan, angin, serangga, alat-alat pertanian, manusia dan lain-lain. Gejala yang timbul akibat serangan penyakit ini adalah daun berbercak-bercak kecil berwarna cokelat kekuningan. Lama-kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning. Akibat lebih parah, daun menjadi layu lalu berguguran. Bila sampai menyerang polong, maka polong berbercak kelabu serta biji yang terbentuk kurang padat dan ringan.
Sementara itu,untuk mengendalikannya dengan cara sbb: sebelum ditanam benih buncis direndam air panas dengan suhu 48 derajat C selama 30 menit, rotasi tanaman, rotasi tanaman, memotong bagaian tanaman yang telah terserang,dan penyemprotan dengan pestisida organik. Penyemprotan diulang dengan selang waktu 5-15 hari agar lebih efektif.
Gejala Serangan
Serangan penyakit bercak daun cercospora ini akan menimbulkan bercak bulat pada kedua permukaan daun. Bercak tersebut berdiameter 1 mm- 5 mm dengan halo kuning di sekitarnya. Bercak dapat mencapai tangkai daun dan batang.
Pengendalian
Penyakit bercak daun cercospora dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Penerapan pergiliran tanaman.
Penggunaan fungisida yang sesuai dengan anjuran.

Penyakit Hawar Daun
Penyebab Penyakit
Penyakit hawar daun ini disebabkan adanya bakteri Xanthomonas campestris dari famili Pseudomonadaceae. Bakteri ini dapat berkembang pada suhu lebih dari 20 derajat C dan suhu optimum 30 derajat C. Hidupnya bisa bertahan beberapa tahun di dalam biji, tanah dan sisa-sisa tanaman yang sakit. Tanaman buncis yang terserang penyakit ini biasanya akan terlihat bercak kuning di bagian tepi daun, kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering dan berwarna cokelat kekuningan. Bila serangannya hebat, daun berwarna kuning seluruhnya dan akhirnya rontok. Kemudian gejala tersebut dapat meluas ke batang, sehingga lama-kelamaan tanaman akan mati.
Gejala Serangan
Serangan penyakit hawar daun akan menimbulkan bercak kuning di bagian tepi daun, yang kemudian meluas menuju tulang daun tengah. Daun terlihat layu, kering, dan berwarna cokelat kekuningan yang akhirnya rontok. Serangan dapat mencapai batang.
Pengendalian
Penyakit hawar daun dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut.
Penggunaan benih yang bebas penyakit.
Perendaman benih terlebih dahulu selama 30 menit.
Perlakuan desinfektasi terlebih dahulu tanah pesemaian.

Penyakit Busuk Lunak
Penyebab Penyakit
Penyakit busuk lunak umumnya disebabkan oleh bakteri Erwinia carotopora, termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini hanya menyerang bila ada bagian tanaman yang luka, misalnya,karena gigitan ulat atau memang sudah sakit akibat penyakit lain. Serangan ini dapat terjadi di lapangan atau penyimpanan.
b. Gejala Serangan
Serangan penyakit busuk lunak menyebabkan daun berbercak, berair, dan berwarna kecokelatan. Gejala ini dapat menjalar ke seluruh bagian tanaman sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir, dan berbau busuk.
Pengendalian
Penyakit busuk lunak dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Pembakaran tanaman yang terserang berat.
Tanah bekas tanaman yang sakit jangan sampai berserakan ke mana-mana.

Penyakit Karat
Penyebab Penyakit
Penyakit karat karena adanya cendawan Uromyces appendiculatus, termasuk dalam ordo Uredinales. Cendawan ini masih dapat bertahan pada bagian tanaman yang sakit walaupun iklimnya kering. Serangan akan kembali menghebat pada musim hujan. Penyebarannya dapat melalui hembusan angin, percikan atau aliran air, serangga maupun terbawa dalam pengangkutan bibit-bibit tanaman di daerah lain
Gejala Serangan
Serangan penyakit karat menyebabkan pada jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwama cokelat yang biasanya dikelilingi oleh jaringan klorosis.
Pengendalian
Penyakit karat dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Penanaman varietas tahan penyakit karat ini.
Pembakaran tanaman yang terserang berat.
Penyemprotan dengan fungisida.

Penyakit Dumping Off
Penyebab Penyakit
Penyakit damping off akibat adanya cendawan Phytium sp, termasuk dalam famili Phytiaceae. Penularannya dapat melalui tanah maupun biji. Serangannya akan sangat hebat bila suhu dan kelembaban udara cukup tinggi.
Gejala Serangan
Penyakit dumping off menyebabkan bagian tanaman yang terletak di bawah keping biji berwama putih pucat karena mengalami kerusakan klorofil. Jaringan yang berada di atas tanah menjadi mengerut dan mengecil, sehingga akhirnya tanaman menjadi roboh.
Pengendalian
Penyakit dumping off dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Perlakuan sterilisasi terlebih dahulu media tanam yang akan digunakan.
Penyemprotan dengan fungisida.

Penyakit Ujung Keriting
Penyebab Penyakit
Penyakit ujung keriting disebabkan kehadiran virus mosaik keriting, yang penularannya biasanya melalui vektor serangga yaitu sejenis kutu loncat dari famili Yassidae. Dari tingkat muda sampai dewasa, kutu ini dapat menjadi pembawa (carrier) virus tersebut. Pada umumnya,serangan penyakit ini menimbulkan gejala berupa daun-daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedangkan daun yang sudah tua menggulung atau memilin. Biasanya daun-daun terasa lebih kaku, tangkai daun mengeriting ke bawah dan batang tidak normal. Tanaman muda yang terserang menjadi kerdil. Pengendalian terhadap penyakit ini yang harus dilakukan petani adalah menanam bibit yang tahan penyakit seperti spurt dan strike,mencabut dan membakar tanaman yang telah terserang penyakit,dan melakukan penyemprotan pestisida organik
Gejala Serangan
Serangan penyakit ujung keriting menyebabkan daun muda menjadi keriting dan berwarna kuning, sedangkan daun tua menggulung dan memilin. Tanaman muda yang terserang menjadi kerdil.
Pengendalian
Penyakit ujung keriting dapat dikendalikan dengan cara berikut.
Penanaman varietas buncis yang tahan terhadap penyakit ini.
Pembakaran tanaman yang terserang.
Penyemprotan dengan insektisida.


https://www.faunadanflora.com/15-jenis-hama-dan-penyakit-tanaman-buncis-dan-cara-pengendaliannya/

Penyakit Antraknosa 
Gejala adanya serangan penyakit ini adalah: terdapat bercak-bercak kecil berwarna coklat karat pada polong buncis muda dan bercak hitam atau coklat tua di bagian batang tanaman tua. Untuk mengendalikannya: memakai benih yang benar-benar bebas dari penyakit; pergiliran tanaman, maksudnya untuk memotong siklus hidup cendawan tersebut. Pergiliran tersebut dapat dengan tanaman lobak, wortel atau kol bunga; dan penyemprotan pestisida organik.

http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/78423/CARA--MENGENDALIKAN-PENYAKIT-PADA-TANAMAN-BUNCIS-LOGAWA/



 Jenis Pupuk untuk Pare.














Pabrik benih di Indonesia

PT Syngenta Indonesia

Pabrik:
Jalan Raya Tlajung Udik Km. 62.8
Gunung Putri - 16961
Bogor

Tel: 021-8672776
Fax: 021-8672825

Kantor:
Perkantoran Hijau Arkadia, Tower C, Lt. 9
Jalan TB Simatupang Kav 88
Jakarta 12520

Tel: 021-78836979
Fax: 021-78836323

Website: www.syngenta.co.id

PT EAST WEST SEED INDONESIA


KONTAK KAMI
Telepon: +62 264 201871 / +62 22 3000 2010
Fax: +62 264 201875 / +62 22 3000 2019
Hubungi kami disini
ALAMAT POS
PT EAST WEST SEED INDONESIA
Desa Benteng, Kecamatan Campaka
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia 41181



PT. TAKII INDONESIA

SEKRETARIAT
Plaza Kelapa Gading Blok C No. 48
Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading
Jakarta Utara 14240 – Indonesia
CONTACT US
Phone: +62 21 4585 1413
Email: info@hortindo.org






KOREAN SEED INDONESIA


o          Company Name : KOREAN SEED INDONESIA
o          Address : Bendorejo, Tawang Wates Kediri, Indonesia
o          Capital : -
o          Telephone : (62-354)442-614
o          Fax : (62-354)442-533
o          Email : koreana@indo.net.id


Lokasi perusahaan di Indonesia :
- Jakarta     Beltway Office Park Building A, 5th floor
Jl. Ampera Raya No. 9-10
Jakarta, 12550     Tel: +62-21-7822555
Fax: +62-21-7822565
- Malang     Malang Operations
Jl. Raya Krebet, Desa Krebet
Bululawang
Malang 65171 East Java     Tel: +62-341-879470
Fax: +62-341-879237
- Pasuruan     Pasuruan Operation
Kawasan Industri PIER
Jl. Rembang Industri I/48 A-B
Pasuruan 67153     Tel: +62-343-740209
Fax: +62-343-740210


KANTOR PUSAT DAN FASILITAS PRODUKSI


Kantor Pusat:
PT BISI International Tbk
Jl. Raya Surabaya Mojokerto km 19,
Desa Bringinbendo,
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, Indonesia.

Telepon           +62-31-7882528

Faksimili          62-31-7882856
Alamat e-mail  investor.relations@bisi.co.id


Monsanto Indonesia


Jakarta
Head Office
Monsanto Indonesia
Wisma Pondok Indah 2, 6th floor
Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA
Pondok Indah - Jakarta 12310
Phone: +62-21-29976400
Fax: +62 21 7592 2928



PT ORIENTAL SEED INDONESIA


Kantor :
Dusun Kamal,Rt 02 Rw 04 Pagersari Mungkid Magelang Jawa Tengah Indonesia, 56551
Tlp. 0293 782450
Fax. 0293 782436
Hp. 0815 7872 6979



PT. BINTANG ASIA

Kontak Kami
Jl. Akhmaludin No. 26
Jember - Jawa Timur
Indonesia
Telp : 0331-323216
Email : cs@benihcitraasia.com


PT. BENIH PERTIWI

Kantor
Kompleks Plasa Segi Delapan,
Jl. Segi Delapan Indah Kav III D, No. 821-822,
Surabaya (60189)
Telepon: (031) 7322099, (031) 7320365
Fax : (031) 7320365
Pabrik
Jl. Pare Kediri, Ds. Sambirejo, Kec. Pare,
Kab. Kediri (64226),
Telepon : (0354)394818, (0354) 391882
Fax : (0354) 391090


PT. SANGHYANG SRI
Kementerian
Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Indonesia
Telp. 021-29935678 Fax. 021-29935740
All Rights Reserved 2016


CV.Multi Global Agrindo

Alamat: Jl. Raya Solo-Tawangmangu, Lempo, Salam, Kec. Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57791
Jam buka:
Buka  Tutup pukul 15.00
  
           
           
           
           
           
           
Telepon: 0813-9347-3009
Provinsi: Jawa Tengah

PT. PRIMASID ANDALAN UTAMA INDONESIA


Alamat: Plaza Kelapa Gading, Rukan Inkopal, Blok C no. 48, JL. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading Permai, RT.15/RW.3, Klp. Gading Bar., Kec. Klp. Gading, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240
Jam buka:
Buka  
Tutup pukul 17.00
                    
Telepon: (021) 4517103
Provinsi: Jakarta


CV. Aura Seed Indonesia
Hubungi Kami
           SMS : 0856-0856-6034
           WA : 0856-0856-6034
           TELP-1 : 0856-0856-6034
           TELP-2 : 081-904-983-985
           EMAIL : halo@sentratani.com
           FB : facebook.com/sentratani








Comments

Popular posts from this blog

TERONG

Kentang

CABAI