Melon




Melon

Melon (Cucumis melo L.) merupakan nama buah sekaligus tanaman yang menghasilkannya, yang termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Buahnya biasanya dimakan segar sebagai buah meja atau diiris-iris sebagai campuran es buah. Bagian yang dimakan adalah daging buah (mesokarp). Teksturnya lunak, berwarna putih sampai merah, tergantung kultivarnya


Syarat Tumbuh Tanaman Melon 

Dalam budidaya melon ini kita akan dihadapkan dengan beberapa hal, di antaranya, musim buahnya melon dari para petani, lalu ada juga teknik budidaya tanaman melon, tempat tumbuhnya buah melon. Pelajari terlebih dahulu bagian ini, (silakan klik) : Klasifikasi Tanaman Buah Melon dan Varietasnya.
Namun, kali ini kita akan membahas lebih spesifik, yakni tentang apa saja yang menunjang budidaya melon berhasil dan panen besar, seperti mengetahui lebih spesifik tentang syarat tumbuh tanaman melon. Hal ini menjadi penting, lantaran, musim berbuah melon akan sangat berpengaruh ketika kita bisa memahami syarat tumbuh tanaman buah melon dengan baik. Karena syarat tumbuh ini pun akan mempengaruhi proses pematangan buah melon.

Maka dari itu, syarat tumbuh dalam budidaya melon ini juga akan membahas seberapa besar curah hujan tanaman melon yang dibutuhkan. Untuk itu, berikut ini penjelasan lengkapnya :
Syarat Tumbuh Tanaman Melon

Berikut ini syarat-syarat yang dibutuhkan dalam budidaya melon agar tanaman tumbuh dengan baik :

A. Syarat Iklim
Keadaan iklim, tanaman melon termasuk tanaman C-3, karena pada proses fotosintesisnya menghasilkan senyawa karbon berratom 3 sebagai produk utamanya. Sifat utama tanaman C-3 adlaah efisiensi fotosintesisnya rendah. Maka melon menghendaki periode penyinaran yang lama, antara 10-12 jam/hari. Intensitas matahari di dataran tinggi lebih tinggi dari dataran rendah. Hal ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman melon. Maka dari itu, pada awal pertumbuhan, tanaman melon membutuhkan sinar matahari yang cukup.
Jika intensitas cahaya matahari kurang, tanaman melon akan tumbuh memanjang (etolasi), jangkung dan lemah sehingga tanaman mudah terserang penyakit. Jika ini terjadi pada tanaman melon memasuki masa buah, maka akan menyebabkan rasa buah tidak manis.
Curah hujan tanaman melon yang dibutuhkan berkisar antara 2.000-3.000 mm/th. Suhu udara yang dibutuhkan pada masa perkecambahan benih melon adalah sekitar 26 derajat celcius. Sedangkan periode pertumbuhan dibutuhkan suhu udara 20-30 derajat celcius.
Untuk kelembaban udara yang dibutuhkan tanaman melon untuk masa pertumbuhan sekitar 70-80%. 

Faktor lainnya yang perlu dipikirkan adalah persoalan angin. Angin berpengaruh besar pada penguapan air pada permukaan tanaman (daun). Semakin besar tiupan angin, maka semakin besar penguapan air pada permukaan daun.
Angin juga dapat mematahkan batang ataupun cabang-cabang sehingga roboh karena melon berbatang lunak. Angin juga dapat mempengaruhi proses penyerbukan bunga sehingga dapat menyebabkan produksi buah melon menurun.

B. Syarat Kesuburan Tanah Media Tanam Budidaya Melon
Faktor tanah memagang peranan yang sangat penting. Tanah berfungsi sebagai penyangga akar, tempat berdirinya tanaman, tempat reservoir, gudang air, zat hara, dan udara bagi pernapasan akar. Tanah yang cocok digunakan sebagai media tanam tanaman melon ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik. Tanaman melon tumbuh baik pada kemasaman tanah (pH) 5,8-7,2.
Jangan lupa tambahkan pupuk kandang. Penambahan pupuk kandang dapat menambah kemasaman. Tapi ingat jangan terlalu banyak. Sehingga kita juga bisa menghindari buah jangan terlalu masam. Untuk mengatasinya jika dikhawatirkan buah masam perlu ditambahkan dolomit. Hal ini agar kemasaman tanah yang dikehendaki.
Selain itu, tanaman melon tidak suka tanah yang tergenang air. Untuk itu, tanah perlu dibentuk bedengan-bedengan agar pengaturan airnya baik. Pada keadaan tekstur tanah yang memiliki kandungan lempung tinggi, maka pemberian pupuk kandang harus lebih banyak agar struktur tanahnya menjadi lebih baik.

C. Syarat geografis tanah yang cocok untuk budidaya melon
Altitude (tinggi rendahnya tempat dari permukaan laut) erat hubungannya dengan iklim. Altitude juga mempengaruhi keadaan curah hujan, intensitas cahaya dan panjangnya penyinaran matahari. Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300-1.000 meter di atas permukaan laut.

D. Syarat Topografi Tanah yang dibutuhkan Budidaya Melon
Keadaan topografi tanah berpengaruh cukup besar terhadap cara pembudidayaan tanaman melon. Daerah yang bertopogradi miring memerlukan penanganan teknis yang rumit dan biaya lebih tinggi dengan pemudidayaan di daerah yang bertopografi datar.
Keadaan lahan dengan derajat kemiringan lebih besar dari 30% tidak baik untuk budidaya tanaman. Tanaman melon pada dasarnya dapat dibudidayakan pada berbagai ragam keadaan topografi tanah, baik yang bergelombang maupun yang datar asalkan mendapat sinar matahari penuh pada areal pertanaman.

https://ayobudidaya.com/pertanian/penting-seperti-ini-syarat-tumbuh-tanaman-melon/

Menurut  Rukmana  (1996)  menjelaskan  bahwa  klasifikasi  pada  tanaman
melon adalah sebagai berikut:
Kingdom         :           Plantae
Divisi               :           Magnoliophyta
Kelas               :           Magnoliopsida
Ordo                :           Cucurbitales
Famili              :           Cucurbitaceae
Genus              :           Cucumis
Spesies            :           Cucumis melo


Morfologi Melon

a. Morfologi Akar
Tanaman melon memiliki sistem perakaran yang menyebar akan tetapi tidak dalam. Rambut akar banyak terdapat di sekitar permukaan tanah. Perkembangan akar horizontal di dalam tanah cepat, dapat menyebar dengan kisaran kedalaman 20-30 cm (Soedarya, 2010). Semakin dalam akar tanaman melon akar-akar tanaman melon akan semakin berkurang (Tjahjadi, 1987).
Bentuk perakaran tanaman melon berupa akar tunggang yang terdiri dari akar utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (akar tersier). Panjang akar primer sampai pangkal bantang mencapai 15-20 cm, sedangkan akar lateral menyebar sekitar 35-45cm.

b.Morfologi Batang
Batang  tanaman  melon  berwarna  hijau  muda,berbentuk  segi  lima,memiliki  duri - duri  kecil  yang  apabila  tersentuh  akan  membuat  gatal - gatal pada kulit, memiliki ruas - ruas sebagai tempat munculnya tunas dan daun, serta batang melon tidak berkayu. Tanaman  melon  yang  tumbuh  liar  biasanya  memiliki  percabangan yang  sangat  banyak.  Namun,  untuk  tanaman  yang  dibudidayakan  jumlah batangnya  dibatasi.  Jumlah  batang  yang  terlalu  banyak  akan  mengurangi kuantitas buah yang dihasilkan.

Batang Tanaman melon memiliki batang berwarna hijau muda, berbentuk segilima tumpul, berbulu, lunak, bercabang serta panjangnya dapat mencapai 3 meter, dan memiliki ruas – ruas sebagai tempat munculnya tunas dan daun.
Batang tanaman melon berwarna hijau muda dengan bentuk batang agak bersegi lima berlekuk dengan 3-7 lekukan dan bergaris tengah 8-15 cm. Batangnya berbulu dan terdapat buku atau ruas-ruas tempat melekatnya tangkai daun. Tanaman melon apabila dibiarkan tumbuh liar akan memiliki percabangan yang banyak dan biasanya percabangan utamanya terletak paling tengah dan memiliki pertumbuhan paling kuat.namun, pada sistem budidaya melon yang dilanjarkan lurus, cabang-cabang tersebut diapngkas sehingga tinggal 1-2 cabang induk yang dipelihara. Panjang cabang dapat mencapai 3-5 m apabila tidak dipotong.

Dari satu cabang utama yang dipelihara akan muncul cabang-cabang sekunder pada ketiak-ketiak daun. Cabang-cabang sekunder ini sebagai tempat keluarnya bunga-bunga tanaman melon . Apabila cabang-cabang ini dibiarkan tanpa dipangkas akan menyebabkan percabangan tumbuh liar. Akibat selanjutnya, zat makanan yang disalurkan untuk pembentukan buah menjadi berkurang sehingga buah yang dihasilkan kecil-kecil dangan bobot yang rendah.

c. Morfologi Bunga
Bunga  melon  memiliki  mahkota  bunga  berwarna kuning  dengan jumlah lima helai, kelopak bunga berwarna hijau pada bunga jantan tidak terdapat  benjolan  pada  kelopak  bunga, sedangkan  pada  bunga  betina terdapat  benjolan  besar  pada  kelopak  bunga.  Bunga  melon  biasa  tumbuh pada  ketiak  daun,  pada  kelopak  bunga  juga  terdapat  duri - duri  kecil yang
dapat membuat kulit gatal - gatal.
Bunga  melon  berbentuk  seperti  lonceng  dan  berwarna  kuning.  Bunga ini  muncul  di  setiap  ketiak  daun.  Umumnya,  bunga  melon  berkelamin tunggal,  kelamin  jantan  dan  betina  tidak  dalam  satu  bunga.  Bunga  betina biasanya  terletak  di  ketiak  daun  pertama  dan  kedua  dalam  setiap  ruas percabangan.  Sementara  itu,  bunga  jantan  terbentuk  secara  berkelompok
dan terdapat di setiap ketiak daun.
Bunga melon berbentuk seperti lonceng dan berwarna kuning. Bunga muncul pada ketiak daun. Bunga pada tanaman melon antara kelamin jantan dan kelamin betina tidak dalam satu bunga (Sobir, 2010). Bunga betina berada di ketiak daun pertama dan kedua pada cabang lateral. Sedangkan, bunga jantan terbentuk secara berkelompok di setiap ketiak daun. Penyerbukan dilakukan dengan bantuan lebah madu dan serangga. Hal tersebut dikarenakan serbuk sari bunga melon terlalu berat untuk diterbangkan oleh angin (Sobir, 2010).
Bunga melon tumbuh di ketiak daun dan hampir selalu berkelamin tunggal, berumah satu (monoceous). Artinya letak bunga jantan dan bunga betina terpisah tidak dalam satu bunga, tetapi masih dalam satu tanaman bahkan dalam satu cabang tanaman. Bunga betina terbentuk secara tunggal, tinggal berkelompok.

Bunga betina pada umumnya terdapat pada ketiak daun ke-1 atau ke-2 pada setiap ruas percabgan. Bunga betina mempunyai putik, mahkota bunga, dan bakal buah. Bakal buah yang berbentuk bulat lonjong ditopang oleh tangkai buah yang pendek dan tebal. Bunga betina akan rontok apabila 2-3 hari setelah mekar tidak terserbuki.
Bunga jantan mudah dibedakan dengan bunga betinanya. Bunga jantan terbentuk berkelompok 3-5 buah dan terdapat pada setiap ketiak daun. Bunga jantan terdiri dari mahkota bunga dan benang sari (berjumlah 5) serta tidak memiliki bakal buah. Bunga jantan ditopang oleh tangkai bunga yang pipih panjang. Mahkota bunga jantan maupun mahkota bunga betina berwarna kuning kunyit dan dari jauh terlihat seperti lonceng . bunga jantan akan rontok setelah mekar selama 1-2 hari. Jumlah bunga jantan jauh lebih banyak daripada bunga betina.


d. Morfologi Buah
Buah melon berbentuk bulat, beberapa jenis melon memiliki net/jaring di sekitar buah seperti jenis melon Japanise, warna buah berwarna kuning, putih,  hijau  tergantung  jenis  melon,  daging  buah  kenyal  namun  ada  juga yang  renyah,  berwarna  orange,  kuning,  putih,  hingga  hijau  tergantung varietas,  rasa  buah  manis  danbaunya  harum.
Buah  melon  mempunyai kandungan  vitamin  C  yang  dapat  mencegah  terjadinya  sariawan  dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit.

Buah  melon  berbentuk  bulat  sampai  lonjong.  Bagian  tengah  buah terdapat  massa  berlendir  yang  dipenuhi  biji - biji  kecil  yang  jumlahnya banyak.  Berat  buah  melon  masak  0,5 - 2,5  kg.  Melon  hibrida  bahkan  ada yang beratnya mencapai 4kg, yakni varietas Ten Me dan Action 434.
Varietas  melon  yang  ukurannya  paling  kecil  adalah  Silver  Light. Melon ini  hanya  berukuran  sebesar  buah  apel  dengan  bobot  400  gram. Meskipun  demikian,  buah  melon  jenis  ini  tetap  disukai  karena  rasanya yang   manis   dan   renyah.   Ukurannya   yang   kecil   dianggap   unik   oleh sebagian besar konsumennya.
Buah Buah melon memiliki banyak variasi bentuk, warna kulit, warna daging buah maupun berat atau bobotnya. Bentuk buah melon diantaranya bulat, bulat oval, lonjong atau silindris. Warna kulit buah melon diantaranya putih susu, putihkrem, hijau krem, hijau kekuning-kuningan, hijau muda, kuning, kuning muda, kuning jingga hingga kombinasi dari warna lainnya. Bahkan ada yang bergaris-garis dan juga (a) (b) Gambar 2.4 Bunga Tanaman Melon (a) Bunga Betina Tanaman Melon (b) Bunga Jantan Tanaman Melon Sumber : Dokumentasi pribadi, 2018 9 memiliki struktur kulit berjala (jaring), semi berjala hingga tipis dan dan halus (Rukmana, 1994). 

Buah melon dapat dipanen pada saat umur 75-120 hari bergantung pada jenisnya. Tanda – tanda melon yang telah siap dipanen adalah apabila dipukul-pukul menimbulkan bunyi yang nyaring (Soedarya, 2010).
Potongan melintang buah melon tampak terdiri dari kulit buah, daging buah, dan biji. Kulit buah melon meskipun tidak terlalu tebal (1-2 mm), tetapi keras dan liat. Kulit ini tersusun dari lapisan epidermis (kulit luar) yang umumnya berjaring ; lapisan mesodermis dengan ketebalan 1 mm; dan lapisan endodermis yang berbatasan langsung dengan daging buah. Lapisan mesodermis dan endodermis ini berwarna hijau muda kekuningan atau jingga. Di antara rongga buah terdapat sekumpulan biji melon yang terbalut dalam plasenta berwarna putih. Plasenta ini berlendir dan apabila termakan menyebabkan rasa gatal ditenggorokan. Biji melon umumnya berwarna coklat muda, pangjangnya rata-rata 0.9 mm dan diameter 0,4 mm. Dalam satu buah melon terdapat sekitar 500-600 biji.


Berdasarkan bentuknya, buah melon dibagi menjadi melon dengan bentuk buah bulat, oval, dan lonjong. Bentuk buah bulat misalnya pada elon varietas sky rocket,jade dew,action, aroma, sweet star, select rocket, dan emerald sweet. Melon dengan bentuk buah oval . Varietas melon dengan bentuk buah lonjong misalnya new century.

Berdasarkan warna daging buahnya, melon dibedakan menjadi melon yang daging buahnya berwarna hijau muda kekuningan, kuning keputihan , dan jingga. Melon berdaging buah hijau muda sangat umum ditemui dipasaran yaitu varietas sky rocket,action dll.

e. Morfologi Daun
Daun   melon   menjari   dengan   lima   sudut,   warnanya   hijau,   dan permukaannya   berbulu.   Tangkai   daun   panjang   dengan   ukuran   besar, hampir  seukuran  batang  tanaman.  Daun  ini  tersusun  berselang - seling menempel  di  ruas - ruas  batang.  Di  setip  ketiak  daun  akan  tumbuh  sulur - sulur yang akan membantu tanaman untuk merambat. Daun Tanaman melon memiliki daun berbentuk hampir bulat, tunggal dan memiliki lima buah sudut, memiliki 3-7 lekukan. Daun berwarna hijau dan sedikit menjari (Soedarya, 2010). Tanaman melon bergerigi di bagian tepi daun. Daun memiliki diameter berkisar 10-16 cm. Pada permukaan daun terdapat bulu-bulu halus. Daun tersusun berselang-seling serta memiliki tangkai dengan panjang sekitar 10-17 cm (Rukmana, 1994).
Daun melon berwarna hijau dengan bentuk daun bercangkap atau menjari bersudut lima, berlekuk 3-7 lekukan dan bergaris tengah 8-15cm. Pada melon varietas sky rocket, sweet star, action 434, aroma, select rocket, dan emerald weest, bentuk daunya menjari tetapi secara keseluruhan hampir membulat sekilas sepertidaun new century, bentuk daunya menjari dengan bentuk secara keseluruhan seperti kepala kambing. 

Daun ditopang oleh tangkai daun yang perpanjanganya merupakan induk tulang daun. Permukaan daun berbulu kasar. Susunan daun berselang-seling.

Melon termasuk tanaman semusim (annual) berbentuk terna yang asalnya menjalar diatas tanah atau merambat pada turus dengan menggunakan sulu-sulur atau alat-alat pembelitnya. Sulur-sulur pembelit ini terdapat pada setiap ketiak daun.

Pemeliharaan Buah

Pada Tanaman Melon Setiap tanaman melon mempunyai potensi untuk menghasilkan buah 10-20 buah. Setiap cabang dari tunas lateral mampu menghasilkan 1-2 calon buah pada hal setiap tanaman bercabang antara 15-20 cabang. Tetapi tidak semua calon buah akan berhasil menjadi buah. Sebagian calon buah rontok karena tidak sempat diserbuki, sebagian lagi rontok karena tidak mendapatkan makanan (Tjahjadi, 1987), Sehingga penentuan jumlah buah yang tepat pada setiap tanaman akan mencapai produksi yang maksimal Tanaman melon memiliki jumlah bunga yang banyak. Hal tersebut dapat menjadikan tanaman melon menghasilkan buah yang banyak pula. Akan tetapi, ukuran dan rasa yang dihasilkan kecil dan kurang manis karena hasil fotosintat disebar ke semua buah (Simanungkalit. dkk, 2013).

Pemangkasan adalah salah satu cara peningkatan jumlah produksi melalui pemanfaatan energi matahari pada fotosintesis serta membantu pertumbuhan dan perkembangan beberapa tanaman buah – buahan dan perkebunan (Simanungkalit. dkk, 2013). 11 Tanaman melon umunya di budidayakan hanya memiliki satu buah per tanaman. Akan tetapi terdapat beberapa petani yang menerapkan teknik 2 buah dalam satu tanaman. Dengan menerapkan teknik tersebut dapat meningkatkan jumlah produksi tanaman melon dan ukuran buah dapat dihasilkan tidak terlalu besar maupun terlalu kecil. Menurut Harsono (1991) pada tanaman melon, pemangkasan batang utama pada ruas ke 20 dan pada cabang lateral menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap jumlah bunga dan diameter batang melon. Perlakuan dua buah per tanaman menyebabkan berat buah per tanaman melon paling tinggi rata-rata 2114,81 g, sedangkan pada perlakuan satu dan tiga buah per tanaman hasil yang diperoleh lebih rendah (Siwi, 2016).

Berdasarkan ukuran buahnya , melon dibedakan menjadi melon yang berukuran besar, sedang dan kecil :


1.         Melon berukuran besar mempunyai berat rata-rata lebih dari 2,5 kg. Ex: melon varietas new century
2.         Melon berukuran sedang biasanya mempunyai berat buah 1,0-2,5 kg. Ex: sweet star,select rocket
3.         Melon berukuran kecil biasanya mempunyai berat buah sekitar 400 g atau disebut juga sebagai “melon apel”. Ex: silver light

http://biolog-indonesia.blogspot.com/2013/08/taksonomi-dan-morfologi-tanaman-melon.html

Peran Unsur Hara Bagi Tanaman

Nitrogen (N) Secara umum nitrogen berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman terutama pada fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil serta sebagai komponen pembentuk lemak, protein, dan persenyawaan lain (Marsono dan Sigit, 2002). (Parker, 2004) menambahkan bahwa nitrogen berperan dalam proses pertumbuhan, sintesis asam amino dan protein serta merupakan 
pembentuk struktur klorofil.

Nitrogen sebagai pembentuk struktur klorofil, nitrogen akan mempengaruhi warna hijau daun. Ketika tanaman tidak mendapatkan cukup nitrogen, warna hijau daun akan memudar dan akhirnya menguning. Kekurangan nitrogen akan menyebabkan pertumbuhan terhambat, daun berwarna kuning, tangkai tinggi kurus, dan warna hijau daun menjadi pucat. 12 Pemberian unsur hara nitrogen dapat dilakukan melalui pemupukan. Pupuk nitrogen termasuk pupuk kimia buatan tunggal. Jenis pupuk ini termasuk pupuk makro. Sesuai dengan namanya pupuk-pupuk dalam kelompok ini didominasi oleh unsur nitrogen. Adanya unsur lain di dalamnya lebih bersifat sebagai pengikat atau juga sebagai katalisator. Salah satu jenis pupuk nitrogen yang sering digunakan adalah urea.

Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 (amonia) dengan CO2 . Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan hasil ikutan tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46% (Marsono dan Sigit, 2002).

Phosfor (P) Phospor disebut sebagai kunci kehidupan bagi tanaman karena unsur ini terlibat langsung dalam proses hidup tumbuhan. Unsur phospor adalah hara kedua setelah nitrogen dalam frekuensi atau kegunaannya sebagai pupuk. Keperluan phospor kadang-kadang lebih kritik dari pada nitrogen pada tanah-tanah tertentu. Nitrogen dapat ditambat oleh mikroba dari udara, tetapi unsur phospor hanya berasal dari batuan. Tanpa kecukupan phospor berbagai proses di dalam tanaman akan terhambat sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak berlangsung secara optimal (Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor, 1991).

Phospor berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, sebagai bahan dasar (ATP dan ADP), membantu asimilasi dan respirasi, mempercepat proses pembungaan dan pembuahan, serta pemasakan biji dan buah (Marsono dan Sigit, 2002). Phospor berperan dalam menstimulasi pertumbuhan akar, membantu pembentukan benih, berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi. 13 Kekurangan unsur phospor akan menyebabkan warna keunguan pada daun dan batang serta bintik hitam pada daun dan buah (Parker, 2004). Menurut Tan (1996) phosfor merupakan hara tanaman esensial dan diambil oleh tanaman dalam bentuk ion anorganik : H2PO4 dan HPO4 2- .
Phosfor diperlukan dalam perkembangan akar, untuk mempertahankan vigor tanaman, untuk pembentukan benih, dan pengontrolan kematangan tanaman. Phosfor juga merupakan komponen esensial ADP (Adenosine Di Phospate) dan ATP (Adenosine Tri Phospate), yang bersama-sama memerankan bagian penting dalam fotosintesis dan peyerapan ion serta sebagai transportasi dalam tanaman. Phosfor juga merupakan bagian esensial dari asam nukleat (DNA dan RNA).

Kalium (K) Kalium berperan dalam membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman, berperan membentuk antibodi tanaman terhadap peyakit serta kekeringan (Marsono dan Sigit, 2002). Kalium tidak disintesis menjadi senyawa organik oleh tumbuhan, sehingga unsur ini tetap sebagai ion di dalam tumbuhan. Kalium berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion yang berperan dalam mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam mengatur tekanan turgor sel. Berkaitan dengan pengaturan turgor sel ini, peran yang penting dalam proses membuka dan menutupnya stomata (Lakitan, 2004). Tanaman yang kekurangan kalium akan lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah baik daun, buah maupun biji seperti pada kedelai (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

Kebutuhan tanaman akan unsur K dapat diperoleh dari pemupukan. Salah satu jenis pupuk kalium yang dikenal adalah KCl (Marsono dan Sigit, 2002). Upaya pemupukan kalium harus memperhatikan asas efektifitas karena selain mudah larut dan tercuci bersama air perlokasi, unsur kalium juga mudah terikat dalam tanah. Efektivitas pemupukan kalium dapat dicapai antara lain dengan memperhatikan waktu dan cara pemupukan yang tepat. Pemberian pupuk kalium secara bertahap diperlukan untuk mencegah penyerapan berlebihan oleh tanaman "luxury Consumption". Pada tanah yang mengandung kalium cukup tersedia pemberian pupuk kalium dapat dikurangi. Dibandingkan tanaman pangan, tanaman perkebunan (Harjowigeno, 2003). 2.6

Mekanisme Penyerapan Unsur Hara

a. Difusi 
Proses penyerapan berlangsung akibat adanya perbedaan konsentrasi unsur hara. Faktor yang mempengaruhi difusi adalah konsentrasi unsur hara pada titik yang tertentu, jarak antara permukaan akar dengan titik tertentu, kadar air tanah, volume akar tanaman. Pada tanah bertekstur halus difusi akan berlangsung lebih cepat dari pada tanah yang bertekstur kasar. Difusi meningkat jika konsentrasi hara di permukaan akar rendah atau konsentrasi hara di larutan tanah tinggi. Unsur P dan K diserap tanaman terutama melalui difusi (Sutejo, 2002).

b. Aliran 
Masa Air mengalir ke arah akar alat melalui akar itu sendiri. Sebagian lagi mengalir dari daerah sekitarnya akibat tranpirasi maupun perbedaan potensial air dalam tanah. Gerakan air ini dapat secara horinzontal maupun vertikal. Air tanah yang 15 mengalir ini mengandung ion unsur hara. Jadi unsur hara mendekati permukaan akar tanaman karena terbawa oleh gerakan air tersebut atau disebut aliran masa, yang selanjutnya diserap tanaman. Unsur K juga dapat diserap melalui aliran masa, meskipun tidak terlalu besar (Sutejo, 2002).

c. Intersepsi Akar 
Akar tanaman tumbuh memasuki ruangan – ruangan pori tanah yang ditempati unsur hara, sehingga antara akar dan unsur hara terjadi kontak yang sangat dekat (kontak langsung), yang selanjutnya terjadi proses pertukaran ion. Ion – ion yang terdapat pada permukaan akar bertukaran dengan ion – ion pada permukaan komplek jerapan tanah. Jadi absorpsi unsur hara (ion) langsung dari permukaan padatan partikel tanah. Jumlah unsur hara yang dapat diserap melalui cara interaksi akar dipengaruhi oleh sistem perakaran dan konsentrasi unsur hara dalam daerah perakaran (Sutejo, 2002).

http://eprints.umg.ac.id/3007/3/BAB%202.pdf


Budidaya tanaman melon

Jenis buah melon sangat beragam. Namun hanya 3 kultivar yang populer dibudidayakan, yakni reticalatus, inodorus dan cantalupensis.
1.         Reticalatus. Jenis melon ini merupakan kultivar paling populer. Bentuknya membulat dengan kulit buah berwarna hijau dan teksturnya berjala, seperti terlapisi jaring. Daging buah berwarna hijau muda hingga oranye.
2.         Inodorus. Jenis ini memiliki kulit buah yang mulus tidak berjala. Bentuknya membulat hingga lonjong. Warna kulit buah kuning hingga kuning pucat kehijauan. Warna dagingnya ada yang hijau, oranye hingga putih. Daging buah tidak beraroma.
3.         Cantalupensis. Jenis ini memiliki kulit buah yang bergelombang seperti labu, atau disebut berjuring. Daging buah berwarna kuning atau oranye, aromanya sangat kuat. Blewah termasuk dalam jenis ini.

Pembibitan tanaman melon
Pada cara selanjut nya dalam penanaman melon, pemilihan benih dilakukan, karena dengan penanaman bibit melon unggul secara alami jugamendapakan hasil melon unggul. Tapi tahukah Anda bahwa ada cara untuk membedakan bibit melon yang baik dengan bibit melon yang buruk?

Cara memilih bibit melon
1.         Pilih benih yang ingin Anda tanam
2.         Sebelum melakukan penanaman, Anda harus terlebih dahulu merendam benih melon dengan air atonic untuk memastikan mereka baik atau buruk
3.         Kemudian tunggu hingga 2 jam, dan kemudian perhatikan bahwa benih mengambang merupakan benih yang tidak baik, tetapi jika benih nya tenggelam maka benih tersebut baik
4.         Kemudian pilih benih melon yang tenggelam dan keringkan agar tidak berjamur

Tanaman melon untuk budidaya biasanya diperbanyak secara generatif dari biji atau benih. Untuk budidaya melon seluas satu hektar diperlukan bibit tanaman sekitar 16.000- 20.000 pohon atau setara dengan 500-700 gram benih melon.
Sebelum ditanam benih harus dikecambahkan terlebih dahulu. Caranya dengan merendam benih dalam air hangat selama 6-8 jam. Bila benih belum mengandung fungisida, bisa ditambahkan fungisida ke dalam air rendaman sesuai dosis.
Setelah direndam benih ditiriskan dan ditebarkan diatas kain basah atau kertas koran yang telah dibasahi. Biarkan selama 1-2 hari hingga benih berkecambah. Jaga kelembaban kain atau kertas koran tersebut. Bila terlihat kering percikan air secukupnya.
Kemudian siapkan polybag kecil atau baki persemaian. Isi dengan media tanam berupa campuran tanah dengan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, lihat cara membuat media persemaian. Benamkan biji melon sedalam 1-2 cm ke dalam media tanam tersebut.

Tempat persemaian sebaiknya dilindungi dengan atap plastik bening atau sungkup. Hal ini diperlukan agar bibit yang tumbuh terlindungi dari terik matahari yang berlebihan dan kucuran air hujan langsung. Media persemaian harus terus dikontrol dan diperhatikan agar kelembabannya terjaga. Sirami secara teratur tetapi jangan terlalu basah.
Proses penyemaian biasanya berlangsung hingga 10-14 hari. Atau ditandai dengan tumbuhnya 2-3 helai daun. Pada fase ini bibit sudah siap dipindahkan ke lokasi penanaman.

Persiapan lahan dan penanaman
Pengelolaan lahan adalah cara menanam melon selanjutnya. Sebelum Anda melakukan pengelolaan lahan, Anda harus mempertimbangkan faktor iklim, tanah, dan ketinggian karena ketiga faktor ini memengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Setelah 3 hal penting ini terpenuhi, kami akan segera membahas cara pengolahan lahan tanam.

Cara mengolah lahan tanam
1.         Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan dalam bentuk cangkul, arit dan pupuk kandang kering
2.         Kemudian bersihkan area penanaman dengan cangkul dan sabit dari hama, baik rumput atau tanaman tidak bermanfaat lainnya
3.         Setelah membersihkan, mulailah membajak atau menggemburkan tanah dengan cangkul dengan kedalaman 40 cm. Pada langkah ini, Anda dapat menambahkan pupuk kandang untuk menghasilkan campuran yang lebih merata dengan perbandingan 3: 1.
4.         Jika pH tanah di bawah 5 atau di atas 7, Anda dapat terlebih dahulu menaburkan kapur pertanian dan diamkan selama 1-2 minggu.
5.         Langkah selanjutnya adalah membuat bedengan lebar 130 cm, tinggi 50 cm, dan panjang sesuai dengan kondisi lahan. Kemudian buatlah drainase bedengan pada jarak 40 cm dan buat juga lubang penanam di bedengan dengan jarak 30-40 cm.
6.         Kemudian Anda dapat menutupi bedengan dengan plastik dan biarkan istirahat selama 1-2 minggu atau tunggu sampai benih ditanam dari lokasi penyemaian.

Lahan untuk budidaya melon sebaiknya dibajak terlebih dahulu untuk menghaluskan bongkahan tanah. Kemudian bentuk bedengan dengan lebar 100-120 cm, tinggi 30-50 cm, panjang 10-15 meter dan jarak antar bedengan 50-60 cm.
Setelah itu berikan pupuk dasar berupa pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 15-20 ton/hektar. Tambahkan juga ZA, KCl dan SP-36 masing-masing 375 kg, 375 kg dan 250 kg untuk setiap hektarnya. Campurkan pupuk tersebut di atas bedengan dan aduk hingga merata dengan tanah bedengan. Biarkan lahan tersebut selama 2-4 hari.

Bila pH tanah yang akan digunakan untuk budidaya melon kurang dari 5, berikan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 2 ton per hektar. Campurkan dengan tanah bedengan setidaknya 2-3 hari sebelum pemupukan dasar.
Selanjutnya tutup bedengan dengan plastik mulsa hitam perak. Warna hitam menghadap ke tanah dan warna perak ke bagian luar. Buat lubang tanam di atas mulsa tersebut. Dalam setiap bedengan terdapat dua baris lubang tanam dengan jarak antar baris 60 cm dan jarak antar lubang dalam satu baris 50-60 cm. Penutupan mulsa minimal harus dilakukan 2 hari sebelum penanaman.

Cara selanjutnya menanam melon adalah memindahkan bibit melon dari tempat penyemaian ke area penanaman. Namun sebelumnya, tanaman itu harus sudah berumur 2 minggu, sudah memiliki 2-3 daun, jika semua sudah terpenuhi, Anda bisa langsung melakukan penanaman melon (di pagi hari).
Saat melon ditanam, tanaman melon diambil dari tempat semai bersama tempat semai baik dalam pot atau dalam polybag. Jika Anda menggunakan polybag, Anda dapat memasukkan tanaman melon langsung ke dalam lubang yang disiapkan sebelumnya, tetapi polybag harus dilepas agar akar tanaman melon berkembang dengan baik.

Jika Anda menggunakan pot, pertama-tama lepaskan tanaman dengan media tanam bibit yang telah disiapkan dengan hati-hati sehingga potensi tanaman tidak rusak setelah masuk ke lubang yang disiapkan sebelumnya.
Setelah selesai, tutup kembali lubang dengan tanah dan pupuk kandang dapat ditambahkan. Kemudian Siram dengan banyak air.

Perawatan budidaya melon

Penyulaman
Proses penyulaman adalah tanaman melon yang mati digantikan oleh tanaman melon yang baru. Penyulaman dilakukan pada tanaman melon berumur 1 minggu. Jika Anda mengganti tanaman yang lebih dari 1 minggu, Anda mungkin khawatir proses pertumbuhan nya akan berbeda.

Penyiangan
penyiangan adalah proses membebaskan tanah dari rumput dan tanaman liar lainnya. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan tangan kosong dan bisa juga dengan sekop. lakukan pengendalian gulma pada tanaman pada usia 3-6 minggu.

Pemasangan ajir
Untuk menghasilkan buah yang bagus, tanaman harus ditopang dengan ajir atau tongkat dari bilah bambu. Fungsinya agar buah yang dihasilkan tidak bersentuhan dengan permukaan tanah. Selain itu agar terjadi penetrasi sinar matahari ke seluruh bagian tanaman.
Pemasangan ajir hendaknya dilakukan sebelum tanaman tumbuh besar. Biasanya sebelum umur tanaman 3 hari terhitung sejak pertama ditanam. Hal ini dimaksudkan agar ajir yang ditancapkan tidak melukai akar tanaman.

Siapkan ajir sepanjang 1,5 meter. Tancapkan ajir tersebut pada lubang tanam secara menyerong, ujung atasnya condong ke arah dalam bedengan. Sehingga ajir-ajir tersebut saling bersilangan, membentuk huruf X. Kemudian siapkan bilah bambu yang lebih panjang dan letakkan secara horisontal diantara silangan ajir-ajir tersebut, ikat dengan tali rafia.

Penyiraman
Penyiraman yang teratur sangat diperlukan dalam budidaya melon. Penyiraman hendaknya dilakukan setiap sore hingga umur tanaman satu minggu. Selanjutnya penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali.
Ketika musim hujan drainase harus berfungsi dengan baik. Jangan biarkan lahan tergenang air. Tanaman melon tidak menghendaki tanah yang terlalu basah.

Pemupukan susulan
Pemupukan susulan diperlukan mulai tanaman berumur satu minggu. Pupuk yang diberikan sebaiknya berbentuk cair. Pupuk padat bisa dilarutkan terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan bisa pupuk cair organik atau pupuk kimia buatan.
Pupuk susulan dengan pupuk kimia buatan diberikan sebanyak 6 kali. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan pada tanaman. Dosis pemupukan 200-250 ml/tanaman.

Penyerbukan buatan
Pada musim kemarau penyerbukan dilakukan oleh serangga penyerbuk. Namun saat musim hujan biasanya intensitas serangga penyerbuk berkurang. Untuk mendapatkan kualitas yang baik lakukan penyerbukan buatan.
Penyerbukan buatan dilakukan pada pagi hari, sebelum pukul 10. Bila terlalu siang kuncup bunga sudah agak layu atau menutup. Lakukan penyerbukan buatan pada bunga betina, terutama bunga yang ada pada cabang ke-9 hingga ke-13. Dalam satu pohon setidaknya bisa ditumbuhkan 3-4 calon buah. Kemudian diseleksi lagi, sehingga buah yang dipelihara sampai panen cukup 1-2 per pohon, tergantung ukuran buahnya. Bila ukuran buahnya besar, cukup satu per pohon.

Hama dan penyakit

Budidaya melon di daerah tropis seperti Indonesia cukup rentan dengan serangan hama dan penyakit. Hama yang biasa menyerang budidaya melon antara lain kutu daun, lalat buah, ulat daun, thrips, tungau. Sedangkan penyakit yang menyerang antara lain antraknosa, busuk buah, busuk batang dan mosaik.
Untuk menghindari serangan hama dan penyakit lakukan kultur teknis seperti rotasi tanaman, pemupukan berimbang dan menjaga sanitasi kebun. Bila hama dan penyakit telah menyerang semprot dengan pestisida yang cocok. Bisa pestisida organik atau pestisida sintetis. Lakukan penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran.

Pemanenan

Biasanya budidaya melon siap dipanen setelah berumur 3 bulan. Ciri-ciri melon siap panen untuk jenis reticalatus antara lain serat jala pada permukaan kulit tampak jelas dan kasar, permukaan kulit sekitar tangkai terlihat retak-retak, warna kulit hijau kekuningan dan sudah mengeluarkan aroma.
Pemetikan melon dapat dilakukan dengan gunting atau pisau. Yang harus Anda lakukan adalah memotong batang yang mengarah ke daun, bukan batang yang mengarah ke buah.
Buah melon sebaiknya dipetik pada tingkat kematangan 90% atau sekitar 3-7 hari sebelum matang penuh. Hal ini berguna untuk memberikan waktu lebih pada distribusi.

Pemetikan dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting. Tangkai dipotong seperti huruf  T, jadi bagian yang dipotong adalah yang mengarah pada daun bukan pada buah. Pemanenan sebaiknya pada pagi hari sekitar pukul 8-11 dan dilakukan secara bertahap. Pilih buah yang benar-benar telah siap dipanen.

http://lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/45-budidaya/1262-panduan-teknis-budidaya-melon

Hama dan Penyakit Melon

Jenis-jenis Hama Tanaman Melon dan Cara Penanggulangannya

a). Jangkrik/Gangsir : Jangkrik/gangsir menyerang dengan memakan pangkal batang, terutama pada tanaman muda. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diarea tanaman dan menutup lubang mulsa disekitar tanaman dengan tanah atau potongan bambu. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida misalnya, curacron, decis, santoat atau regent.

b). Penggerek Daun : Menyerang daun tanaman hingga batang tanaman muda, menyebabkan daun berlubang dan hanya menyisakan tulang daun. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menanam dilokasi yang jauh dari tanaman terong, gambas, timun, semangka dan tanaman sejenis lainnya. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan curacron atau regent.

c). Ulat Grayak : Ulat grayak memakan daun terutama daun muda hingga batang muda. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida misalnya santoat, curacon atau regent.
Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari.
Pengendalian
           Cara kultur teknis, penanggulangan ulat daun secara teknis dilakukan dengan memangkas cabang-cabang sekunder sehingga hanya batang utama yang dipelihara. Daun yang terserang dan posisinya dekat dengan buah sebaiknya dibuang.
           Cara fisik atau mekanik, secara mekanis, penanggulangan ulat daun dilakukan dengan penangkapan. Gunakan alat perangkap yang diberi methyl eugenol untuk spodoptera litura (caranya sama dengan pengendalian hama lalat buah).
           Musuh alami, antara lain kelompok patogen (nuclear-polyhedrosis virus), Metharhizium anisopliae), parasitoid (telur: Telenomus spodopterae, larva: Apantelesspp., pupa: Brachimeria spp.), dan predator larva (Paederus fuscipes, Lycosa pseudoannulata, Selonopsis gemminata)
           Cara kimia, penanggulan secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan insektisida pirethroid sintesis, misalnya Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 0,5-,75 ml/l.

d). Ulat Tanah : Ulat tanah aktif pada malam hari, menyerang pangkal batang hingga daun. Dapat dikendalikan dengan penyemprotan prevathon atau curacron. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada malam hari.
Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong.
Pengendalian
           Teknis, pengendalian awal ketika melakukan pengolahan tanah yaitu dengan menggali tanah agak dalam, kemudian menghilangkan rumput atau tanaman lain yang tumbuh disekitar.
           Musuh alami, antara lain apanteles ufricus, tritaxys brauri, cuphocera varies, dan cendawan botrytisserta metarrhizium.
           Kimiawi, penyemprotan prevathon atau curacron. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada malam hari.

e). Lalat Buah : Lalat buah menyerang buah yang masih kecil dengan cara memasukkan telur kedalam buah. Setelah telur-telur lalat buah menetas menjadi larva ia akan memakan daging buah dan menyebabkan buah menguning, busuk dan akhirnya rontok. Pengendalian dapat dilakukan dengan memasang perangkap lalat buah dan penyemprotan insektisida yang berbau tajam misalnya curacron atau santoat.

Lalat buah menyerang buah melon dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah terong sehingga buah menjadi busuk.
Pengendalian
           Cara kultur teknis, yang dapat dilakukan adalah buah yang telah terserang maka segera ambil dan buang ketempat yang jauh, menanam tanaman yang tidak menjadi inang bagi lalat buah, sanitasi lapang yang teratur; dan memanen lebih awal sebelum terjadi infestasi lalat buah.
           Secara mekanis, pengendalian terhadap hama ini dapat dilakukan dengan membuat perangkap dari larutan metil eugenol yang di pasang pada sedikit kapas dan dimasukkan dalam botol air mineral, lalu letakkan perangkap pada lokasi strategis.
           Kontrol biologi, yaitu penggunaan agen kontrol biologi seperti preadator dan parasitoid seperti laba-laba, semut, kumbang carabid, kepik pengisap, kumbang penjelajah atau Staphylinid beetles (misalnya tomcat).
           Pengendalian secara kimia yang dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida seperti Curacron 500 EC atau Hostathion 40 EC sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang petang atau pagi hari sebelum matahari terbit.

f). Aphids dan Trhips : Keduanya merupakan hama jenis kutu-kutuan yang menyerang daun tanaman muda dengan cara menghisap cairan daun dan menyebabkan daun mengkerut atau keriting. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan membersihkan tanaman inang. Penyemprotan dapat dilakukan dengan akarisida berbahan aktif abamectin misalnya bamex, demolish atau agrimec.
Hama thrips menyerang bagian daun tanaman. Namun tak jarang pula hama thrips menyerang bagian tunas, bunga, dan buah. Penyerangan terjadi pada pagi hari saja dan banyak dijumpai pada musim kemarau.
Gejala yang akan ditimbulkan:
           Daun yang terserang hama thrips yang semula lurus berubah menjadi keriting.
Cara kerja:
           Hama ini akan menghisap cairan pada bagian tanaman yang diserang
           hama thrips ini akan menghisap cairan yang ada dan mengakibatkan bagian tersebut menjadi keriting.
Pengendalian
           Cara kultur teknis, dilakukan apabila hama yang menyerang tanaman belum begitu banyak. Cara penanggulangan dengan memusnahkan bagian tanaman yang terserang hama thrips.
           Musuh alami, seperti kumbang Coccinellidae, tungau predator, kepik Anthocoridae, dan kumbang Staphulinidae.
           Pengendalian secara kimia yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida secara selektif, misalnya Mesurol 50 WP, Pegasusu 500 SC atau Perfekthion 400 EC, Agrimec 18 EC, Confidor 200 SL, Curacron 500EC, , pada waktu sore hari

g). Kumbang Daun : Hama ini menyerang pada malam hari dengan sasaran daun dan bunga, menyebabkan daun dan bunga menjadi bolong-bolong. Dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif diafentiuron, tiodikarb, profenofos atau metidation.
h). Kutu Kebul : Kutu kebul (Bemisia tabaci) menyebabkan kerusakan pada daun berupa bercak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan daun. Kutu kebul juga merupakan vektor utama virus gemini yang menyebabkan penyakit bulai. Dapat dikendalikan dengan membuang tanaman yang terinfeksi dan penyemprotan akarisida berbahan aktif abamektin (misalnya alfamex. bamex, demolish atau agrimec).

h). Kutu kebul
Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak.
Pengendalian
           Menggunakan sistem air curah, hal ini karena percikan air dari springkel membuat kutu kebul tercuci dan dapat merusak telur-telur yang ada pada permukaan daun
           Meggunakan perangkap kuning (yellow trap) dengan memansang kayu yang dicat kuning atau menggunakan kertas berwarna kuning dan telah diolesi oli.
           Menggunakan musuh alami berupa predator laba-laba dan parasitoid Eretmocerus sp. Dapat juga menggunakan pathogen cendawan dari genus Aschersonia dan Verticillium dan jamur Beauveria bassiana.
           Kimia, pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif abekmektin 18 g/liter.

i). Tungau (Tetranicus cinnabarinus)
Serangan pada tanaman melon menunjukkan gejala adanya titik-titik halus pada daun, berwarna kuning yang semakin lama warnanya menjadi hitam. Daun yang terserang melengkung dan terpelintir, berwarna kuning atau cokelat. Bagian bawah daun berwarna abu-abu dengan jaringan-jaringan halus dan terdapat sekumpulan hama yang tampak seperti titik-titik berwarna kuning, oranye, atau merah.
Pengendalian
           Cara kultur teknis, dilakukan dengan cara membersihkan gulma disekitar pertanaman.
           Cara fisik/mekanis, penanggulangan tungau dilakukan dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang
           Cara kimiawi, dengan memberikan akarsida, seperti Meothrin 50 EC Mitac 200 EC (amitraz) dengan konsentrasi 1,0-1,5 ml/l

Jenis-jenis Penyakit Tanaman Melon dan Cara Pengendaliannya

a). Rebah Semai : Atau dumping-Off yang terjadi pada semaian, ditandai dengan gejala batang berwarna coklat, rebah dan kemudian mati. Dapat dicegah dengan aplikasi fungisida karbendazim pada benih atau disemprot dengan fungisida antracol.
Rebah semai biasa menyerang tanaman melon pada fase pembibitan. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pythium sp. yang bersifat tular tanah dan sporanya mampu bertahan lama di dalam tanah. Penyakit terjadi di pesemaian dengan gejala berupa pembusukan pada akar dan pangkal batang bibit.
Pengendalian
           Lakukan sterilisasi media tanam
           Hindari kelebihan air dan kelembaban media yang tinggi.
           Bersihkan tanaman yang terinfeksi.
           Menggunakan agen pengendali hayati yaitu Trichoderma harzianum
           Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.

b). Layu Fusarium : Disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Gejala terlihat jika ada tanaman yang tampak segar dipagi hari dan layu pada siang hari, kemudian segar kembali pada sore hari. Gejala ini berlangsung selama beberapa hari hingga akhirnya mati. Pencegahan dilakukan dengan penggunaan benih yang tahan terhadap cendawan Fusarium oxysporum, penggunaan mulsa plastik agar tidak terlalu lembab, drainase yang baik, rotasi tanaman dan aplikasi trichoderma. Pengendalian dilakukan dengan cara membuang tanaman terserang dan pengocoran trichoderma atau pengocoran fungisida.

Disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Gejala terlihat jika ada tanaman yang tampak segar dipagi hari dan layu pada siang hari, kemudian segar kembali pada sore hari. Gejala ini berlangsung selama beberapa hari hingga akhirnya mati.
Pengendalian
           Menggunakan benih yang tahan terhadap cendawan Fusarium oxysporum
           Menggunakan mulsa plastik agar tidak terlalu lembab
           Mengatur drainase yang baik
           Melakukan rotasi tanaman
           Membuang tanaman yang terserang terserang
           Menggunakan bakteri antagonis Trichoderma

c). Antraknosa : Gejala terlihat jika terdapat bercak-bercak coklat pada daun dan akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Jika menyerang buah menyebabkan busuk buah ditandai dengan adanya bulatan berwarna merah jambu dan lama kelamaan akan meluas. Pengendalian dilakukan dengan cara membuang jauh buah yang terserang dan penyemprotan dengan fungisida antracol, Bion M, dithane dll.

Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Antarknosa disebabkan oleh jamur Collectroticum capsi yang akan berkembang pesat pada lingkungan yang lembab dan basah. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu.
Pengendalian
           Mengatur jarak tanam untuk mencegah datangnya serangan penyakit antraknosa
           Merendam benih yang akan digunakan untuk menanam melon pada cairan fungisida sesuai dosis.
           Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

https://civitas.uns.ac.id/petanimuda/

d). Layu Bakteri : Ditandai dengan adanya tanaman yang layu permanen, jika batang dipotong melintang terlihat pembuluh xylem menghitam. Pengendalian dilakukan dengan mencabut dan membuang tanaman terinfeksi dan penyemprotan bakterisida, misalnya agrimicin.
Busuk Phytopthora

e). Embun Tepung (Powdery mildew) : Gejala terlihat dengan adanya daun dan batang yang dilapisi semacam tepung berwarna putih. Jika menyerang seluruh daun dan batang, daun dan batang menjadi coklat dan mengkerut. Tanaman menjadi lemah dan kerdil karena pertumbuhan terhambat. Dapat dikendalikan dengan memusnahkan tanaman terserang dan penyemprotan fungisida berbahan aktif benomyl, pradimefon, oksitioquinoks dan tembaga.

f). Penyakit Virus WMV (Water Melon Virus) : Serangan virus ini ditandai dengan adanya daun yang melepuh, belang-belang, daun berubah bentuk dan menkerut, pertumbuhan kerdil dan terdapat rekahan membujur pada batang. Dikendalikan dengan cara memusnahkan tanaman terinfeksi, rotasi tanaman dan mengendalikan aphids dan thrips sebagai vektornya dengan penyemprotan demolish, agrimec, alfamex atau bamex.

g). Bercak Daun : Ditandai dengan adanya bercak-bercak hitam kecoklatan berbentuk bulat dan menyebar hingga daun mengering. Bercak daun merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh cendawan patogen. Pencegahan dilakukan dengan melakukan pergiliran tanaman, menjaga kondisi lingkungan agar tidak terlalu lembab. Perlakuan kimiawi dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida antracol, starmyl, dithane atau score.


h). Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun terong yang terserang seperti tersiram air panas. Sedangan serangan pada buah ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak.
Pengendalian
•           Sanitasi umum,yaitu sumber-sumber infeksi dimusnahkan.
•           Pemangkasan secara tepat, dengan mengurangi tunas tunas yang tumbuh secara berlebihan.
•           Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.

https://mitalom.com/mengatasi-hama-dan-penyakit-tanaman-melon/


Pestisida tanaman Melon







Pabrik benih di indonesia

PT Syngenta Indonesia

Pabrik:
Jalan Raya Tlajung Udik Km. 62.8
Gunung Putri - 16961
Bogor

Tel: 021-8672776
Fax: 021-8672825

Kantor:
Perkantoran Hijau Arkadia, Tower C, Lt. 9
Jalan TB Simatupang Kav 88
Jakarta 12520

Tel: 021-78836979
Fax: 021-78836323

Website: www.syngenta.co.id

PT EAST WEST SEED INDONESIA


KONTAK KAMI
Telepon: +62 264 201871 / +62 22 3000 2010
Fax: +62 264 201875 / +62 22 3000 2019
Hubungi kami disini
ALAMAT POS
PT EAST WEST SEED INDONESIA
Desa Benteng, Kecamatan Campaka
Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia 41181



PT. TAKII INDONESIA

SEKRETARIAT
Plaza Kelapa Gading Blok C No. 48
Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading
Jakarta Utara 14240 – Indonesia
CONTACT US
Phone: +62 21 4585 1413
Email: info@hortindo.org






KOREAN SEED INDONESIA


o          Company Name : KOREAN SEED INDONESIA
o          Address : Bendorejo, Tawang Wates Kediri, Indonesia
o          Capital : -
o          Telephone : (62-354)442-614
o          Fax : (62-354)442-533
o          Email : koreana@indo.net.id


Lokasi perusahaan di Indonesia :
- Jakarta     Beltway Office Park Building A, 5th floor
Jl. Ampera Raya No. 9-10
Jakarta, 12550     Tel: +62-21-7822555
Fax: +62-21-7822565
- Malang     Malang Operations
Jl. Raya Krebet, Desa Krebet
Bululawang
Malang 65171 East Java     Tel: +62-341-879470
Fax: +62-341-879237
- Pasuruan     Pasuruan Operation
Kawasan Industri PIER
Jl. Rembang Industri I/48 A-B
Pasuruan 67153     Tel: +62-343-740209
Fax: +62-343-740210


KANTOR PUSAT DAN FASILITAS PRODUKSI


Kantor Pusat:
PT BISI International Tbk
Jl. Raya Surabaya Mojokerto km 19,
Desa Bringinbendo,
Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, Indonesia.

Telepon           +62-31-7882528

Faksimili          62-31-7882856
Alamat e-mail  investor.relations@bisi.co.id


Monsanto Indonesia


Jakarta
Head Office
Monsanto Indonesia
Wisma Pondok Indah 2, 6th floor
Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA
Pondok Indah - Jakarta 12310
Phone: +62-21-29976400
Fax: +62 21 7592 2928



PT ORIENTAL SEED INDONESIA


Kantor :
Dusun Kamal,Rt 02 Rw 04 Pagersari Mungkid Magelang Jawa Tengah Indonesia, 56551
Tlp. 0293 782450
Fax. 0293 782436
Hp. 0815 7872 6979



PT. BINTANG ASIA

Kontak Kami
Jl. Akhmaludin No. 26
Jember - Jawa Timur
Indonesia
Telp : 0331-323216
Email : cs@benihcitraasia.com


PT. BENIH PERTIWI

Kantor
Kompleks Plasa Segi Delapan,
Jl. Segi Delapan Indah Kav III D, No. 821-822,
Surabaya (60189)
Telepon: (031) 7322099, (031) 7320365
Fax : (031) 7320365
Pabrik
Jl. Pare Kediri, Ds. Sambirejo, Kec. Pare,
Kab. Kediri (64226),
Telepon : (0354)394818, (0354) 391882
Fax : (0354) 391090


PT. SANGHYANG SRI
Kementerian
Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13 Jakarta 10110 Indonesia
Telp. 021-29935678 Fax. 021-29935740
All Rights Reserved 2016


CV.Multi Global Agrindo

Alamat: Jl. Raya Solo-Tawangmangu, Lempo, Salam, Kec. Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57791
Jam buka:
Buka  Tutup pukul 15.00
  
           
           
           
           
           
           
Telepon: 0813-9347-3009
Provinsi: Jawa Tengah

PT. PRIMASID ANDALAN UTAMA INDONESIA


Alamat: Plaza Kelapa Gading, Rukan Inkopal, Blok C no. 48, JL. Raya Boulevard Barat, Kelapa Gading Permai, RT.15/RW.3, Klp. Gading Bar., Kec. Klp. Gading, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240
Jam buka:
Buka  
Tutup pukul 17.00
                    
Telepon: (021) 4517103
Provinsi: Jakarta


CV. Aura Seed Indonesia
Hubungi Kami
           SMS : 0856-0856-6034
           WA : 0856-0856-6034
           TELP-1 : 0856-0856-6034
           TELP-2 : 081-904-983-985
           EMAIL : halo@sentratani.com
           FB : facebook.com/sentratani


Comments

Popular posts from this blog

TERONG

Kentang

CABAI